100 Paribasa Sunda dan Artinya, Papatah Kolot: Ulah Elmu Ajug, Nu Lain Kudu Dilainkeun

Sukabumiupdate.com
Rabu 16 Jul 2025, 18:32 WIB
100 Paribasa Sunda dan Artinya, Papatah Kolot: Ulah Elmu Ajug, Nu Lain Kudu Dilainkeun

100 paribasa sunda dan artinya, diantaranya ada pepatah orang tua kepada anaknya | Foto : Ilustrasi by Meta AI

SUKABUMIUPDATE.com - Mengerti Paribasa Sunda sangat penting, terutama bagi generasi muda, karena paribasa (peribahasa) bukan sekadar untaian kata, melainkan warisan budaya yang mengandung nilai moral, etika, dan kearifan lokal. 

Peribahasa Sunda mengajarkan budi pekerti, seperti kejujuran, kerja keras, kesederhanaan, saling menghargai, dan tidak egois. Nilai-nilai ini sangat relevan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari.

Memahami peribahasa Sunda berarti ikut melestarikan bahasa dan budaya Sunda. Ini sangat penting agar generasi muda tidak tercerabut dari akar budaya sendiri di tengah arus globalisasi.

Peribahasa adalah bentuk bahasa kiasan yang menuntut pemahaman mendalam. Ini melatih logika, penalaran, dan kemampuan berbahasa secara halus dan bijak.

Walau berasal dari masa lalu, makna peribahasa tetap relevan dalam berbagai konteks modern: sekolah, pekerjaan, hingga kehidupan sosial.

Anak Muda Sukabumi harus tahu tentang Paribasa Sunda yang telah menjadi kekayaan bahasa di Nusantara. Pasalnya, generasi muda lah yang kelak meneruskan estafet kepemimpinan bangsa.

Paribasa Sunda sama halnya dengan peribahasa dalam bahasa Indonesia yang biasanya memiliki makna mendalam dan bisa menjadi pelajaran dalam kehidupan sehari-hari. 

Baca Juga: 3 Perbedaan Babasan dan Paribasa Sunda: Pengertian, Ciri-Ciri dan Contoh Kalimatnya

Berikut ini paribasa Sunda dengan makna masing-masing yang disadur dari berbagai sumber:

