Fenomena Langit Juli 2025: Hujan Meteor hingga Bumi di Titik Terjauh dari Matahari

Sukabumiupdate.com
Rabu 02 Jul 2025, 17:15 WIB
Fenomena Langit Juli 2025: Hujan Meteor hingga Bumi di Titik Terjauh dari Matahari

Ilustrasi - Langit malam Juli 2025 akan dihiasi beragam fenomena astronomi yang menakjubkan. (Sumber : Freepik.com/@vecstock).

SUKABUMIUPDATE.com - Bulan Juli 2025 ini terdapat fenomena langit yang cukup beragam, mulai dari kemunculan merkurius dan mars, hujan meteor, hingga bumi mencapai titik terjauh dengan matahari.

Berbicara fenomena langit bulan Juli, Venus dan Saturnus akan tampak sebelum matahari terbit dan Merkurius juga Mars muncul saat senja menyapa.

Mayoritas fenomena langit bulan Juli dapat disaksikan langsung dengan mata telanjang tanpa alat bantu, namun dengan catatan cuaca cerah.

Akan tetapi agar pengamatan lebih maksimal, disarankan menggunakan teleskop atau teropong, terutama untuk beberapa peristiwa tertentu. 

Berikut adalah beberapa fenomena langit bulan Juli dikutip dari laman Langit Selatan.

Fenomena Langit Bulan Juli

Merkurius dapat terlihat hingga sekitar pekan ketiga bulan Juli. Planet ini perlahan naik lebih tinggi di langit barat, mencapai posisi tertingginya pada awal Juli. 

Lalu turun kembali mendekati Matahari hingga akhirnya menghilang tertutup cahaya Matahari. Sepanjang Juli, Merkurius menempati rasi Pisces.

Sementara itu, Mars, si planet merah, tampak di langit barat hingga sekitar tiga jam setelah Matahari tenggelam. Planet ini mengawali dan mengakhiri bulan Juli dalam konjungsi dengan Bulan. 

Sepanjang bulan, Mars dapat disaksikan berpindah dari rasi Leo pada pertengahan bulan, kemudian menuju rasi Virgo di akhir Juli. Mars akan tampak dekat dengan Bulan menjelang akhir bulan. Baik Merkurius maupun Mars dapat diamati setelah Matahari terbenam.

4 Juli — Aphelion

Bumi mengorbit Matahari dalam jalur elips. Artinya, ada waktu ketika Bumi berada paling dekat dengan Matahari, dan ada masa ketika posisinya paling jauh.

Pada tanggal 5 Juli, Bumi mencapai titik terjauh dari Matahari (aphelion) dengan jarak 1,016644 SA atau sekitar 152.494.248 kilometer.

11 Juli — Bulan Purnama

Pada tanggal 11 Juli, Bulan akan tampak purnama dan terlihat di langit sejak Matahari terbenam hingga menjelang pagi. Ini menjadi momen ideal untuk mengamati permukaan Bulan dan kawah-kawahnya. Setelah fase purnama, waktu terbit Bulan akan semakin larut setiap malam.

16 Juli — Bulan — Saturnus

Pada 16 Juli, Bulan akan berada dekat dengan Saturnus dan bisa diamati mulai tengah malam hingga fajar. Jarak keduanya sekitar 6,6 derajat. Saturnus terbit lebih dulu pada pukul 22.19 WIB, diikuti Bulan pada pukul 22.34 WIB. Ketika Matahari terbit, posisi keduanya mencapai ketinggian sekitar 71 derajat di atas cakrawala.

22 Juli — Bulan — Venus

Pada 22 Juli, Bulan akan melintasi Venus dengan jarak pisah sekitar 6,5 derajat. Keduanya dapat terlihat di langit sebelum Matahari terbit. Venus muncul terlebih dahulu pada pukul 03.13 WIB, kemudian diikuti Bulan pada pukul 03.22 WIB. Saat Matahari terbit, keduanya berada pada ketinggian 34 derajat di langit timur.

28 Juli — Bulan — Mars

Pada tanggal 28 Juli, Bulan akan tampak sangat dekat dengan Mars, terpisah sekitar 3,5 derajat, tepat di wilayah perbatasan rasi bintang Leo dan Virgo. Fenomena ini dapat disaksikan setelah Matahari terbenam hingga sekitar pukul 21.50 WIB, ketika Mars terbenam, sementara Bulan terbenam lebih dahulu pada pukul 21.01 WIB. Saat Matahari terbenam, posisi keduanya berada sekitar 37 derajat di arah barat daya.

