September Hitam: Menyulut Kesadaran, Merawat Perjuangan

Sukabumiupdate.com
Kamis 02 Okt 2025, 15:13 WIB
September Hitam: Menyulut Kesadaran, Merawat Perjuangan

Presiden Mahasiswa IAIS menggagas tema September Hitam sebagai napas kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2025 (Sumber : IAIS)

Sebuah Gagasan Kritis dari Presiden Mahasiswa IAIS dalam Kegiatan PKKMB 2025

Dalam sebuah langkah progresif dan penuh makna, Presiden Mahasiswa IAIS (INSTITUT AGAMA ISLAM SUKABUMI) menggagas tema "September Hitam" sebagai napas utama kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) tahun ini. Sebuah tema yang tidak hanya menghadirkan orientasi akademik, tetapi juga menyalakan kembali api kesadaran akan sejarah, keadilan, dan kemanusiaan.

Mengapa "September Hitam"?

"September Hitam" bukan hanya simbol, tetapi pengingat akan berbagai peristiwa kelam dalam sejarah Indonesia - mulai dari tragedi pelanggaran HAM, pembungkaman kebebasan berekspresi, hingga matinya suara-suara kritis anak muda. Dalam sejarah bangsa, September menjadi saksi atas berbagai peristiwa yang hingga kini masih menyisakan luka dan tanda tanya besar.

Presiden Mahasiswa IAIS, memandang penting untuk membawa mahasiswa baru tidak hanya masuk ke hanya masuk ke dunia akademik, tetapi juga dunia nyata - dunia yang menuntut kepekaan, keberanian bersuara, dan tanggung jawab sosial.

“PKKMB tidak boleh hanya menjadi seremoni tahunan yang penuh formalitas. Harus ada muatan nilai, sejarah, dan keberanian berpikir. 'September Hitam' adalah upaya menghadirkan pendidikan yang membebaskan.”

Tema ini diangkat bukan tanpa alasan. Beberapa tujuan utama kegiatan ini antara lain: Menumbuhkan kesadaran historis di kalangan mahasiswa baru tentang berbagai tragedi pelanggaran HAM di Indonesia; Mengajak mahasiswa berpikir kritis terhadap persoalan sosial, politik, dan kemanusiaan; Menanamkan nilai-nilai perjuangan dan keberanian dalam membela keadilan dan kebenaran; Mendorong mahasiswa menjadi agen perubahan yang peka dan berani menyuarakan yang benar meskipun sulit.

Dalam PKKMB bertema "September Hitam" ini, berbagai kegiatan yang digelar tidak hanya edukatif, digelar tidak hanya edukatif, tetapi juga reflektif dan ekspresif, antara lain:

Diskusi Publik & Talkshow

Menghadirkan aktivis HAM, akademisi, dan alumni yang membahas sejarah "September Hitam", dinamika sosial politik, serta peran mahasiswa sebagai pilar perubahan.

Pemutaran Film Dokumenter

Pemutaran film tentang tragedi HAM dan perjuangan sipil, diikuti dengan diskusi terbuka bersama peserta.

Panggung Ekspresi & Aksi Simbolik

Mahasiswa baru diberi ruang untuk menyuarakan keresahan dan harapannya melalui puisi, musik, teater, dan seni visual. Ditutup dengan aksi simbolik menyalakan lilin atau mengenakan pita hitam sebagai bentuk solidaritas.

Penulisan Surat Terbuka

Peserta diminta menulis surat untuk Indonesia: tentang harapan, keresahan, dan komitmen sebagai mahasiswa yang peduli terhadap bangsanya.

Pesan untuk Mahasiswa Baru

Kegiatan ini menjadi ruang awal bagi mahasiswa baru IAIS untuk memahami bahwa dunia kampus bukan hanya soal nilai IPK, tapi juga nilai-nilai perjuangan bukan hanya soal nilai IPK, tapi juga nilai-nilai perjuangan, keadilan, dan tanggung jawab sosial. Menjadi mahasiswa berarti siap berpikir bebas, bertindak benar, dan berani bersuara - bahkan saat yang lain memilih diam.

"Kita tidak ingin melahirkan generasi apatis. Kita ingin mahasiswa yang sadar sejarah, peka terhadap ketidakadilan, dan mau mengambil peran nyata. 'September Hitam' adalah titik mula perjuangan itu.”

"September Hitam" dalam PKKMB IAIS 2025 bukan sekadar mengenang masa lalu. Ini adalah ajakan untuk bergerak hari ini, demi masa depan yang lebih adil dan manusiawi. Karena sejarah bukan untuk ditakuti, tapi untuk dipelajari dan dijadikan pijakan.

Selamat datang mahasiswa baru. Selamat datang di rumah perjuangan.
Mari belajar, berpikir, dan bergerak - untuk kemanusiaan, keadilan, dan Indonesia yang lebih baik.

Jangan lupakan sejarah. Jangan diam saat ketidakadilan merajalela. Mari lawan lupa dan lawan apatis.

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini