BMKG Catat Aktivitas Sesar Lembang Meningkat, Warga Diminta Waspada

Sukabumiupdate.com
Minggu 17 Agu 2025, 12:44 WIB
BMKG Catat Aktivitas Sesar Lembang Meningkat, Warga Diminta Waspada

Wisata Tebing Keraton berada di Zona Sesar Lembang. | Foto: Screenshot YouTube/@Gunawan Fala

SUKABUMIUPDATE.com - BMKG menyebut aktivitas Sesar Lembang di Jawa Barat mengalami peningkatan dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini harus diwaspadai.

Sesar Lembang membentang dari timur hingga barat dengan panjang sekitar 29 kilometer, mulai dari Kabupaten Bandung hingga Kabupaten Bandung Barat.

"Hasil monitoring BMKG, sejak 24 Juli 2025 Sesar Lembang mengalami peningkatan aktivitas kegempaan, khususnya Segmen Cimeta (barat) yang dirasakan warga: (1) M1,8 - 24 Juli 2025 (2) M2,1 - 28 Juli 2025 (3) M1,9 - 14 Agus. 2025 dan (4) M1,8 - 15 Agus. 2025," kata Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam keterangannya, Minggu (17/8/2025).

Ia menjelaskan, berbagai pakar dari disiplin ilmu geologi, geodesi, dan seismologi juga mengingatkan potensi bahaya sesar tersebut bukan tanpa dasar.

"BMKG membuktikan bahwa Sesar Lembang adalah sesar aktif yang patut diwaspadai," ujar Daryono.

Baca Juga: BMKG Sebut Aktivitas Sesar Lembang Picu Gempa Dangkal M2,7 di Cimahi

Sebagai langkah antisipasi, Daryono meminta masyarakat melakukan upaya nyata untuk mengurangi risiko bencana gempa. Beberapa di antaranya adalah memastikan bangunan aman dan tahan gempa sesuai aturan bangunan, menggunakan material ringan seperti kayu atau bambu yang lebih fleksibel, serta menata interior agar tidak membahayakan saat terjadi guncangan.

Peta seismik Sesar Lembang. | Foto: Dok. BMKGPeta seismik Sesar Lembang. | Foto: Dok. BMKG

"Waspada terhadap sesar aktif itu upaya konkretnya (tindakan nyata dan terukur yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yaitu aman dan selamat dari gempa) adalah dengan memastikan bangunannya aman, tahan gempa (dengan struktur yang kuat dengan besi tulangan - serta mengancu building code- aturan bangunan tahan gempa), atau ramah gempa (karena bahan bangunan berbahan ringan dari bahan kayu dan bambu yang didisain menarik sehingga fleksibel saat terjadi gempa)," jelasnya.

"Kemudian menata interior rumah supaya tidak membahayakan saat terjadi guncangan gempa, mengupayakan perabotan dan furnitur dalam rumah dapat dijadikan sebagai tempat berlindung saat gempa," tambahnya.

Selain itu, BMKG mengimbau warga untuk melatih diri menghadapi gempa, mulai dari melindungi kepala dan leher di bawah perabotan kokoh, menyiapkan peralatan darurat, hingga memahami cara bertindak yang tepat saat terjadi guncangan.

"Menyiapkan diri dengan latihan cara melindungi diri selama terjadi gempa (jatuhkan tangan dan lutut ke tanah atau lantai - lindungi kepala dan leher di bawah perabotan yang kokoh - berpegangan erat pada tempat berlindung), menyediakan peralatan untuk selamat, serta memahami ketrampilan cara selamat dan bertindak tepat saat guncangan gempa terjadi. Selanjutnya dapat keluar rumah jika guncangan kuat gempa sudah reda," pungkas Daryono.

Berita Terkait
Berita Terkini