25 Juli — Bulan Baru

Tanggal 25 Juli menjadi momen Bulan Baru, yang berarti langit malam akan gelap tanpa cahaya bulan. Ini menjadi waktu yang ideal untuk pengamatan astronomi, terutama astrofotografi objek langit dalam seperti Deep Sky atau Bima Sakti. Pada fase ini, Bulan terbit hampir bersamaan dengan terbitnya Matahari, sehingga pengamat dapat menyaksikan planet-planet tanpa gangguan cahaya Bulan.

28-29 Juli — Hujan Meteor Piscis Austrinid

Hujan meteor Piscis Austrinid mencapai puncak aktivitasnya di akhir Juli, dengan rata-rata hingga 5 meteor per jam. Fenomena ini berlangsung mulai 15 Juli hingga 10 Agustus, dan tampak muncul dari arah rasi Piscis Austrinus, dengan kecepatan melesat sekitar 35 km per detik.

Hujan meteor ini bisa dinikmati mulai pukul 19.51 WIB hingga fajar. Waktu terbaik pengamatan adalah sekitar pukul 02.13 WIB, ketika titik radian meteor berada di posisi tertinggi di langit. Bulan sabit akan terbenam lebih awal, yakni pukul 20.51 WIB, sehingga kondisi langit akan relatif gelap.

30-31 Juli – Hujan Meteor Delta Aquarid Selatan

Hujan meteor Delta Aquarid Selatan berasal dari sisa-sisa komet Marsden dan Kracht Sungrazing. Sama halnya dengan hujan meteor eta Aquarid, hujan meteor ini juga tampak muncul dari rasi bintang Aquarius.

Fenomena ini berlangsung mulai 12 Juli hingga 23 Agustus, dan akan mencapai puncak intensitas pada 31 Juli, dengan sekitar 25 meteor per jam melesat di langit, bergerak dengan kecepatan sekitar 41 kilometer per detik.

Fenomena Delta Aquarid sudah dapat disaksikan sejak pukul 19.47 WIB hingga menjelang fajar. Waktu terbaik untuk mengamati meteor-meteor ini adalah sekitar pukul 02.00 WIB, ketika titik radian meteor berada di posisi tertinggi di langit. Bulan akan terbenam pada pukul 23.02 WIB, sehingga kondisi langit cukup gelap untuk pengamatan.

30-31 Juli – Alpha Capricornid

Selain Delta Aquarid Selatan dan Piscis Austrinid, hujan meteor Alpha Capricornid juga mencapai puncaknya pada malam 30 Juli. Hujan meteor ini aktif sejak 7 Juli hingga 15 Agustus dan tampak berasal dari rasi Capricornus. 

Asalnya diyakini dari komet 45P Honda-Mrkos-Pajdusakova, meskipun ada dugaan bahwa asteroid 2002 EX12, yang kemudian dikenal sebagai komet 169P/NEAT, turut berkontribusi.

Puncak hujan meteor Alpha Capricornid terjadi pada 31 Juli dengan rata-rata intensitas 5 meteor per jam. Namun, hujan meteor ini terkenal karena sering menghasilkan bola api terang yang melesat melintasi langit malam. 

Rasi Capricornus telah terbit sejak Matahari terbenam, sehingga pengamat dapat menikmati hujan meteor ini sepanjang malam hingga fajar. Waktu paling ideal untuk pengamatan adalah sekitar pukul 23.45 WIB, saat titik radian meteor berada di posisi tertinggi di langit. Bulan juga terbenam pada pukul 23.02 WIB, menciptakan kondisi langit yang lebih gelap.

Rasi Bintang & Bima Sakti

Akhir Juli menjadi momen istimewa untuk menikmati keindahan langit malam, terutama karena Bulan memasuki fase Bulan Baru, membuat langit lebih gelap dan jernih.

Waktu terbaik untuk mengamati Bima Sakti:

  • Awal bulan: 4 – 7 Juli, mulai pukul 00.30 WIB, sesudah Bulan terbenam.

  • Akhir bulan: 22 – 29 Juli, sepanjang malam.



Berita Terkait
Berita Terkini