  1. Sapapait samamanis, sabagja sacilaka, ka cai jadi saleuwi, ka darat jadi salebak. Artinya perasaan senasib, suka duka bersama, hidup rukun bersama.
  2. Abong biwir teu diwengku, abong létah teu tulangan. Nyaéta ngomong sakarepna atawa ngomong jangji engab. Artinya berbicara seenaknya tanpa memikirkan akibatnya.Adam lali tapel nyaéta poho ka dulur, baraya jeung ka lemah cai. Artinya lupa pada sanak keluarga dan lupa ke kampung halaman.
  3. Adat kakurung ku iga. Artinya karakter yang sudah mendarah daging dan susah diubah.
  4. Nu lain kudu dilainkeun, nu enya kudu dienyakeun, nu ulah kudu diulahkeun. Artinya yang bukan harus dikatakan bukan, yang benar harus dikatakan benar, yang bukan harus dikatakan bukan. Maknanya adalah bahwa segala sesuatu harus berdasarkan kenyataan dan aturannya. 
  5. Hejo lembok panjang carita. Artinya hidup bahagia setelah berjodoh. 
  6. Adean ku kuda beureum. Artinya merasa gaya dengan barang orang lain. Jadi yang dibanggakan itu bukan miliknya tapi titipan atau milik orang lain.
  7. Adigung adiguna. Artinya sombong atau merasa diri lebih unggul dari orang lain.
  8. Adu telu ampar tiga. Artinya berkenaan yang sedang memperkarakan urusan di pengadilan atau sedang jual beli.
  9. Agul ku payung butut. Artinya artinya sombong oleh keturunan atau bangga dengan barang yang nilainya tidak seberapa.
  10. Aki-aku tujuh mulud. Artinya sudah berumur sangat tua.
  11. Aku-aku angga. Artinya mengakui barang milik orang atau hasil pekerjaan orang lain.
  12. Alak-alak cumampaka. Artinya ingin dipuji orang, merasa paling unggul atau yang rendah ingin menyerupai yang tinggi, yang hina ingin menyerupai yang mulia.
  13. Along-along bagja. Artinya tidak jadi mendapat kebahagiaan.
  14. Alus laur hade omé alus dedeg pangadegna. Artinya adalah berbadan/ bertubuh bagus (ideal).
  15. Ambek nyedek tanaga midek. Artinya artinya emosi/keinginan gede tapi tak ada tenaga atau tidak mampu menyalurkan emosi/ keinginannya.
  16. Ambekna sakulit bawang. Artinya artinya cepat marah dan marahnya lama.
  17. Anak dua keur gumunda. Artinya perempuan yang baru punya dua anak terlihat menarik dan banyak lelaki yang jatuh cinta.
  18. Anak hiji keur gumeulis. Artinya perempuan yang baru punya satu anak, terlihat makin cantik saja.
  19. Anak merak kukuncungan. Artinya sipat anak terutama sipat baik itu menurun dari orang tuanya.
  20. Anak tilu keur kumusut. Artinya yaitu perempuan yang sudah punya anak tiga yang tidak bisa mengurus diri sehingga terlihat kumel.
  21. Anjing ngagogogan kalong. Artinya menginginkan sesuatu yang tidak mungkin tercapai atau terlaksana.
  22. Anjing nyampeurkeun paneunggeul. Artinya mendekati bahaya atau mendekati orang yang akan menyiksa/menyakiti.
  23. Anu borok dirorojok nu titeuleum disimbeuhan. Artinya menambah luka pada orang yang terluka, menyudutkan orang yang terkena masalah/musibah.
  24. Anu burung diangklungan, anu gelo didogdogan, anu edan dikendangan. Artinya pembohong didengerin agar tambah parah (bohongnya).
  25. Ari diarah supana, kudu dipiara catangna. Artinya apapun yang memberi hasil pada kita harus diurus baik-baik.
  26. Ari umur tunggang gunung, angen-angen pecat sawed. Artinya umur sudah tua tapi keinginan masih seperti anak muda.
  27. Asa aing uyah kidul. Artinya sombong, merasa paling bisa, merasa lebih dari yang lain.
  28. Asa bucat bisul. Artinya lepas dari masalah, pekerjaan sulit atau beban.
  29. Asa dijual payu. Artinya murung sebab sendirian di perantauan karena jauh dari orang tua.
  30. Asa dina pangimpian. Artinya merasa tidak percaya dengan kejadian atau kenyataan yang dihadapi.
  31. Asa dipupuk birus. Artinya merasa tentram dan bahagia.
  32. Asa ditonjok congcot. Artinya mendapat kebahagiaan sangat besar yang tidak disangka-sangka.
  33. Asa ditumbu umur. Artinya merasa sangat berhutang budi.
