Menilik Sejarah Opor, Hasil Akulturasi Masyarakat Jawa, China, dan India

Minggu 24 Mei 2020, 02:00 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Potong ketupat, siram sayur labu, dan siram kuah opor; ah, sedap nian! Bagi sebagian orang, menikmati hidangan ketupat dengan bumbu serba pekat adalah surga. Melansir dari kumparan.com, apalagi dengan sambal goreng kentang yang bikin makanan khas Lebaran ini makin sedap. Rasanya sehari melepas diet juga enggak apa-apa, besok mulai lagi!

Ya, walau kerap disandingkan dengan rendang, opor tak jarang mencuri perhatian saat Lebaran. Pakai ayam kampung lebih sedap. Perpaduan rempah dan santan itu kian menggoda bila bumbunya benar-benar meresap.  

Keberadaan opor untuk sajian Idul Fitri di Indonesia sudah jadi cerita lama. Meski ada beberapa versi sejarah opor —mulai dari asimilasi budaya India hingga China— makanan ini rasanya begitu lekat dengan masyarakat Indonesia. 

Menjawab simpang siur tersebut, kumparan menghubungi Prof. Dr. Ir. Murdijati-Gardjito, Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Gadjah Mada. Menurutnya, ada dua jenis opor yang perlu diketahui. 

“Menurut hasil penelusuran saya, memang opor adalah masakan asli Jawa akan tetapi orang Jawa mengenal dua macam opor yaitu opor berkuah santan berwarna putih kecokelatan dan opor yang kuahnya berwarna kuning,” katanya.Menurut beliau, warna kuning pada opor merupakan pengaruh masakan India karena kunyit banyak digunakan dalam makanan khas negara tersebut. “Sedangkan yang kuahnya berwarna putih lebih disukai oleh masyarakat Tionghoa yang akhirnya berdomisili di Jawa,” tambahnya. 

Memang, masakan China tidak banyak yang menggunakan kelapa. Namun opor kuah putih ini jadi dekat dengan kuliner negeri tirai bambu karena penggunaan lontong yang bulat —untuk lontong cap go meh. Menurut Prof. Murdijati lontong yang bulat ini merupakan akulturasi karena masyarakat China mengagumi bentuk bulat yang menyerupai bulan purnama; bulat dan indah. 

“Lalu dari aspek bumbunya, opor menggunakan jintan. Nah, jintan ini merupakan bumbu yang banyak digunakan dalam seni dapur India. Jadi memang demikian, seni dapur itu merupakan persilangan antar budaya.

Bagaimana masyarakat Jawa menikmati opor

Kalau sekarang kebanyakan opor menggunakan ayam, dulu masyarakat Jawa bikin opor dari daging bebek. Di Solo, opor bebek sungguh tersohor, penggunaan kunyit bisa meredam bau amis dari daging bebek. 

“Masyarakat Jawa dahulu membuat opor daging bebek sampai ada kalimat yang menjadi puisi Jawa: opor bebek mentas saka awake dhewek artinya mandiri dengan upayanya sendiri,” katanya. 

Selanjutnya masyarakat Jawa yang lain seperti di Jogja, Jawa Tengah, dan Jawa Timur mengenal opor ayam. Opor daging sapi dengan kuah kuning juga banyak dikonsumsi; terutama dalam perayaan besar. Beberapa restoran dan rumah makan menyediakan opor sebagai lauk pauk untuk teman makan nasi rames atau lontong opor.  

“Lain lagi di Pekalongan, di alun-alunnya setiap hari mulai pukul 3 siang ada seorang penjual lontong opor ayam yang sebenarnya berdomisili dari Batang. Uniknya lontong opor ini dimakan dengan wadah dari daun pisang yang disebut pincuk. Keberadaan opor ayam di Pekalongan ini tidak terkait perayaan apa pun,” jelas Prof. Murdijato.

Ia juga berkisah bahwa di Solo, opor juga dapat diisi dengan rebung bambu petung. Sedangkan di Yogyakarta, tahu dan tempe pun bisa dimasak opor. Rasanya yang gurih dan tidak pedas bikin opor jadi lauk pauk segala usia. Dimakan dengan kerupuk udang, lebih mantap! 

Menurut penulis Pusaka Citarasa Indonesia itu, lontong opor bersama dengan sambal goreng daging giling merupakan kelengkapan dari makanan khas Lebaran sepanjang masa kehidupan masyarakat di Jawa.  

“Lontong opor atau ketupat opor bersama dengan sambal gorengnya sering dilengkapi dengan bubuk kedelai, irisan telur dadar, serta abon daging sapi. Lebaran tanpa lontong komplit rasanya tidak lengkap. Imlek dengan lontong cap go meh pun menjadi afdal di kalangan masyarakat Tionghoa. Demikianlah silang budaya antar bangsa telah terjadi di meja makan,” pungkasnya.

