Bunda, Ini 6 Cara Membantu Bayi Mengatasi Kecemasan terhadap Orang Asing

Sukabumiupdate.com
Kamis 11 Sep 2025, 14:18 WIB
Bunda, Ini 6 Cara Membantu Bayi Mengatasi Kecemasan terhadap Orang Asing

Ilustrasi cara membantu bayi mengatasi kecemasan terhadap orang asing (Sumber: Freepik/@pvproduction)

SUKABUMIUPDATE.com - Bayi yang menangis atau rewel saat bertemu orang asing bisa jadi sedang mengalami stranger anxiety atau kecemasan terhadap orang asing. Kondisi ini umum terjadi dan merupakan bagian dari proses perkembangan intelektual bayi.

Mengapa Bayi Mengalami Kecemasan terhadap Orang Asing?

Pada bulan-bulan pertama, bayi belum memahami konsep kekekalan objek karena mereka belum menyadari bahwa sesuatu yang tidak terlihat tetap ada. Namun, sekitar usia 8 atau 9 bulan, bayi mulai mengembangkan pemahaman ini, termasuk menyadari kehadiran dan ketidakhadiran orang tua. Kesadaran ini memicu dua jenis kecemasan yang umum, yakni kecemasan terhadap perpisahan dan kecemasan terhadap orang asing.

Kecemasan terhadap perpisahan muncul saat bayi kesal jika berpisah dari pengasuh utamanya. Sedangkan kecemasan terhadap orang asing terjadi ketika bayi merasa takut atau tidak nyaman saat didekati orang yang tidak dikenal.

Baca Juga: 6 Emosi Dasar yang Wajib Kamu Pahami Biar Hidup Nggak Dikendalikan Perasaan

Tanda-Tanda Bayi Mengalami Kecemasan terhadap Orang Asing

Gejala kecemasan terhadap orang asing antara lain:

  • Bayi “membeku” ketika orang asing mendekat.
  • Menjadi lebih manja dan rewel saat bertemu orang baru.
  • Menangis saat wajah tak dikenal berada terlalu dekat.
  • Mencoba menyembunyikan wajah atau meminta digendong.

Meskipun ini bisa terasa mengganggu, reaksi ini sebenarnya menunjukkan keterikatan yang sehat dengan pengasuh utama.

Cara Membantu Bayi Mengatasi Kecemasan terhadap Orang Asing

Ada beberapa cara yang bisa membantu mengurangi kecemasan bayi terhadap orang asing:

1. Perkenalkan Orang Baru Secara Perlahan

Jika bayi tampak gelisah, beri tahu orang tersebut bahwa bayi Anda membutuhkan waktu untuk beradaptasi.

2. Biarkan Bayi Tetap di Pelukan Anda

Izinkan orang baru berbicara pada bayi saat ia berada di lengan Anda agar ia merasa aman.

3. Gunakan Bahasa Tubuh yang Tenang

Suara lembut dan sikap tenang dari Anda membantu bayi merasa nyaman dengan orang asing.

4. Lakukan Pertemuan Bertahap

Jika orang asing itu adalah pengasuh atau seseorang yang akan sering bersama bayi, adakan beberapa pertemuan awal bersama Anda.

5. Tanggapi Tangisan dengan Empati

Jangan abaikan ketidaknyamanan bayi. Peluk dan tenangkan ia dengan penuh kasih.

6. Latih Sosialisasi Secara Perlahan

Carilah peluang untuk mengenalkan bayi pada berbagai orang dalam situasi yang menyenangkan.

Yang terpenting, hindari memaksa bayi untuk berinteraksi jika ia belum siap. Setiap anak memiliki temperamen yang berbeda dalam beradaptasi dengan lingkungan sosial.

Baca Juga: Salah Satunya Afirmasi Positif: 5 Teknik Menenangkan Diri untuk Meredakan Kecemasan

Menyesuaikan Diri dengan Pengasuh Baru

Jika Anda menggunakan jasa pengasuh, perkenalkan bayi pada mereka secara perlahan. Minta pengasuh datang lebih awal sebelum Anda pergi, setidaknya 30 menit, agar bayi dapat beradaptasi dengan kehadirannya saat Anda masih ada.

Bagi orang tua yang akan kembali bekerja, cobalah menjadwalkan masa transisi beberapa minggu sebelumnya. Dengan begitu, bayi memiliki waktu untuk merasa nyaman dengan pengasuh sebelum ditinggal lebih lama.

Pastikan pengasuh mengetahui kebiasaan, camilan, dan teknik menenangkan yang disukai bayi Anda. Hindari meninggalkan rumah secara diam-diam karena ini dapat merusak kepercayaan bayi dan memperburuk kecemasan.

Baca Juga: 5 Dampak Negatif Gula terhadap Otak dan Fungsi Kognitif yang Patut Diwaspadai

Kecemasan terhadap orang asing adalah tahap perkembangan yang sehat dan normal pada bayi. Meski bisa membuat frustasi, sikap sabar dan pengenalan orang baru secara bertahap bisa membantu bayi mengembangkan rasa percaya diri dalam lingkungan sosialnya. Jika Anda merasa cemas atau memiliki pertanyaan tentang perilaku bayi Anda, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis atau ahli perkembangan anak.

Sumber: kidshealth

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini