Gas Air Mata: Kenali Resikonya bagi Kesehatan dan Cara Mengatasinya

Sukabumiupdate.com
Senin 01 Sep 2025, 12:00 WIB
Gas Air Mata: Kenali Resikonya bagi Kesehatan dan Cara Mengatasinya

Ilustrasi Mata Merah Karena Iritasi. Gas Air Mata: Kenali Resikonya bagi Kesehatan dan Cara Mengatasinya (Sumber : Freepik)

SUKABUMIUPDATE.com - Gas air mata sering digunakan aparat keamanan sebagai alat pengendali massa dalam demonstrasi atau kericuhan. Meskipun digolongkan sebagai senjata non mematikan, kenyataannya paparan zat kimia ini bisa menimbulkan gangguan serius bagi kesehatan, terutama jika seseorang terpapar dalam jumlah banyak atau dalam waktu yang cukup lama.

Gas air mata bukanlah sesuatu yang bisa dianggap sepele. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami apa saja kandungan di dalamnya, bahaya yang dapat ditimbulkan, serta langkah penanggulangan yang tepat jika terpapar.

Apa Itu Gas Air Mata?

Gas air mata sebenarnya bukan berbentuk gas murni, melainkan partikel kimia halus yang disemprotkan ke udara. Senyawa yang paling sering digunakan antara lain:

  • CS (o-chlorobenzylidene malononitrile): paling umum dipakai, menimbulkan iritasi hebat pada mata dan saluran pernapasan.
  • CN (chloroacetophenone): lebih toksik, dahulu digunakan dalam bentuk semprotan.
  • OC (oleoresin capsicum): dikenal sebagai pepper spray, berasal dari cabai dengan efek perih kuat pada kulit dan mata.

Baca Juga: Air Hangat vs Air Dingin: Mana yang Lebih Sehat untuk Mandi Malam?

Bahaya Gas Air Mata terhadap Kesehatan

1. Mata

Paparan gas air mata dapat menimbulkan rasa perih yang intens pada mata, membuatnya berair, dan menyebabkan penglihatan menjadi kabur. Dalam beberapa kasus, kelopak mata bahkan bisa terasa sangat berat hingga sulit dibuka. Jika partikel kimia yang terkandung dalam gas ini menempel terlalu lama di permukaan mata, risikonya bisa semakin serius, termasuk abrasi kornea yang berpotensi mengakibatkan kerusakan mata permanen.

2. Pernapasan

Zat kimia yang terhirup dapat memicu batuk terus-menerus, rasa sesak di dada, hingga kesulitan bernapas. Pada orang yang memiliki riwayat asma atau penyakit paru, paparan ini bisa memperburuk kondisi hingga berujung pada serangan akut yang berbahaya. Bahkan dalam beberapa kasus, keluhan seperti napas pendek dan nyeri dada bisa bertahan selama beberapa hari setelah terpapar.

Baca Juga: Boost Energi Pagi: 8 Jus Sayuran Segar dan Manfaatnya untuk Kesehatan

3. Kulit

kulit pun sangat rentan terhadap iritasi akibat gas air mata. Kontak langsung dapat menimbulkan rasa panas, gatal, dan kemerahan yang tidak nyaman. Pada paparan yang lebih berat, kulit bisa mengalami ruam hingga lepuhan menyerupai luka bakar. Kondisi ini biasanya semakin parah bila kulit berkeringat atau tertutup pakaian yang menyerap partikel kimia, karena zat beracun tersebut dapat bertahan lebih lama di permukaan tubuh.

4. Sistem Lain

paparan gas air mata tidak hanya berdampak pada mata, pernapasan, dan kulit, tetapi juga dapat mempengaruhi organ vital lain. Sistem kardiovaskular, misalnya, dapat mengalami peningkatan denyut jantung dan tekanan darah akibat reaksi tubuh terhadap zat kimia yang masuk. Pada saluran pencernaan, iritasi bisa memicu rasa mual, muntah, serta perih di tenggorokan yang menambah ketidaknyamanan korban. Lebih jauh lagi, efek psikologis yang ditimbulkan sering kali tidak kalah berat. Banyak orang yang terpapar melaporkan munculnya stres, rasa cemas berlebihan, hingga trauma emosional, terutama bila paparan terjadi dalam situasi kerusuhan atau kekerasan massa.

Baca Juga: Damai dan Jaga Kondusifitas Sukabumi, Pesan Publik untuk Aksi 1 September 2025

Cara Mengatasi Paparan Gas Air Mata

Jika terpapar gas air mata, langkah cepat dan tepat sangat penting untuk meminimalisir efeknya:

1. Segera Menjauh dari Area Paparan

  • Cari tempat terbuka dengan sirkulasi udara lebih baik.
  • Gas cenderung turun ke bawah, jadi bergeraklah ke tempat yang lebih tinggi.

2. Lindungi Pernapasan dan Mata

  • Tutup hidung dan mulut dengan kain basah atau masker.
  • Jika memakai lensa kontak, lepaskan segera.
  • Kacamata renang atau goggles bisa membantu mencegah paparan langsung ke mata.

3. Bersihkan Tubuh

  • Mata dan wajah: bilas dengan air bersih atau saline selama 10–20 menit.
  • Kulit: cuci dengan sabun lembut dan air dingin. Hindari menggosok karena bisa memperparah iritasi.
  • Pakaian: segera lepas dan cuci terpisah, karena partikel kimia bisa menempel lama.

4. Cari Pertolongan Medis

  • Jika iritasi mata lebih dari 30 menit, atau sesak napas semakin parah, segera ke fasilitas kesehatan.
  • Pemeriksaan lanjutan seperti rontgen paru atau perawatan mata mungkin dibutuhkan.

Baca Juga: Belajar Daring, Pelajar SMA dan SMK di Sukabumi Wajib Oncam! 1 September 2025

Pencegahan Saat Berada di Area Rawan

  • Gunakan masker dan kacamata pelindung.
  • Hindari penggunaan make-up atau lotion berbasis minyak, karena bisa membuat partikel kimia lebih lama menempel di kulit.
  • Persiapkan air bersih atau saline untuk darurat bilas.
  • Pahami rute evakuasi sebelum berada di kerumunan berisiko tinggi.

Gas air mata memang dirancang untuk membubarkan massa, tetapi dampaknya terhadap kesehatan tidak bisa disepelekan. Dari iritasi ringan hingga komplikasi serius pada paru-paru dan mata, risikonya nyata dan bisa membahayakan, terutama bagi kelompok rentan.

Dengan memahami kandungan, bahaya, serta cara penanggulangan yang tepat, kita bisa lebih siap menghadapi situasi darurat dan mengurangi risiko kesehatan akibat paparan gas air mata.

Baca Juga: Aksi 1 September 2025: Kampus Kuliah Daring, Pelaku Usaha di Sukabumi Pilih Libur

Sumber: Healthline

Berita Terkait
Berita Terkini