Sukabumi Siaga! Curah Hujan Tinggi Siap Mengguyur, Warga Diminta Waspada

Sukabumiupdate.com
Senin 12 Mei 2025, 10:42 WIB
Ilustrasi hujan. | Foto: Freepik

Ilustrasi hujan. | Foto: Freepik

SUKABUMIUPDATE.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi curah hujan tinggi di Jawa Barat pada dasarian kedua antara 11-20 Mei 2025. Peringatan dini dari BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Barat menunjukkan ada empat daerah yang diklasifikasikan ‘siaga’, yaitu Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur, dan Garut. Ada juga lima daerah lain yang tergolong waspada, mulai dari Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bogor, Subang, dan Kabupaten Tasikmalaya.

Mengutip tempo.co, pada dasarian kedua Mei 2025, BMKG memprakirakan curah hujan di pantai utara atau pantura, mencakup Bekasi, Karawang, Subang, Indramayu, dan Cirebon, hanya 0-50 milimeter per dasarian atau kategori rendah. Kondisinya berbeda dengan Bogor utara dan timur, Depok, Karawang selatan, Purwakarta, Kabupaten Bandung Barat, Cimahi, Kota Bandung, dan sebagian Kabupaten Bandung yang diprediksi bercurah hujan sedang, dengan intensitas 50-150 milimeter per dasarian. Curah hujan kategori sedang juga berlaku di Sukabumi selatan, Cianjur utara dan selatan, Garut utara, Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, Pangandaran, Kuningan, Majalengka, dan Sumedang.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jawa Barat 11 Mei 2025, Langit Potensi Berawan Hingga Hujan

Dalam prediksi yang sama, ada sekitar 31 persen wilayah di Jawa Barat yang berpotensi rutin diguyur hujan berkategori tinggi. Curah hujannya menembus 150-300 milimeter per dasarian. Wilayah ini meliputi sebagian besar Kota dan Kabupaten Bogor, sebagian Kota dan Kabupaten Sukabumi, sebagian Cianjur, selatan Kabupaten Bandung, sebagian besar Garut, Tasikmalaya, hingga selatan Subang.

Kepala Stasiun Klimatologi Jawa Barat Rakhmat Prasetia menyebut beberapa faktor atmosfer berkontribusi terhadap peningkatan suplai uap air di wilayah Jawa Barat selama sepekan ke depan. Faktor yang menggenjot pembentukan awan konvektif serta potensi hujan itu mencakup gelombang atmosfer tipe Equatorial Rossby, kemudian ada suhu muka laut yang hangat di perairan domestik.

“Serta keberadaan sirkulasi siklonik di sekitar Kalimantan yang memicu terbentuknya daerah konvergensi dan belokan angin di wilayah Jawa Barat,” katanya lewat keterangan tertulis pada 11 Mei 2025.

Kondisi atmosfer yang secara umum berada pada kategori labil ringan hingga kuat turut memperbesar peluang terjadinya cuaca konvektif. Memasuki periode peralihan musim, BMKG mendeteksi perbedaan suhu yang signifikan antara pagi dan siang hari akibat intensitas radiasi matahari yang tinggi. Bila dikombinasikan dengan ketersediaan uap air di atmosfer, kondisi-kondisi tersebut berpotensi memicu hujan lokal pada sore hingga malam hari.

Sumber: Tempo.co

Berita Terkait
Berita Terkini