Batu Berundak hingga Aksara Sunda, Melihat Situs-situs Sejarah di Cibadak Sukabumi

Sukabumiupdate.com
Kamis 22 Mei 2025, 18:23 WIB
Situs batu berundak di Karangtengah, Cibadak, Kabupaten Sukabumi | Foto : Ibnu Sanubar

Situs batu berundak di Karangtengah, Cibadak, Kabupaten Sukabumi | Foto : Ibnu Sanubar

SUKABUMIUPDATE.com - Di balik hiruk-pikuk modernisasi di Cibadak, Kabupaten Sukabumi, terdapat jejak masa lalu yang terpendam dan mulai diulas kembali sebagai upaya mengenalkan sejarah lokal kepada generasi muda.

Karang Taruna Karya Bhakti bersama Kelurahan Cibadak dan sejumlah pemerhati budaya menyusuri situs-situs bersejarah, memperkenalkan kembali aksara Sunda kuno, serta menggali cerita-cerita tua yang membentuk jati diri wilayah ini. Kegiatan dilaksanakan pada pada Minggu, 18 Mei 2025.

Tak hanya belajar menulis aksara Sunda dari ahli tatar Sunda, para peserta juga diajak menjelajahi situs Batu Berundak di Karang Tengah, pemandian air panas peninggalan Belanda tahun 1890-an, batu tulis, batu Sangiang Tapak, hingga bunker dan Kota Nayor yang dipercaya sebagai asal muasal Cibadak dan Kabupaten Sukabumi.

Lurah Cibadak, Ridwan Kurniawan, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah awal dalam menggali potensi sejarah dan budaya di wilayahnya.

Baca Juga: Situs Karangkamulyan, Peninggalan Kerajaan Galuh di Ciamis Jawa Barat

“Setelah pelatihan aksara, kita juga mengadakan kunjungan ke destinasi sejarah, seperti situs Batu Berundak di Karang Tengah, pemandian air panas peninggalan zaman Belanda sekitar tahun 1890-an, batu tulis, batu Sangiang Tapak, hingga bunker dan situs Kota Nayor yang diyakini sebagai cikal bakal Cibadak dan Kabupaten Sukabumi,” ungkap Ridwan kepada sukabumiupdate.com, Kamis (22/5/2025).

Situ batu bertuliskan aksara sunda kuno di Cibadak, Kabupaten Sukabumi | Foto : Ibnu SanubariSitu batu bertuliskan aksara sunda kuno di Cibadak, Kabupaten Sukabumi | Foto : Ibnu Sanubari

Ia menyebut, berbagai peninggalan sejarah tersebut ke depan akan disimulasikan dan dikumpulkan dalam satu wadah, yakni museum mini sebagai sarana edukasi sejarah bagi anak-anak sekolah. Tak hanya itu, pihaknya juga berencana mengembangkan konsep wisata edukasi berbasis sejarah, lengkap dengan teori dan rute kunjungan ke lokasi-lokasi bersejarah.

“Harapannya, kegiatan ini tidak hanya berhenti di sini. Kita akan terus mendorong para pemuda dan pemerhati sejarah untuk aktif menggelar kegiatan serupa. Bahkan, kita sudah merancang kegiatan lanjutan yang bertepatan dengan ulang tahun Kelurahan Cibadak pada Juli atau Agustus mendatang,” katanya.

Baca Juga: Lebak Cibedug, Situs Prasejarah Zaman Megalitikum Tempat Peribadatan Nenek Moyang

Ridwan menekankan bahwa penguatan karakter generasi muda melalui pelestarian sejarah dan budaya lokal sangat penting, terlebih saat ini pemerintah daerah hingga provinsi memiliki komitmen kuat terhadap pelestarian budaya Sunda.

“Alhamdulillah, di tingkat pimpinan juga kita seirama. Gubernur kita sangat peduli terhadap pelestarian budaya dan sejarah, khususnya Sunda. Ini akan kita manfaatkan untuk menyuarakan rencana pembangunan museum dan program-program tematik budaya lainnya,” ujarnya.

Berita Terkait
Berita Terkini