SUKABUMIUPDATE.com - Di tengah teknologi yang semakin canggih, Generasi Z (Gen Z) tumbuh dengan smartphone di tangan dan Google di ujung jari. Apa pun yang mereka rasakan mulai dari radang tenggorokan sampai dada agak sesak langsung dicari di internet. Ternyata kebiasaan ini walaupun terdengar biasa saja, ternyata dapat memicu sesuatu yang lebih serius, yaitu health anxiety atau kecemasan berlebih terhadap kondisi kesehatan.
Apa Itu Health Anxiety?
Health anxiety (juga dikenal sebagai hypochondria) adalah kondisi ketika seseorang cemas berlebih tentang kesehatannya, bahkan ketika tidak ada gejala serius sekalipun. Orang yang mengalaminya cenderung melebih-lebihkan gejala kecil dan mengira dirinya terkena penyakit parah.
Gen Z merupakan generasi yang tumbuh di tengah pandemi, berita online, dan banjir konten kesehatan, hal ini dapat berdampak besar untuk generasi Z. Lantas kenapa sih Gen Z rentan mengalami Health Anxiety? Berikut beberapa alasannya:
1. Terlalu Bergantung pada Google
Ketika tubuh terasa nggak enak bukannya pergi ke dokter, tapi banyak Gen Z lebih dulu buka Google. Masalahnya, pencarian yang seharusnya membantu justru sering membuat panik karena hasilnya bisa sangat ekstrem. Misalnya, “sakit kepala sebelah” bisa saja diasosiasikan dengan tumor otak hanya dalam satu klik.
2. Tumbuh di Tengah Pandemi
Pandemi COVID-19 membentuk pola pikir baru tentang kesehatan. Gen Z yang mengalami fase remaja dan dewasa awal saat pandemi menjadi lebih waspada bahkan kadang over-aware terhadap tanda-tanda sakit.
3. Konsumsi Informasi Kesehatan di Media Sosial
Instagram, TikTok, dan Twitter kini penuh dengan konten seputar kesehatan. Tapi sayangnya, nggak semua sumber akurat. Gen Z yang aktif di platform ini sering terpapar informasi yang simpang siur, sehingga memicu kekhawatiran tidak berdasar.
4. Tekanan Sosial dan Kecemasan Umum
Gen Z juga dikenal sebagai generasi dengan tingkat stres dan kecemasan tinggi. Tekanan akademik, pekerjaan, hingga pencitraan di media sosial menambah beban mental. Hal ini ikut memperparah kecemasan terhadap kondisi fisik.
Baca Juga: Gerd Anxiety? Ini Cara Mengatasinya, Dari Relaksasi Hingga Pengelolaan Stres
Dilansir dari berbagai artikel jika tanda-tanda di bawah ini pernah kamu rasakan, segeralah untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater. Berikut tanda-tanda seseorang mengalami gangguan kecemasan:
1. Panik
2. Fobia, seperti agorafobia atau klaustrofobia
3. Gangguan stres pasca trauma atau post-traumatic setress disorder (PTSD)
4. Gangguan kecemasan sosial dan fobia sosial.
Menurut penelitian dari American Psychological Association (APA) sekitar 91% Gen Z mengaku pernah mengalami setidaknya satu gejala fisik atau emosional akibat stres. Contohnya seperti merasa depresi atau sedih, kehilangan minat, motivasi, atau energi. Bukan hanya itu, sekitar 1 dari 3 anak muda berusia 18-24 tahun juga melaporkan gejala terkait kesehatan mental, seperti depresi dan gangguan kecemasan.
Apa yang Bisa Dilakukan?
1. Kurangi self-diagnosis, mencari informasi itu perlu, tapi jangan jadikan Google sebagai pengganti dokter karena bisa menimbulkan kesalahan interpretasi dan kecemasan berlebihan. Konsultasikan gejala langsung ke tenaga medis yang kompeten agar mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
2. Batasi konsumsi konten kesehatan di media sosial, follow akun terpercaya dan hindari akun yang suka bikin panik tanpa sumber karena informasi yang salah bisa menyesatkan dan memicu kekhawatiran yang tidak perlu.
3. Lakukan medical check-up berkala, ini cara paling aman untuk memastikan kondisi tubuh tanpa overthinking. Pemeriksaan rutin bisa mendeteksi masalah kesehatan sejak dini dan memberikan rasa tenang karena informasi yang didapat berasal dari hasil nyata, bukan asumsi atau dugaan pribadi.
4. Cari bantuan profesional, kalau rasa cemas terus muncul tanpa alasan jelas, konsultasi ke psikolog adalah langkah bijak. Karena kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, dan berbicara dengan ahlinya bisa membantu memahami akar masalah.
Waspada itu perlu, tapi jangan berlebihan
Gen Z punya keunggulan dalam akses informasi, tapi kalau tidak digunakan dengan bijak, bisa menjadi bumerang. Health anxiety adalah salah satu tantangan mental yang perlu diwaspadai bukan hanya karena bikin stres, tapi juga bisa memengaruhi kualitas hidup.
Sumber: Berbagai sumber
Penulis: Zulfah Mubarokah, Mahasiswa Magang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Sukabumi