SUKABUMIUPDATE.com – Pelaksanaan kegiatan pra-Natal di rumah singgah milik Yohannes Wedy di Desa Tangkil, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, pada Sabtu (13/12/2025), tetap berlangsung.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan pengawalan dan koordinasi lintas pihak, di mana Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sukabumi memastikan kegiatan berjalan dalam suasana tertib dan saling menghormati.
Sekretaris FKUB Kabupaten Sukabumi, Hasen, menjelaskan bahwa sebelum pelaksanaan, FKUB telah menerima berbagai masukan dan saran dari sejumlah pihak. Namun, karena penyelenggara telah menetapkan tanggal pelaksanaan, saran-saran yang disepakati di internal FKUB tidak memungkinkan untuk dijalankan.
“Pada akhirnya FKUB tetap ikut larut dalam koordinasi di lapangan agar pelaksanaan kegiatan hari ini berjalan dengan aman dan kondusif,” ujar Hasen kepada sukabumiupdate.com.
Ia menuturkan, berdasarkan informasi awal, jumlah peserta kegiatan diperkirakan cukup banyak. Oleh karena itu, FKUB sempat memberikan saran agar pelaksanaan bisa digeser, baik dari sisi tempat maupun waktu. Namun, keterbatasan waktu dan kondisi di lapangan membuat saran tersebut tidak dapat dilaksanakan.
“Faktanya, jumlah peserta tidak seperti yang diinformasikan di awal, hanya sekitar 30 orang. Setelah dilakukan koordinasi, termasuk muspida yang hadir di pendopo, akhirnya diputuskan untuk mengamankan pelaksanaan kegiatan ini sebagai bentuk saling toleransi,” katanya.
Baca Juga: Camat Pastikan Kegiatan Pra-Natal di Rumah Singgah Cidahu Berjalan Kondusif
Ia menekankan pentingnya komunikasi lintas tokoh agama dalam menjaga situasi tetap kondusif dan mencegah terjadinya kesalahpahaman di tengah masyarakat. Menurutnya, FKUB hadir sebagai ruang bersama agar setiap kegiatan keagamaan dapat berjalan dengan tetap memperhatikan aspek ketertiban dan keamanan.
“Indikator toleransi itu ada tiga, yakni toleransi, kerja sama, dan tidak saling memaksakan. Ketika ada hal yang dinilai tidak memungkinkan dari sisi keamanan, itu sudah disampaikan dan diukur bersama aparat. Karena dinilai terukur dan aman, maka kegiatan ini tetap berjalan,” jelasnya.
FKUB, lanjut Hasen, terus berupaya agar perbedaan keyakinan tidak berkembang menjadi konflik sosial maupun konflik berlatar SARA. Upaya tersebut dilakukan melalui komunikasi intensif dengan berbagai pihak, termasuk tokoh agama, pemerintah, dan aparat keamanan.
Ia pun mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga persaudaraan dan tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang berkembang. Menurutnya, saling memahami kondisi dan menghargai pelaksanaan kegiatan keagamaan menjadi kunci utama menjaga kerukunan di tengah masyarakat.
“Pesan kami dari FKUB, mari saling menghargai dan memahami situasi yang ada, sehingga kehidupan bermasyarakat tetap berjalan dengan damai dan rukun,” pungkasnya.