  34. Asa euweuh beungeutan. Artinya sangat malu.
  35. Asa kabur pangacian. Artinya sangat kaget/ terkejut sampai merasa tidak jelas apa yang harus dikerjakan dan hilang semangat.
  36. Balung kulit kotok meuting. Artinya tidak henti-hentinya sakit hati dari dulu sampai sekarang.
  37. Balungbang timur caang bulan opat welas, jalan gede sasapuan. Artinya sangat ikhlas, ridho dan tidak ada kebencian sedikit pun.
  38. Banda sasampiran, nyawa gagaduhan. Artinya jangan punya anggapan harta dan umur punya kita, semua hanya titipan.
  39. Banda tatalang raga. Artinya jangan sungkan menjual barang untuk menolong diri, misalnya menjual barang untuk berobat supaya sembuh lagi.
  40. Banteng ngamuk gajah meta. Artinya kejadian atau peristiwa yang menakutkan.
  41. Batan kapok kalah gawok. Artinya bukan berhenti atau kapok malah mau lagi atau terus-terusan.
  42. Batok bulu eusi madu. Artinya bukan pada tempatnya/ tidak pantas.
  43. Batok kohok piring semplék. Artinya perabotan yang tidak ada nilainya/harganya.
  44. Batu turun keusik naék. Artinya sama-sama mau, sama-sama suka, sama-sama setuju, atau sama-sama cinta.
  45. Batur ngaler ieu ngidul. Artinya tidak sesuai dengan topik pembicaraan orang lain atau OOT (out of topic).
  46. Bau-bau sinduk. Artinya masih saudara meskipun jauh (jauh hubungannya, bukan jauh jaraknya).
  47. Béak ka lebu-lebuna. Artinya ludes, harta benda tidak tersisa sedikitpun.
  48. Bébék ngoyor di sagara, rék nginum néangan cai. Artinya banyak harta tapi tidak bisa dipakai sebab bukan hak miliknya.
  49. Beuheung teukteukeun suku genteng belokeun. Artinya pasrah mau diapa-apain juga sebab merasa bersalah.
  50. Béja mah béja. Artinya informasi yang belum dibuktikan sendiri jangan dulu dipercaya sebab belum jelas kebenarannya.
  51. Belang bayah gindi pikir. Artinya punya pikiran jelek pada sesama manusia.
  52. Bengkung ngariung bongkok ngaronyok. Artinya bersama-sama dalam berbagai keadaan, baik bahagia atau tidak.
  53. Bentik curuk balas nunjuk, capétang balas miwarang. Artinya bisanya cuma nyuruh dirinya sendiri tidak mau bekerja.
  54. Beungeut nyanghareup ati mungkir. Artinya ucapannya tidak sesuai dengan hati, mukanya A hatinya B.
  55. Beunghar méméh boga nyaeta loba kahayang nu teu saimbang jeung kaayaan atawa ka boga dirina. Artinya banyak keinginan yang tidak seimbang dengan kondisi dirinya.
  56. Beurat nyuhun beurat nanggung, beurat narimakeun nana. Artinya sangat berterima kasih atas kebaikan orang sehingga rasa terima kasih itu susah diungkapkan.
  57. Beuteung mutiktrik berekat meunang. Artinya makan kenyang pulang membawa bingkisan.
  58. Bihari ngalingling pasir, ayeuna ngalanglang pasar. Artinya zaman sudah berubah, pekerjaan dan perilakunya sudah berubah.
  59. Bilatung ninggang dagé nyaeta bungah pisan. Artinya sangat senang, sangat gembira, sangat bahagia.
  60. Bilih aya turus bengkung nyaeta bisi salah pokpokanana. Artinya takutnya salah perkataannya.
  61. Bisa ka bula ka balé hartina bisa campur jeung jelema ti rupa-rupa golongan, bisa kaditu kadieu atawa bisa gawé kasar jeung gawé lemes. Artinya bisa bergaul dengan orang dari berbagai golongan, bisa masuk ke sana ke mari, atau bisa bekerja apapun.
  62. Bisi aya ti cai ti geusan mandi nyaeta bisi aya nu ka sigeung atawa ka-toél mamaras rasana. Artinya takutnya ada yang tersinggung perasaan.
  63. Biwir nyiru rombéngeun. Artinya suka menyebarkan rahasia/ aib sendiri atau orang lain.
  64. Biwir sambung lémék, suku sambung léngkah. Artinya tidak ikut bertanggung jawab cuma menyampaikan pesan sebab diutus.
  65. Bluk nyuuh blak nangkarak. Artinya sangat rajin mencari nafkah.
  66. Bobo sapanon carang sapakan. Artinya ada kecewa sebab ada kekurangan atau kerusakannya.
