Membangun Masa Depan Melalui Kreativitas: Peran Womenpreneur dalam Pemberdayaan Ekonomi

Sukabumiupdate.com
Kamis 25 Sep 2025, 21:15 WIB
Membangun Masa Depan Melalui Kreativitas: Peran Womenpreneur dalam Pemberdayaan Ekonomi

Rahma Qoryatil Aulia, S.Bns (Founder Women Literacy & Business/WLB) | Foto : Istimewa

Oleh : Rahma Qoryatil Aulia, S.Bns (Founder Women Literacy & Business/WLB)

Perempuan memiliki peran strategis dalam pembangunan bangsa. Tidak hanya dalam ranah keluarga, tetapi juga di dunia usaha dan perekonomian. Kehadiran wirausaha perempuan—atau yang kini populer disebut womenpreneur—telah menjadi motor penggerak penting bagi lahirnya kreativitas, inovasi, sekaligus pemberdayaan ekonomi. Fenomena ini semakin nyata di Indonesia, di mana banyak perempuan memadukan keterampilan, nilai sosial, dan semangat kemandirian dalam membangun usaha.

Womenpreneur: Lebih dari Sekadar Bisnis

Berbeda dari citra usaha konvensional yang hanya berorientasi pada keuntungan, womenpreneur hadir dengan misi yang lebih luas. Mereka menggabungkan orientasi profit dengan nilai keberlanjutan, keseimbangan keluarga, serta kontribusi sosial. Tidak sedikit inovasi usaha lahir dari pengalaman hidup sehari-hari, mulai dari mengelola rumah tangga, memanfaatkan keterampilan lokal, hingga menggunakan teknologi digital.

Contohnya, produk kerajinan tangan dari bahan daur ulang, kuliner sehat berbasis resep keluarga, atau bisnis daring yang memanfaatkan media sosial. Semua ini menunjukkan bahwa kreativitas perempuan mampu menjawab kebutuhan pasar sekaligus memberi manfaat nyata bagi lingkungan sekitar.

Potensi Diri Sebagai Modal Utama

Kesuksesan womenpreneur berawal dari keberanian menggali potensi diri. Potensi ini mencakup kemampuan intelektual, emosional, spiritual, hingga sosial. Dalam perspektif psikologi, potensi diri dipahami sebagai kemampuan dasar yang bisa dikembangkan menuju aktualisasi diri. Sedangkan dalam perspektif pemberdayaan, potensi perempuan adalah modal sosial dan personal yang dapat dioptimalkan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi dan posisi tawar di masyarakat.

Ketika potensi ini dikelola dengan baik, perempuan tidak hanya mampu membangun usaha, tetapi juga menjadi agen perubahan yang mendorong kemajuan komunitas.

Baca Juga: Mengenal Kelelahan Adrenal: Gangguan Kesehatan di Era Modern

 Tantangan dan Hambatan

Meski demikian, perjalanan womenpreneur bukan tanpa kendala. Keterbatasan modal, akses pasar, keterampilan manajerial, hingga stereotip gender masih menjadi tantangan besar. Banyak perempuan yang ragu untuk memulai usaha karena merasa tidak percaya diri atau khawatir dianggap melanggar norma sosial.

Di sisi lain, kebijakan dan dukungan lingkungan sering kali belum maksimal. Akses terhadap pelatihan, mentoring, maupun jaringan bisnis masih terbatas, terutama di daerah. Hal ini membuat banyak potensi perempuan belum teraktualisasi secara optimal.

Kesadaran Diri dan Refleksi

Salah satu langkah penting bagi perempuan dalam mengembangkan diri adalah membangun kesadaran diri (self-awareness). Dengan memahami kekuatan, kelemahan, nilai, dan tujuan hidup, perempuan dapat lebih percaya diri dalam mengambil keputusan. Kesadaran diri juga membantu mereka tidak mudah terpengaruh stereotip gender yang membatasi ruang gerak.

Refleksi diri menjadi cara praktis untuk menemukan keunggulan personal. Melalui teknik seperti menulis jurnal, membuat peta pikiran, atau refleksi spiritual, perempuan dapat mengenali pola perilaku, nilai, dan kekuatan yang dimiliki. Dari proses ini lahirlah keberanian untuk mengambil langkah nyata dalam usaha maupun kehidupan sosial.

Peran Pendidikan, Pelatihan, dan Mentoring

Pengembangan womenpreneur sangat erat kaitannya dengan akses pendidikan, pelatihan, dan mentoring. Pendidikan formal membuka wawasan dan memberikan literasi dasar, pelatihan meningkatkan keterampilan praktis yang relevan dengan dunia usaha, sementara mentoring memberikan bimbingan personal dan jejaring profesional.

Sinergi ketiga aspek ini sangat penting. Pendidikan membekali pengetahuan, pelatihan memperkuat keterampilan aplikatif, dan mentoring memberi motivasi serta strategi menghadapi tantangan. Ketika ketiganya berjalan beriringan, perempuan dapat berkembang secara lebih komprehensif dan siap bersaing di era digital.

Kontribusi terhadap Pemberdayaan Ekonomi

Womenpreneur memiliki peran besar dalam pemberdayaan ekonomi, baik di tingkat keluarga, komunitas, maupun nasional. Usaha yang dijalankan tidak hanya menciptakan lapangan kerja baru, tetapi juga meningkatkan kemandirian finansial perempuan. Dengan demikian, ketergantungan ekonomi pada pihak lain berkurang, dan perempuan memiliki posisi tawar yang lebih kuat dalam pengambilan keputusan.

Lebih jauh, womenpreneur mampu membangun ekosistem usaha yang inklusif. Banyak di antara mereka yang memprioritaskan pemberdayaan perempuan lain, seperti mempekerjakan ibu rumah tangga atau memberdayakan komunitas lokal. Dengan begitu, dampak positifnya meluas ke masyarakat sekitar.

Menuju Masa Depan yang Lebih Inklusif

Ke depan, womenpreneur berpotensi menjadi pilar penting dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Agar hal ini terwujud, diperlukan dukungan dari berbagai pihak: pemerintah melalui kebijakan afirmatif, lembaga pendidikan dengan menyediakan akses belajar yang setara, serta masyarakat dengan menghilangkan stereotip gender yang membatasi ruang gerak perempuan.

Ketika perempuan diberi ruang untuk menggali potensi diri dan menyalurkan kreativitasnya, maka lahirlah generasi womenpreneur yang tangguh, inovatif, dan mandiri. Mereka tidak hanya membangun masa depan untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk keluarga, komunitas, bahkan bangsa.

Berita Terkait
Berita Terkini