SUKABUMIUPDATE.com - Saluran irigasi Ciletuh-Cipinang yang mengalami kerusakan akibat longsor pada Desember 2024, saat ini tengah ditangani secara swadaya oleh masyarakat. Warga berinisiatif melakukan pengerjaan agar aliran air tetap mengairi lahan pertanian.
Kepala UPTD PU Wilayah Ciemas Dadang Kuswara mengatakan panjang saluran irigasi yang terdampak mencapai 9,7 kilometer dengan luas area pertanian sekitar 441 hektare. Menurutnya, upaya warga hanya bersifat sementara sebelum adanya perbaikan permanen dari pemerintah.
“Betul swadaya masyarakat masih berjalan. Irigasi itu merupakan kewenangan Dinas PekerjaanUmum (PU) Kabupaten Sukabumi. sudah tiga minggu ini dilakukan pengerukan dengan alat berat," ungkap Dadang kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (16/8/2025).
Baca Juga: 400 Hektare Sawah Terdampak, Petani di Mekarmukti Sukabumi Rela Jual Ternak Demi Pulihkan Irigasi
Dadang menjelaskan rencana perbaikan permanen irigasi Ciletuh-Cipinang akan dilaksanakan pada 2026 melalui anggaran Instruksi Presiden (Inpres) Gelombang 2, karena kebutuhan biaya cukup besar yakni di atas Rp 2 miliar. “Awalnya sudah kami ajukan ke Banprov, tapi dibatalkan. Jadi dimasukkan ke Inpres, karena nilai anggarannya cukup besar,” jelas dia.
Selain irigasi Ciletuh-Cipinang di Desa Mekarmukti, program pembangunan tahun 2026 juga akan mencakup irigasi Cimulek di Desa Waluran dan irigasi Cimarinjung di Desa Ciwaru. Pada Inpres Gelombang 1, perbaikan infrastruktur irigasi sedang berlangsung di wilayah UPTD Cibadak dan UPTD Palabuhanratu.
“Waluran dan Ciemas masuk Gelombang 2. Jadi masyarakat dimohon bersabar, karena ini sudah diusulkan dan sudah masuk agenda,” kata Dadang. (ADV)