  67. Bobot pangayun timbang taraju hartina kabéh anu dipigawé kudu pinuh tinimbangan. Artinya semua yang dikerjakan harus penuh pertimbangan.
  68. Boga pikir rangkepan. Artinya waspada, tidak mudah percaya pada kata-kata manis.
  69. Boga sawah saicak. Artinya punya sawah sedikit.
  70. Boga saku dua hartina waspada teu babari kabobodo. Artinya waspada tidak mudah dibodohi.
  71. Bojo dénok sawah ledok. Artinya hidup senang sebab punya istri cantik dan kaya raya.
  72. Bonténg ngalawan kadu. Artinya yang kecil melawan yang besar.
  73. Borangan ku surak. Artinya pemalu di depan umum.
  74. Bosongot badé amprotan hartina beungeut pikagigiseun, pikagimireun, pasemon jagoan. Artinya mukanya menyeramkan, menakutkan, seperti wajah jawara.
  75. Bru di juru, bro di panto, ngalayah di tengah imah nyaeta jalma beunghar loba harta di mana-mana. Artinya kaya raya, hartanya di mana-mana.
  76. Buah ragrag moal jauh tina tangkalna nyaeta sifat anak moal jauh tina sifat kolotna. Artinya sama dengan peribahasa buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, yaitu sifat anak tidak jauh dari sifat orangtuanya.
  77. Bubu ngawaregan cocok. Artinya memberi nasihat atau membuat aturan yang menguntungkan diri sendiri.
  78. Buburuh nyatu diupah béas. Artinya belajar sambil dibayar atau digaji.
  79. Budak bau cikur hartina nyaeta budak keneh anu can nyaho nanaon. Artinya anak kecil yang belum tahu apa-apa.
  80. Budak bau jaringao kénéh hartina budak can aya kanyaho, budak olol-lého. Artinya anak yang belum tahu/ngerti apa-apa.
  81. Budak keur meujeuhna bilatung dulang hartina budak keur meujeuhna daék barang dahar. Artinya anak yang sedang suka-sukanya makan.
  82. Budak kamari sore hartina budak leutik keneh can dewasa. Artinya anak kecil yang belum dewasa.
  83. Budak olo lého nyaeta budak anu can aya kanyaho. Artinya anak yang belum tahu apa-apa.
  84. Budak rodék hulu hartina budak can aya kanyaho. Artinya anak yang belum tahu apa-apa.
  85. Budi santri, légég lebé, ari lampah euwah-euwah. Artinya gaya mirip santri tapi tingkah laku buruk.
  86. Buluan belut, jangjangan oray hartina pamohalan kajadian. Artinya tidak mungkin terjadi.
  87. Buncir leuit loba duit nyaeta beunghar sagala boga taya kakurang. Artinya kaya raya tidak kekurangan.
  88. Bur beureum bur hideung, hurung nangtung siang leumpang. Artinya gaya banyak pakaian bagus yang dipakai.
  89. Buruk-buruk papan jati. Artinya baik buruk juga saudara sendiri.
  90. Burung palung dulur sorangan. Artinya meskipun marah pada saudara sendiri kalau dia ada kesulitan tidak bisa membiarkannya dalam kesulitan.
  91. Ulah pupulur memeh mantun. Artinya jangan meminta upah sebelum bekerja.
  92. Ulah meungpeun carang ku ayakan. Artinya jangan berpura-pura tidak tahu, membiarkan seseorang melakukan hal tindakan salah.
  93. Ulah cul dogdog tinggal igel. Artinya jangan tinggalkan pekerjaan tetap untuk pekerjaan yang tidak jelas penghasilannya.
  94. Ulah elmu ajug. Artinya jangan seperti ilmu pelita. Karakter pelita adalah bagian bawahnya sendiri gelap tetapi bagian luarnya terang. Artinya jangan orang hanya menasehati orang lain agar berbuat baik, tetapi dirinya sendiri berbuat keburukan.
  95. Hideung-hideung buah manggu, matak tigurawil bajing. Artinya rupa bagian luar tidak menarik tetapi bagian dalamnya bagus / menarik.
  96. Munjung ka indung muja ka bapa. Artinya berbakti dan hormat pada ibu dan bapak.
  97. Nyaur kudu diukur nyabda kudu diungang. Artinya bicara harus dipikirkan terlebih dahulu agar tidak menyinggung hati orang yang mendengar.
  98. Leuleus jeujeur liat tali. Artinya besar pertimbangan, sabar, tidak terburu-buru.
  99. Ka hareup ngala sajeujeuh, ka tukang ngala sajeungkal. Artinya hidup harus hati-hati dan penuh perhitungan.
  100. Pareumeun obor. Artinya tidak mengenal orang tua atau leluhur.

Sumber: berbagai sumber

Berita Terkait
Berita Terkini