SUKABUMIUPDATE.com - Emosi memainkan peran penting dalam kehidupan manusia. Mereka mempengaruhi cara kita berpikir, bertindak, dan berinteraksi dengan dunia sekitar. Seorang Psikolog bernama Paul Eckman mengidentifikasi enam emosi dasar yang bersifat universal yaitu kebahagiaan, kesedihan, ketakutan, marah, jijik, dan terkejut. Emosi-emosi ini bukan sekedar perasaan sesaat, tetapi juga mendorong respon fisik dan mental yang berdampak pada perilaku kita.
1. Kebahagiaan
Bahagianya adalah emosi yang paling dicari oleh banyak orang. Hal ini ditandai dengan perasaan puas, senang, dan sejahtera. Ekspresinya bisa terlihat dari senyuman, sikap tubuh santai, atau nada suara ceria.
Penelitian menunjukkan bahwa kebahagiaan berkaitan dengan kesehatan fisik dan mental yang lebih baik, termasuk umur panjang dan hubungan yang lebih memuaskan. Namun, faktor yang membuat seseorang bahagia sangat dipengaruhi oleh budaya dan pengalaman pribadi.
2. Kesedihan
Kesedihan adalah kondisi emosional sementara yang melibatkan perasaan kecewa, kehilangan, atau putus asa. Emosi ini bisa muncul dari berbagai situasi seperti perpisahan atau kegagalan.
Baca Juga: Salah Satunya Afirmasi Positif: 5 Teknik Menenangkan Diri untuk Meredakan Kecemasan
Tanda-tandanya meliputi menangis, suasana hati suram, atau penarikan diri dari orang lain. Jika suatu saat, kesedihan bisa berkembang menjadi depresi. Respons terhadap kesedihan juga berbeda-beda tergantung pada kemampuan seseorang dalam menghadapinya.
3. Ketakutan
Ketakutan merupakan emosi penting yang berkaitan erat dengan mekanisme kelangsungan hidup. Saat takut, tubuh merespons dengan reaksi “melawan atau lari” sehingga napas dan detak jantung meningkat, otot menegang, dan kewaspadaan meningkat.
Ketakutan bisa muncul karena ancaman nyata atau hanya imajinasi. Dalam beberapa kasus, seperti fobia atau kecemasan sosial, ketakutan bisa menjadi berlebihan dan mengganggu kehidupan sehari-hari. Namun, melalui terapi seperti terapi eksposur, respons ini bisa diredakan.
4. Jijik
Rasa jijik muncul sebagai respons terhadap hal-hal yang dianggap menjijikkan, seperti bau busuk, makanan basi, atau kebersihan yang buruk. Ini adalah bentuk perlindungan tubuh dari ancaman biologis atau moral.
Ekspresinya bisa berupa menguap, mengernyitkan hidung, atau bahkan reaksi muntah. Di luar konteks fisik, kecemerlangan juga bisa muncul saat seseorang menyaksikan perilaku tidak etis atau kejam.
Baca Juga: 5 Dampak Negatif Gula terhadap Otak dan Fungsi Kognitif yang Patut Diwaspadai
5. Kemarahan
Marah adalah emosi yang kuat, biasanya dipicu oleh perasaan disakiti, tidak dihargai, atau diperlakukan tidak adil. Emosi ini dapat membantu menyuarakan kebutuhan dan menetapkan batasan, tetapi jika tidak dikontrol dapat mengarah pada agresi.
Tanda-tanda marah termasuk wajah yang mengkerut, suara meninggi, atau tindakan fisik seperti membanting atau berteriak. Marah yang terus-menerus dapat berdampak buruk pada kesehatan, termasuk peningkatan risiko penyakit jantung.
6. Kejutan
Kejutan muncul ketika seseorang menghadapi sesuatu yang tidak terduga. Emosi ini berlangsung singkat namun bisa sangat kuat, baik dalam konteks positif maupun negatif.
Ciri khas kejutannya meliputi mata terbuka lebar, mulut menganga, atau memutar adrenalin. Karena sifatnya yang mengejutkan, emosi ini bisa memperkuat ingatan dan mendorong kita memberi perhatian lebih terhadap kejadian tertentu.
Emosi Lainnya
Meskipun Eckman mengidentifikasi enam emosi dasar, penelitian lanjutan menunjukkan bahwa ada banyak variasi emosi lain seperti rasa malu, bangga, puas, cinta, hingga rasa bersalah. Beberapa emosi merupakan kombinasi dari emosi dasar. Misalnya, cinta bisa dianggap sebagai gabungan antara kepercayaan dan kegembiraan.
Baca Juga: Keponakan Prabowo Nyatakan Mundur dari Anggota DPR RI, Ini Alasannya
Emosi adalah bagian integral dari kehidupan manusia. Mereka mempengaruhi cara kita berpikir, bertindak, dan berhubungan dengan orang lain. Dengan memahami berbagai jenis emosi dan bagaimana emosi itu muncul, kita bisa lebih baik dalam mengelola perasaan serta menjalin hubungan yang sehat.
Ingatlah, tidak ada emosi yang sepenuhnya baik atau buruk. Setiap emosi memiliki fungsi dan makna, tergantung bagaimana kita mengenalinya dan meresponsnya.
Sumber: verywellhealth