SUKABUMIUPDATE.com – Bersepeda dan jalan kaki adalah dua jenis olahraga yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Keduanya merupakan pilihan baik untuk dijadikan sebagai aktivitas harian dalam menjaga pola hidup sehat.
Apalagi bersepeda dan jalan kaki adalah olahraga yang saat ini tengah diminati oleh masyarakat, terutama anak muda. Mereka berusaha menyempatkan waktu untuk bisa bermain sepeda atau jalan kaki agar bisa tetap sehat.
Meski begitu, perlu diketahui juga manakah yang lebih bermanfaat antara bersepeda dan jalan kaki. Untuk mengetahui dapat dimulai dari pemahaman dasar mengenai manfaat dari kedua olahraga tersebut bagi tubuh.
Karena masing-masing melibatkan otot yang berbeda, membutuhkan perhatian khusus terhadap aspek keselamatan yang berbeda pula, dan hanya salah satunya yang termasuk aktivitas penopang berat badan.
Selain itu, kecepatan seseorang dalam mencapai tujuan kebugaran juga bisa berbeda tergantung pada pilihan aktivitasnya. Meskipun ada berbagai pertimbangan, hampir tidak ada satupun yang benar-benar menghalangi seseorang untuk mulai menjalani keduanya.
Baca Juga: Baru Coba Olahraga Padel? Ini 5 Hal Penting yang Harus Disiapkan
Melansir dari Discerning Cyclist, Artikel ini akan membahas manfaat dan perbedaan antara bersepeda dan jalan kaki secara lengkap.
Bersepeda vs Jalan Kaki
1. Kalori
Bersepeda cenderung membakar lebih banyak kalori dibandingkan berjalan kaki. Hal ini diperkuat oleh laporan dari Harvard Health Publishing yang secara rinci mencatat jumlah kalori yang terbakar dalam berbagai aktivitas selama 30 menit, berdasarkan tiga kategori berat badan yang berbeda.
Namun, penting untuk dipahami bahwa bersepeda dan berjalan kaki mempengaruhi pembakaran kalori dengan cara yang berbeda. Faktor seperti asupan makanan dan cairan sebelum, saat, dan setelah beraktivitas juga berperan dalam menentukan total kalori yang digunakan tubuh.
2. Untuk Menurunkan Berat Badan
Bersepeda dan jalan kaki sama-sama efektif untuk menurunkan berat badan, namun cara kerja tubuh saat menjalani keduanya berbeda.
Berjalan kaki cenderung lebih mudah dilakukan karena merupakan aktivitas alami yang sudah kita pelajari sejak kecil, sehingga tidak memerlukan latihan khusus. Meski begitu, proses penurunan berat badan melalui berjalan kaki bisa lebih lambat dibandingkan bersepeda, terutama jika dihitung dalam kilogram.
Sebagian besar penelitian menekankan bahwa konsistensi adalah kunci utama dalam menurunkan dan mempertahankan berat badan. Bersepeda menawarkan intensitas lebih tinggi, tetapi juga membutuhkan adaptasi fisik yang lebih besar. Pilihlah aktivitas yang paling sesuai dengan gaya hidup dan kenyamanan atau kombinasikan keduanya jika memungkinkan.
3. Untuk Tekanan Darah
Rutinitas adalah kunci utama. Melakukan aktivitas fisik secara rutin terbukti efektif dalam mencegah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Berjalan kaki dan bersepeda sebagai bagian dari perjalanan harian, seperti ke kantor atau sekolah bisa menjadi pilihan praktis karena tak memerlukan waktu tambahan khusus.
Alih-alih duduk di kendaraan atau transportasi umum, waktu tersebut bisa dimanfaatkan untuk bergerak. Jalan kaki cepat lebih efektif dalam menurunkan tekanan darah dibandingkan berjalan santai.
Namun, penting untuk diingat bahwa bersepeda di tengah lalu lintas kota bisa menimbulkan stres lebih besar dibandingkan berjalan kaki, dan stres turut berperan dalam peningkatan tekanan darah.
Baca Juga: Yuk Simak, 4 Hal Penting yang Wajib Diketahui dalam Olahraga Anggar
4. Untuk Kesehatan Jantung + Kardio
Berjalan kaki atau bersepeda ke tempat kerja terbukti berkaitan dengan penurunan risiko serangan jantung. Penelitian dari Universitas Leeds menemukan bahwa wanita yang berjalan kaki ke tempat kerja pada tahun 2011 mengalami penurunan kasus serangan jantung sebesar 1,7% dalam dua tahun berikutnya.
Temuan serupa juga berlaku untuk pria yang bersepeda di tahun yang sama. Data dari Sensus Inggris 2011 menunjukkan bahwa berjalan kaki lebih umum dilakukan dibandingkan bersepeda di kalangan pekerja yang memilih perjalanan aktif.
Aktivitas seperti berjalan dan bersepeda dapat meningkatkan detak jantung saat istirahat serta indikator positif bagi kesehatan jantung. Bagi mereka yang menghabiskan banyak waktu duduk selama bekerja, perjalanan aktif ini penting untuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
Namun, intensitas tetap perlu diperhatikan; memilih aktivitas yang meningkatkan detak jantung secara bertahap, seperti bersepeda atau berjalan kaki, adalah langkah bijak untuk menjaga kesehatan secara menyeluruh.
5. Untuk Sakit Lutut
Sejauh ini, kita tahu bahwa baik bersepeda maupun berjalan kaki memberikan manfaat kesehatan, termasuk dalam mencegah atau mengelola kondisi tertentu. Namun, untuk masalah nyeri lutut, ada perbedaan penting di antara keduanya.
Berjalan kaki termasuk aktivitas menahan beban tubuh, sementara bersepeda tidak, sehingga tekanan pada lutut lebih kecil saat bersepeda kecuali jika dilakukan di permukaan yang licin. Dengan pengaturan sepeda yang tepat, terutama tinggi sadel, gerakan mengayuh bisa menjadi lebih halus dan membantu mengurangi stres pada sendi lutut. Bahkan, mengayuh pedal juga membantu melumasi sendi-sendi di kaki.
Di sisi lain, berjalan kaki khususnya jalan cepat memang memberi beban pada lutut, tapi juga memperkuat otot-otot di sekitarnya. Ini penting untuk menjaga stabilitas dan kesehatan sendi dalam jangka panjang.
6. Untuk Diabetes
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2018, semua bentuk aktivitas fisik dapat membantu menurunkan risiko terkena diabetes. Salah satu studi yang mereka rujuk menunjukkan bahwa perjalanan aktif, seperti berjalan kaki atau bersepeda saat pulang pergi, dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2 hingga 30%.
Sementara itu, Harvard Health Publishing menyebutkan bahwa bersepeda dianggap lebih efektif dibandingkan berjalan kaki dalam mengontrol berat badan dan mengurangi risiko masalah kesehatan terkait obesitas, termasuk diabetes.
Itulah manfaat dan perbedaan dari bersepeda dan jalan kaki. Keduanya menawarkan berbagai keuntungan bagi kesehatan, mulai dari membakar kalori, membantu menurunkan berat badan, menjaga tekanan darah, hingga menurunkan risiko penyakit jantung dan diabetes. Apapun pilihannya, yang terpenting adalah konsistensi dan memilih aktivitas yang paling nyaman untuk dijalani.
Baca Juga: Olahraga dan Sistem Imun: Manfaat, Jenis Latihan, dan Risiko yang Perlu Anda Ketahui
Meski begitu, penting untuk diingat bahwa bersepeda maupun jalan kaki sebaiknya tidak dijadikan satu-satunya cara dalam menjaga atau menangani kondisi kesehatan fisik maupun mental. Sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter atau tenaga medis profesional sebelum memulai rutinitas olahraga atau program perjalanan aktif.
Sumber: discerningcyclist.com
Penulis: Salwa, Mahasiswa Magang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sukabumi