 

Sumber : kumparan.com

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
DPRD Kab. Sukabumi15 Januari 2025, 23:01 WIB

Komisi II DPRD Sukabumi Tegaskan Pentingnya Pengawasan Ketat Tambang Ilegal

Maraknya aktivitas tambang ilegal di wilayah Kabupaten Sukabumi mendapat sorotan dari Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Sukabumi, Hamzah Gurnita. Ia dengan tegas meminta pemerintah daerah untuk lebih serius mengawasi
Hamzah Gurnita, Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Sukabumi | Foto : Ilyas Supendi
Sukabumi15 Januari 2025, 22:56 WIB

Luka Bakar Parah, Kondisi Terkini Pekerja Pasang Spanduk Tersengat Listrik di Cicantayan Sukabumi

Ifan Apriandi (27 tahun), korban tersengat listrik tegangan tinggi saat memasang spanduk di sebuah toko (Pusat Gadai) di Kampung Cikukulu, Desa Cisande, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi pada Rabu (15/1/2025).
Lokasi karyawan tersengat listrik saat emasangan spanduk di Cicantayan Kabupaten Sukabumi | Foto : Ibnu Sanubari
DPRD Kab. Sukabumi15 Januari 2025, 22:20 WIB

DPRD Sukabumi Apresiasi Peresmian Jembatan Cilalay Warungkiara: Tingkat Aksesibilitas Warga

Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi dari Fraksi Golkar, Rika Yulistina, menghadiri peresmian Jembatan Cilalay yang menghubungkan Desa Sirnajaya dengan Desa Bantarkalong, Kecamatan Warungkiara
Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi dari Fraksi Golkar, Rika Yulistina | Foto : Ilyas Supendi
Sukabumi15 Januari 2025, 22:05 WIB

DKUKM Sukabumi Hadir di Mal Pelayanan Publik, Permudah Layanan Koperasi dan Usaha Kecil

Dinas Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (DKUKM) Kabupaten Sukabumi kini membuka layanan di Mal Pelayanan Publik (MPP) yang berlokasi di Kantor DPMPTSP (Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu)
Kepala DKUKM Kabupaten Sukabumi, Sigit Widarmadi | Foto : Istimewa
Sukabumi15 Januari 2025, 21:46 WIB

Menegangkan, Detik-detik Penangkapan King Kobra 3 Meter Di Taman Asri Kota Sukabumi

Edi menyebut pertarungannya dengan ular itu berlangsung kurang lebih lima menit, mengingat lokasi berada di selokan kecil dipenuhi semak belukar.
Momen penangkapan ular king kobra sepanjang 3 meter di Subangjaya Kota Sukabumi | Foto : Tangkapan layar video
Sukabumi15 Januari 2025, 21:30 WIB

Dukung Aksesibilitas Ekonomi, Duplikasi Jembatan Lalay Diresmikan Bupati Sukabumi

Jembatan duplikasi pengganti jembatan Lalay ini diresmikan oleh Bupati Sukabumi Marwan Hamami pada Rabu malam (15/1/2025).
Bupati Sukabumi Marwan Hamami beserta Kepala Dinas PU Dede Rukaya dan Forkopimda berfoto bersama usai meresmikan Jembatan Cilalay. (Sumber : SU/Ilyas)
Sukabumi15 Januari 2025, 21:15 WIB

Kunjungi BPKPD, Ayep Zaki Gali Data dan Instrumen untuk Wujudkan Target PAD Kota Sukabumi 2026

Wali Kota Sukabumi terpilih, Ayep Zaki, kembali melanjutkan silaturahmi dengan sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).Ayep Zaki menyampaikan target ambisius terkait PAD untuk tahun 2026
Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi Ayep Zaki - Bobby Maulana saat bersilaturahmi dengan Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD), Rabu (15/1/2024) | Foto : Istimewa
DPRD Kab. Sukabumi15 Januari 2025, 20:24 WIB

Fraksi Jawab Pendapat Bupati Sukabumi, DPRD Sepakat 3 Raperda Dibahas Lebih Lanjut

Hasil pembahasan dalam Rapat Paripurna hari ini diharapkan DPRD Kabupaten Sukabumi jadi bahan pertimbangan dalam penyempurnaan 3 Raperda.
Suasana Rapat Paripurna ke-3 pada Tahun Sidang 2025, Rabu (15/01/2025). (Sumber Foto: Dok. DPRD)
Life15 Januari 2025, 20:00 WIB

20 Tatarucingan Sunda Lucu, Lengkap Jawaban dan Keterangannya

Tatarucingan adalah permainan tebak-tebakan khas Sunda yang menguji kecerdasan dan pengetahuan kita tentang bahasa Sunda.
Ilustrasi - Biasanya, tatarucingan Sunda dikemas dalam bentuk pertanyaan yang unik dan jawaban yang tak terduga. (Sumber : pexels.com/@Kun Fotografi)
Sukabumi15 Januari 2025, 19:03 WIB

Polisi Ungkap Kronologi Pekerja Tersengat Listrik Saat Pasang Spanduk di Cicantayan Sukabumi

Seorang karyawan Ifan Apriandi (27 tahun), tersengat listrik saat sedang bekerja memasang spanduk di depan kios Pusat Pegadaian di Kampung Cikukulu, RT 19/05, Desa Cisande, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi
Lokasi karyawan tersengat listrik saat emasangan spanduk di Cicantayan Kabupaten Sukabumi | Foto : Ibnu Sanubari