SUKABUMIUPDATE.com - Perayaan Seren Taun ke-446 di Kasepuhan Sinar Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, tak hanya menyedot perhatian masyarakat lokal, tetapi juga menarik minat mahasiswa asing dari berbagai negara. Tiga mahasiswa internasional dari Nusa Putra University (NPU) turut hadir dalam ritual adat yang digelar pada Minggu, 13 Juli 2025, sebagai bagian dari program interkultural kampus.
Mahasiswa yang hadir yakni Drey asal Afrika Selatan, Asma dari Pakistan, dan Esha dari Bangladesh. Mereka menyatu dengan warga adat dan pengunjung lainnya, menyaksikan langsung tradisi leluhur yang sarat makna spiritual dan kearifan lokal.
Drey mengaku takjub melihat antusiasme masyarakat dalam menjaga budaya. "Tempat ini menakjubkan. Ada banyak orang di sini untuk merayakan dan memajukan budaya mereka. Banyak negara saat ini melupakan budaya mereka, tapi Indonesia terus mengingatkan kembali nilai-nilai masa lalu. Ini luar biasa," ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Rabu (16/7/2025).
Baca Juga: DP3A Sukabumi Lakukan Pendampingan Korban Dugaan Tindak Asusila Kepala Madrasah
Hal serupa juga disampaikan Asma, yang terkesan dengan suasana otentik desa adat dan upaya pelestarian tradisi oleh Kasepuhan. “Satu hal yang saya sukai adalah mereka merayakan budaya untuk meningkatkan kesadaran generasi muda. Rumah-rumah dan atap di desa ini juga unik. Semuanya terasa otentik dan hidup,” Asma menambahkan.
Sementara itu, Esha menyebut pengalaman ini sangat berkesan dan penuh pembelajaran. “Ini pengalaman yang sangat menarik bagi saya. Keberagaman dan budaya di sini sangat menakjubkan. Saya belajar banyak dan melihat banyak hal baru,” katanya.
Kepala International Relation Office (IRO) Nusa Putra, Sabri Prince, menjelaskan bahwa kunjungan ke Kasepuhan Sinar Resmi merupakan bagian dari strategi internasionalisasi kampus berbasis nilai-nilai budaya Nusantara.
Baca Juga: Per 1 Agustus 2025, Tarif KA Pangrango Naik Jadi Rp55.000/Penumpang
“Kami ingin mahasiswa internasional tidak hanya belajar teknologi atau akademik di kampus, tapi juga memahami akar budaya Indonesia secara langsung. Ini bagian dari diplomasi budaya yang memperkuat toleransi, empati, dan kesadaran lintas budaya,” jelas Sabri.
Seren Taun sendiri merupakan tradisi tahunan yang digelar sebagai bentuk rasa syukur masyarakat kasepuhan atas hasil panen, sekaligus permohonan berkah untuk musim tanam mendatang. Melalui acara ini, nilai-nilai spiritual, keselarasan dengan alam, dan ikatan sosial dalam masyarakat adat tetap terjaga. (adv)
