Edwin Do, Pelukis Sukabumi Lelang Karya untuk Korban Bencana

Sukabumiupdate.com
Minggu 14 Des 2025, 09:49 WIB
Edwin Do, Pelukis Sukabumi Lelang Karya untuk Korban Bencana

Edwin do, pelukis asal Sukabumi, lelang karya untuk bantu korban bencana sumatera(Sumber : sukabumiupdate)

SUKABUMIUPDATE.com - Panas menyengat turun dari atap asbes, memantul ke kanvas yang terbentang di hadapan Edwin Do. Keringat mengalir, cahaya matahari terasa berlipat, dan ruang tanpa dinding itu menjadi saksi lahirnya sebuah lukisan yang tidak sekadar bicara estetika, tetapi juga empati. Dari kondisi itulah Bangkit dari Arus tercipta sebuah karya yang akhirnya berhasil dilelang dan menjelma menjadi bantuan nyata bagi korban banjir di Aceh, Sumatra.

Edwin, pelukis asal Sukabumi, tidak memulai karya ini dari ruang studio yang nyaman. Ia justru memilih melukis di luar, di bawah atap asbes yang menyimpan panas. “Karena saya bikinnya di luar studio, tempat saya melukis itu atasnya asbes jadi saya panas panasan gitu kena cahaya matahari lewat asbes, turun ke bawah itu semakin panas, makanya dalam lukisan saya bikin matahari nya itu jadi dua,” ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Minggu (14/12/2025).

Baca Juga: Cuaca Jabar 14 Desember 2025, Minggu Siang Potensi Hujan

Lukisan Bangkit dari Arus lahir sebagai respons langsung atas bencana yang melanda Aceh. Bagi Edwin, peristiwa itu bukan sekadar berita yang lewat di linimasa, melainkan panggilan batin untuk berbuat sesuatu. “Lukisan ini judulnya adalah bangkit dari arus, saya terinspirasi dari peristiwa yang sedang melanda negeri kita di aceh sumatera, maka dari itu saya ingin membuat karya merespons peristiwa yang sedang terjadi, saya pengen memberikan sesuatu, saya pengen yang saya buat itu bisa bermanfaat dan berdampak, kenapa saya buat tema ini, ini bentuk dari simpati saya terhadap saudara saudara yang terkena bencana,” katanya.

Dalam kanvas itu, Edwin menyisipkan simbol yang sederhana namun kuat: sebuah tangan yang menjulur ke arah langit. Baginya, tangan itu adalah representasi dari keyakinan manusia yang tidak pernah runtuh, bahkan ketika bencana datang tanpa aba-aba. “Filosofinya, di tengah peristiwa yang terjadi kita manusia enggak akan pernah hilang harapan, maka saya buat gambar ini ada salah satu objek tangan ke atas langit itu adalah satu simbol harapan yang tidak akan pernah hilang,” ujar Edwin.

Baca Juga: KDM Yakin Pajak dan Obligasi Daerah Jadi Kunci Pertumbuhan Pembangunan Jabar

Proses penciptaan lukisan ini berlangsung selama tiga hari. Bukan karena kerumitan teknik semata, melainkan karena waktu yang harus dibagi dengan berbagai kesibukan lain. “Prosesnya 3 hari, sebetulnya sehari juga beres, cuman karena ada beberapa kesibukan jadi 3 hari,” ungkapnya.

Gagasan untuk melelang lukisan tersebut muncul dari diskusi bersama seorang rekannya, Andika. Dari obrolan itu, muncul kesadaran bahwa karya seni bisa menjadi medium yang lebih dari sekadar ekspresi personal. “Ide lelang ini muncul dari teman saya, andik, saya sebagai pelukis ingin membuat karya itu berdampak, mudah mudahan saja dengan pergerakan ini bisa menggerakkan seniman seniman lain di sukabumi untuk ikut berdampak,” tutur Edwin.

Baca Juga: Baru Sepekan Diaspal, Jalan Kampung Malimping Purabaya Sudah Rontok dan Tumbuh Rumput

Harapan itu tidak berhenti pada niat. Lukisan Bangkit dari Arus akhirnya berhasil dilelang dengan nilai Rp5 juta. Seluruh hasil lelang tersebut akan disalurkan untuk membantu korban banjir di Aceh melalui lembaga terpercaya, sebagaimana komitmen awal yang disampaikan sejak karya ini diumumkan ke publik.

Bagi Edwin, capaian tersebut bukan semata soal angka, melainkan tentang bagaimana sebuah karya bisa berpindah fungsi dari kanvas menjadi jembatan solidaritas. “Tentu targetnya ingin sesuai dengan harapan, ingin besar, karena hasil dari lelang lukisan ini akan kita gunakan untuk bantu saudara kita di sumatera, seluruhnya akan kita salurkan,” tegasnya.

Baca Juga: Elang Jawa 'Raja Dirgantara' Kembali Mengangkasa di Langit Sukabumi, Dipantau GPS

Lelang lukisan Bangkit dari Arus digelar secara daring dengan periode selama 2x24 jam sejak pengumuman dipublikasikan. Lelang dibuka dengan harga awal Rp500 ribu, dengan kenaikan minimal penawaran Rp500 ribu per bid.

Di tengah derasnya arus bencana dan kabar duka, Edwin memilih berbicara lewat warna, garis, dan simbol. Dari panas asbes hingga tangan yang terulur ke langit, Bangkit dari Arus kini tak hanya menjadi karya seni, tetapi juga bukti bahwa empati ketika digerakkan dapat menjelma menjadi bantuan yang nyata.

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini