Besarkan Anak Tahfidz Quran, Perjuangan Lanti TKW Sukabumi Terbaring Lemah di Negeri Orang

Sukabumiupdate.com
Minggu 14 Des 2025, 18:56 WIB
Besarkan Anak Tahfidz Quran, Perjuangan Lanti TKW Sukabumi Terbaring Lemah di Negeri Orang

Keluarga Lanti, TKW asal Kota Sukabumi yang sakit di Shanghai (Sumber: sukabumiupdate)

SUKABUMIUPDATE.com - Terhitung sudah tujuh tahun, Lanti (46 tahun) seorang ibu yang merupakan Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Kelurahan/Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi berjuang di negeri orang demi membesarkan anak semata wayangnya yang kini menjadi tahfidz quran.

Perjuangan Lanti seakan tak pernah pudar meski kondisinya kini terbaring lemah akibat penyakit komflikasi jantung yang dideritanya. Sebuah rekaman video kemudian viral di media sosial memperlihatkan kondisi Lanti yang sudah tak berdaya di Shanghai, China dan meminta untuk segera dipulangkan.

“Pak Dedi tolongin saya, saya TKW yang ada di Cina, lagi sakit, mau pulang ke Indonesia mau berobat di sini tidak punya biaya, saya udah nggak kuat pak Dedi, badan semuanya udah bengkak, saya punya penyakit komplikasi dari jantung, lambung, sampe gejala TBC,” ucap Lanti dalam video tersebut.

Sementara itu, keluarganya di Sukabumi menceritakan bahwa niat Lanti mencari peruntungan di negeri China tidak lain hanya untuk menjaga asa anaknya yang saat itu masih berusia 3 tahun sepeninggal suaminya sekitar 15 tahun yang lalu. Saat ini sang anak berusia 18 tahun atau kelas XI SMA di Depok sebagai santri tahfidz Al-Quran.

Baca Juga: Curhat Lanti, Penderitaan TKW Sukabumi di Shanghai: Sakit Parah dan Ingin Pulang

Kakak kandung Lanti, Isop (55), mengungkap kerinduan keluarga semakin terasa seiring kondisi Lanti yang kian menurun. “Harapan ibu mah ada yang bisa memulangi dia secepatnya karena ibu udah lama ga ketemu, kasihan anaknya berangkatnya lagi kecil sekarang udah gede,” ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Minggu (14/12/2025).

Bagi keluarga, hari-hari kini dilalui dengan penuh harapan. Menunggu kabar baik, kepastian, dan menunggu Lanti agar bisa kembali.

Diberitakan sebelumnya, Isop menyebut adiknya mulai mengeluhkan sakit sejak pertengahan tahun 2025, dengan gejala awal berupa benjolan kecil di bagian perut.

Baca Juga: Pintu Heritage Copot, Gerbong Senggol Peron: KA Jaka Lalana Gagal Luncur 14 Desember 2025

“Dulunya dia ngabarin ibu teteh aku sakit ada benjolan di perut baru kecil belum besar. Kata ibu udah aja pulang, kata dia belum ada uangnya mau pulang gimana,” ujar isop saat diwawancarai sukabumiupdate.com di rumahnya, Minggu (14/12/2025).

Menurutnya, Lanti tetap bekerja meski kondisinya terus memburuk hingga akhirnya komunikasi sempat terputus. “Dia terus kerja lagi yang nyuruh nyuci gitu. Dari situ ga ada kabar lagi bulan Juli. Perut aku cenah membesar ini sakit, jadi langsung membesar gimana. Aku mau pulang, kalau mau pulang bikin surat-surat harus ada uang 50 juta tapi aku dari mana,” lanjutnya.

Berita Terkait
Berita Terkini