Kentut Saat Berjalan Kaki: Ketahui Penyebab dan Cara Mencegahnya

Sukabumiupdate.com
Kamis 22 Mei 2025, 20:57 WIB
Ilustrasi penyebab dan cara mencegah kentut saat berjalan kaki (Sumber: Freepik/@pressfoto)

Ilustrasi penyebab dan cara mencegah kentut saat berjalan kaki (Sumber: Freepik/@pressfoto)

SUKABUMIUPDATE.com - Berjalan kaki dikenal memiliki banyak manfaat, seperti menurunkan kadar gula darah, membantu menurunkan berat badan, dan menjaga kesehatan jantung. Namun, beberapa orang mengalami efek samping yang cukup memalukan kentut saat berjalan. Meski terdengar sepele, kondisi ini bisa membuat tidak nyaman, terutama jika terjadi di tempat umum.

Perlu diketahui, bahwa kentut merupakan salah satu bagian alami dari sistem pencernaan. Gas di dalam saluran cerna harus dikeluarkan, dan salah satu jalannya adalah melalui kentut. Saat tubuh aktif bergerak, gas pun lebih mudah terdorong keluar. Lantas, apa saja penyebab kentut saat berjalan dan bagaimana cara mencegahnya?

Penyebab Kentut Saat Berjalan Kaki

1. Cara Bernapas yang Kurang Efisien

Saat berjalan cepat atau berolahraga, pernapasan yang tidak teratur bisa menyebabkan Anda menelan lebih banyak udara. Udara ini kemudian masuk ke saluran pencernaan dan bisa berubah menjadi gas. Jika tidak dikeluarkan, gas tersebut akan menumpuk dan menyebabkan kembung atau kentut saat tubuh mulai aktif bergerak.

2. Makanan dan Minuman Penyebab Gas

Baca Juga: Tidur Nyenyak, Wajah Awet Muda: 5 Cara Efektif Mencegah Kerutan Saat Tidur

Apa yang Anda konsumsi sebelum berjalan bisa sangat berpengaruh. Makanan tinggi serat seperti kacang-kacangan, brokoli, apel, atau minuman berkarbonasi bisa memicu produksi gas berlebih di usus. Produk susu dan pemanis buatan seperti sorbitol atau xylitol juga dapat menyebabkan perut kembung pada sebagian orang.

3. Aktivitas Fisik dan Gerakan Tubuh

Gerakan membungkuk, memutar, atau berjalan cepat bisa menekan perut dan mendorong gas keluar. Bahkan aktivitas seperti yoga, pilates, atau latihan tubuh bagian bawah dapat memicu kentut karena perubahan posisi dan tekanan pada perut.

4. Minum Terlalu Cepat

Meski penting untuk tetap terhidrasi, menenggak air dengan cepat dapat menyebabkan udara ikut tertelan. Sama halnya dengan makan terburu-buru, ini bisa meningkatkan produksi gas di perut yang kemudian keluar saat tubuh bergerak.

5. Siklus Menstruasi

Bagi perempuan, kentut saat berjalan bisa menjadi bagian dari gejala pramenstruasi. Perubahan hormon menjelang haid dapat memperlambat kerja usus dan menyebabkan penumpukan gas, yang mudah keluar saat tubuh aktif.

Baca Juga: Inspiratif! Cleaner Masjid Asal Sukabumi Cecep Abdullah Diundang Haji oleh Kerajaan Arab Saudi

Cara Mencegah Kentut Saat Berjalan Kaki

1. Atur Pola Pernapasan

Cobalah bernapas secara teratur dan dalam saat berjalan. Tariklah nafas lewat hidung dan hembuskan perlahan melalui mulut. Ini akan membantu mengurangi udara yang tertelan dan membuat sistem pencernaan lebih stabil.

2. Perhatikan Pola Makan dan Minum

Hindari makanan dan minuman pemicu gas sebelum berjalan. Jika menginginkan camilan ringan, pilihlah makanan rendah serat dan tidak berkarbonasi. Saat minum, usahakan teguk sedikit demi sedikit, bukan dalam jumlah banyak sekaligus.

3. Jangan Menahan Gas

Jika merasa perlu buang gas, jangan ditahan terlalu lama karena bisa menyebabkan rasa kembung dan nyeri perut. Jika berada di tempat umum, cari lokasi yang lebih pribadi untuk mengeluarkannya.

Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Kentut umumnya tidak berbahaya. Namun, jika Anda mulai mengalami gejala tambahan seperti sakit perut, sembelit, diare, atau penurunan berat badan tanpa sebab, sebaiknya konsultasikan ke dokter. Perubahan mendadak dalam pola gas tubuh bisa menjadi tanda masalah pencernaan yang perlu ditangani lebih lanjut.

Kentut saat berjalan kaki bisa terjadi karena berbagai faktor, mulai dari makanan, cara bernapas, hingga aktivitas tubuh. Meski seringkali tidak berbahaya, kondisi ini tetap bisa dihindari dengan beberapa langkah sederhana seperti memperbaiki pola makan dan pernapasan. Jika frekuensinya berlebihan atau bahkan disertai dengan gejala lain, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis.

Sumber: health

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini