Rancaekek Bandung Porak Poranda, Ini 9 Jenis Angin dan Proses Terbentuknya

Kamis 22 Februari 2024, 13:00 WIB
Ilustrasi - Angin adalah pergerakan udara dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. (Sumber : Freepik.com).

Ilustrasi - Angin adalah pergerakan udara dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. (Sumber : Freepik.com).

SUKABUMIUPDATE.com - Angin yang diduga puting beliung memporak porandakan sejumlah bangunan di Rancaekek Bandung, Jawa Barat. Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, angin kencang menyapu semua benda yang ada di depannya.

Terlihat dalam video tersebut, angin membawa semua material yang dilewatinya. Bahkan, dalam salah satu video memperlihatkan atap bangunan bangunan yang copot akibat kuatnya hempasan angin.

Saat ini Indonesia memang sedang memasuki musim penghujan, dimana rentan terjadinya hujan badai yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kecepatan angin. Lalu bagaimana terbentuknya angin dan apa saja jenis angin?

Baca Juga: 27 Rumah Rusak, Data Sementara Dampak Angin Puting Beliung di Cibeureum Sukabumi

Proses Terbentuknya Angin

Angin adalah proses alami yang terjadi akibat pemanasan yang tidak merata oleh matahari dan rotasi bumi. Angin memiliki banyak manfaat, tetapi angin kencang juga dapat menyebabkan dampak negatif.

Mengutipn laman ruangguru, Angin terbentuk oleh pemuaian udara. Udara yang dipanaskan akan memuai sehingga membuat udara menjadi lebih ringan sehingga dapat bergerak ke atas. Udara dingin di sekitarnya pun bergerak menuju udara yang bertekanan rendah dan menjadikan udara lebih berat sehingga menyebabkannya jatuh ke tanah.

Proses pemuaian udara di atas permukaan tanah terus berlangsung hingga udara hangat naik dan udara dingin turun sehingga timbul arus konveksi. Nah jika suhunya tinggi maka tekanannya rendah, sedangkan kalau suhunya rendah maka tekanannya tinggi. Udara bersuhu tinggi naik, sedangkan udara bersuhu rendah turun.

Baca Juga: Cerita Kepanikan Warga Saat Angin Puting Beliung Landa Kota Sukabumi

Faktor Terbentuknya Angin

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terbentuknya angin, berikut selengkapnya

1. Gradien Barometris

Gradien Barometris adalah bilangan yang menunjukan pada perbedaan tekanan udara dari 2 isobar yang jaraknya sekitar 111 km. Semakin besar gradien barometrisnya, maka semakin cepat angin itu bertiup.

2. Lokasi

Kecepatan angin di daerah ekuator lebih besar dibandingkan kecepatan angin saat titik hembusan jauh dari ekuator. Ketinggian tempatnya juga penting, semakin tinggi suatu tempat, maka semakin kencang pula angin yang bertiup. Hal ini disebabkan gaya gesek yang minim terjadi.

3. Waktu

Angin bertiup lebih cepat pada siang hari dibandingkan pada malam hari. Faktor ini juga mempengaruhi kekuatan hembusan angin.


Macam-Macam Angin

Angin Laut: Adalah angin yang bertiup dari laut ke darat dan bertiup pada siang hari sekitar jam 9 pagi sampai jam 4 sore. Nelayan tradisional memanfaatkan angin ini untuk pulang dari melaut.

Angin Darat: Pada malam hari berhembus dari darat ke laut. Angin ini mulai terasa sekitar pukul 20.00-06.00 dan dimanfaatkan oleh nelayan untuk mencari ikan.

Angin Lembah: Angin yang bertiup dari lembah menuju puncak gunung terjadi pada siang hari.

Angin Gunung: Angin diarahkan dari puncak gunung turun ke lembah, yang terjadi pada malam hari.

Jenis-jenis Angin

Angin Fohn: Disebut juga angin jatuh yang merupakan kelanjutan dari proses hujan orografis. Setelah mencapai puncak, angin turun melalui lembah yang kering dan panas. Angin ini bersifat merusak karena suhunya cukup tinggi dan banyak tanaman yang mati.

Setiap daerah mempunyai nama yang berbeda untuk angin ini. Misalnya saja yang disebut angin brubu di Sulawesi Selatan, angin bahorok di Deli Sumatera Utara, angin kumbang di Cirebon Jawa Barat, angin Gending di Pasuruan dan Probolinggo, serta angin wambrau di Papua.

Angin Muson Barat: Angin dari benua Asia menuju benua Australia membawa banyak uap air saat melewati air dan lautan. Hal ini juga yang menyebabkan terjadinya musim hujan di Indonesia.

Angin Muson Timur: Berasal dari benua Australia ke benua Asia. Cuacanya kering karena melewati beberapa gurun, sehingga mengakibatkan Indonesia mengalami musim kemarau.

Angin Siklon: Gerakannya searah dengan tekanan udara minimum. Di belahan bumi utara angin ini bergerak berlawanan arah jarum jam, sedangkan di belahan bumi selatan bergerak searah jarum jam.

