Isu Beras Oplosan Resahkan Warga Sukabumi: Minta Satgas Pangan Bertindak

Sukabumiupdate.com
Rabu 16 Jul 2025, 20:42 WIB
Isu Beras Oplosan Resahkan Warga Sukabumi: Minta Satgas Pangan Bertindak

Toko beras di pasar Kota Sukabumi | Foto : Asep Awaludin

SUKABUMIUPDATE.com - Informasi adanya temuan beras oplosan yang beredar di masyarakat oleh Kementerian Pertanian bersama satgas pangan beberapa waktu lalu membuat khawatir warga di Kota Sukabumi. Kementan menyebut sekurangnya ada 212 produsen beras yang diduga melakukan praktik curang.

Cecep Supriyatna (45 tahun) warga Cikole, Kota Sukabumi, mengaku kekhawatirannya timbul mengingat beras adalah makanan pokok sehari-hari. “Tentu saya merasa khawatir ya dengan adanya informasi itu, soalnya beras kan makanan kita sehari-hari, mau yang dibeli di pasar atau di supermarket kalau informasinya seperti itu kita merasa khawatir,” ujar Cecep kepada sukabumiupdate.com, Rabu (16/7/2025)

Terlebih, kata dia, informasi pengoplosan itu terjadi pada beras premium yang dicampur menggunakan beras biasa atau beras berstandar rendah yang dikhawatirkan akan berdampak pada kualitas. “Ya jelas merugikan ya, soalnya kan beras itu nanti dimakan takutnya berdampak juga kepada kesehatan, harapan saya si kepada aparat penegak hukum ya segera bertindak aja,” ucapnya.

Baca Juga: Modus Kurangi Takaran, 212 Produsen Beras Diduga Curang: Kerugian Capai Rp99,35 T

Senada dengan Cecep, Anza (35 tahun) warga Baros Kota Sukabumi menyebut bahwa persoalan bukan hanya terjadi pada beras premium melainkan beras lainnya juga dikhawatirkan dioplos. “Ya kalau seperti ini kan takutnya bukan hanya beras premium saja tapi beras biasa juga takutnya dioplos, kalau gitu kan dampaknya pasti ke kesehatan kita yang nggak tahu beras itu dioplos atau tidak,” ujarnya.

Dia juga meminta Satgas Pangan Kota Sukabumi untuk segera melakukan tindakan agar masyarakat tidak dihantui informasi tersebut dan merasa aman. “Ya harus segera dilakukan pemeriksaan, kalau tidak ya kami khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, ini jelas merugikan,” pungkasnya.

Berita Terkait
Berita Terkini