Angin Antisiklon: Angin ini meninggalkan tempat dengan tekanan terbesar. Pergerakan angin ini searah jarum jam di utara dan berlawanan arah jarum jam di selatan.

 

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkait
Berita Terkini
Bola29 April 2024, 20:30 WIB

Link Live Streaming Timnas Indonesia vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

Timnas Indonesia hari ini akan menghadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024.
Timnas Indonesia hari ini akan menghadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024. (Sumber : Instagram/@jagad_stadium/Ist).
Sukabumi29 April 2024, 20:29 WIB

Dibiayai Donatur, Siswa MI Gelarsari Sukabumi Setiap Hari Dapat Makan Siang Gratis

Kepala Sekolah (Kepsek) MI Gelarsari, Solahhudin Sanusi mengatakan program makan siang gratis tersebut merupakan bantuan dari lembaga swasta Indonesia Food Security Review (IFSR) yang berlokasi di Jakarta.
Para siswa MI Gelarsari Bantargadung Sukabumi saat menikmati makan siang gratis program lembaga swasta | Foto : Ilyas Sanubari
DPRD Kab. Sukabumi29 April 2024, 20:22 WIB

Terpukau dengan Gaya Main Timnas U-23, Badri Yakin Indonesia Bisa Taklukan Uzbekistan

Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi Badri Suhendi prediksi Timnas Indonesia U-23 menang lawan Uzbekistan dengan skor 2-1.
Badri Suhendri, MH / Anggota DPRD Fraksi Partai Demokrat Kabupaten Sukabumi | Foto : sukabumiupdate
Sukabumi Memilih29 April 2024, 20:03 WIB

Antusias, 7 Orang Daftar Maju Pilkada Kota Sukabumi Lewat PDIP

Sejumlah tokoh sangat antusias mengikuti penjaringan bakal calon Walikota\Wakil Walikota dalam perhelatan Pilkada Kota Sukabumi 2024 melalui DPC PDIP Kota Sukabumi.
Iwan Kustiawan, saat mendaftar menjadi bakal calon wali kota Sukabumi di Pilkada Sukabumi 2024 | Foto : Sukabumi Update
Life29 April 2024, 20:02 WIB

Temukan Alasannya Dengan Segera, Terapkan 10 Cara Berikut Agar Balita Berhenti Memukul

Meskipun balita belum memahami dampak dari memukul, namun sebenarnya mereka tidak memiliki niat jahat. Begini cara menangani agar mereka berhenti memukul.
Ilustrasi cara balita berhenti memukul / Sumber Foto : pexels.com/@Tatiana Syrokova
Sehat29 April 2024, 20:00 WIB

Cara Diet Sehat untuk Diabetes Tipe 1: Bantu Menjaga Gula Darah Tetap Stabil

Penderita diabetes tipe 1 harus berhati-hati dalam mengatur pola makannya untuk menjaga kestabilan kadar gula darah karena tubuhnya tidak dapat memproduksi insulin secara alami.
Ilustrasi. Penderita diabetes tipe 1 harus berhati-hati dalam mengatur pola makannya untuk menjaga kestabilan kadar gula darah karena tubuhnya tidak dapat memproduksi insulin secara alami. (Sumber : Pexels/NataliyaVaitkevich)
Life29 April 2024, 19:53 WIB

7 Cara Membuat Anak yang Keras Kepala Jadi Patuh kepada Orang Tuanya

Anak yang keras kepala terkadang tidak patuh saat diperintah, dinasihati atau dimintai tolong orang tuanya. Maka penting mengubahnya menjadi patuh.
Ilustrasi. Cara membuat anak keras kepala menjadi patuh kepada orang tua. | Sumber foto : Pexels/ Gustavo Fring
DPRD Kab. Sukabumi29 April 2024, 19:28 WIB

Sodikin Optimis Timnas Indonesia Menang Lawan Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23

Terkait prediksi skor, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Sodikin sebut yang paling penting adalah timnas Indonesia bisa meraih kemenangan.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi, M Sodikin (Sumber : akun fb PKS Kabupaten Sukabumi)
Keuangan29 April 2024, 19:00 WIB

7 Gaya Hidup Orang Miskin yang Membuatnya Sulit Kaya

Hati-hati, Jangan Tiru Gaya Hidup Orang Miskin yang Membuatnya Sulit Kaya Ini!
Ilustrasi. Orang Miskin Banyak Gaya (Sumber : Pexels/LizaSummer)
Keuangan29 April 2024, 18:54 WIB

Awal Triwulan II 2024, Realisasi Belanja di KPPN Sukabumi Capai Rp6,4 Triliun

Realisasi belanja negara yang disalurkan melalui KPPN Sukabumi berhasil mencapai Rp6,4 triliun di awal Triwulan II 2024.
Kepala KPPN Sukabumi, Abdul Lutfi. (Sumber : Istimewa)