Pelarian dari Kenyataan: Mengenal Pola Hidup yang Merusak

Sukabumiupdate.com
Kamis 24 Apr 2025, 10:15 WIB
Ilustrasi - Pelarian dari Kenyataan: Mengenal Pola Hidup yang Merusak (Sumber : Freepik/@creativeart)

Ilustrasi - Pelarian dari Kenyataan: Mengenal Pola Hidup yang Merusak (Sumber : Freepik/@creativeart)

SUKABUMIUPDATE.com - Dalam kehidupan yang serba cepat dan penuh tekanan seperti sekarang, kita sering kali merasa terbebani oleh berbagai tuntutan. Tuntutan pekerjaan, hubungan sosial, bahkan media sosial, semuanya menciptakan sebuah dunia yang sering kali jauh dari kenyataan yang kita harapkan. Dalam upaya untuk menghindari kenyataan tersebut, banyak orang mencari pelarian. Namun, tanpa kita sadari, pelarian ini bisa menjadi pola hidup yang merusak.

Kenapa Kita Mencari Pelarian?

Pelarian sering kali muncul dari ketidaknyamanan. Bisa jadi itu adalah stres yang datang dari pekerjaan, tekanan sosial yang membuat kita merasa tidak cukup, atau perasaan kesepian yang tak terungkapkan. Dunia yang penuh harapan palsu, standar kecantikan yang tak realistis, dan tekanan untuk selalu tampil bahagia, sering kali menciptakan perasaan ketidakpuasan yang mendalam.

Pelarian menjadi solusi instan. Kita mungkin merasa nyaman untuk sementara waktu, tetapi efek sampingnya sering kali jauh lebih besar daripada yang kita sadari.

Baca Juga: Overthinking Itu Nyata: Kenapa Banyak Orang Merasa Lelah Padahal Nggak Kerja Berat?

Tipe-Tipe Pola Hidup yang Merusak

  1. Kecanduan Media Sosial: Kehidupan digital yang semakin meresap dalam keseharian kita bisa menjadi tempat pelarian yang tampaknya tak berbahaya. Namun, ketergantungan pada media sosial bisa mengarah pada perasaan cemas, perbandingan sosial yang tak sehat, dan bahkan isolasi. Berjam-jam yang kita habiskan untuk scrolling, membandingkan diri dengan orang lain, atau mencari validasi dari like dan komentar justru memperburuk kesehatan mental kita.

  2. Overworking (Kerja Berlebihan): "Work hard, play hard" sering kali dijadikan mantra, tetapi tanpa keseimbangan yang tepat, kerja berlebihan justru menjadi bentuk pelarian dari perasaan atau masalah yang lebih dalam. Orang yang terlalu fokus pada pekerjaan sering kali mengabaikan kebutuhan pribadi dan relasi sosial, serta kesehatan mental dan fisik mereka. Pelarian ini bisa berujung pada burnout yang menghancurkan.

  3. Kecanduan Konsumsi Makanan atau Minuman: Banyak orang berusaha mengatasi stres dan kecemasan dengan cara makan atau minum berlebihan. Konsumsi alkohol atau makanan berkalori tinggi bisa memberikan rasa lega sementara, tetapi dalam jangka panjang bisa merusak kesehatan fisik dan mental. Penghindaran terhadap masalah atau perasaan yang tidak nyaman sering kali tercermin dalam kebiasaan makan yang tidak sehat.

  4. Hidup dalam Ilusi Kebahagiaan Palsu (Toxic Positivity): Dalam masyarakat yang sangat mengutamakan penampilan dan citra diri, sering kali kita merasa tertekan untuk selalu bahagia. Pola hidup ini dikenal dengan istilah toxic positivity, di mana segala perasaan negatif dianggap tabu dan harus segera dibuang. Dengan memaksakan diri untuk selalu berpikir positif dan menghindari perasaan sedih atau cemas, kita justru menekan emosi yang sebenarnya perlu diproses.

Baca Juga: Toxic! Ini 6 Karakter Pasangan yang Tidak Bisa Ditoleransi Dalam Hubungan

Dampak dari Pola Hidup yang Merusak

  1. Kesehatan Mental yang Terganggu: Pelarian yang dilakukan secara terus-menerus bisa menyebabkan gangguan kecemasan, depresi, atau bahkan gangguan identitas. Ketika kita terlalu sibuk menghindari kenyataan, kita tidak memberi diri kita kesempatan untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah secara sehat.

  2. Kerusakan Hubungan Sosial: Ketergantungan pada pelarian seperti media sosial atau pekerjaan berlebihan sering kali menyebabkan kita mengabaikan orang-orang terdekat. Ketika kita lebih memilih menghindari kenyataan daripada berbicara dengan orang lain atau memperbaiki hubungan, kita justru semakin merasa terisolasi.

  3. Kesehatan Fisik yang Terganggu: Pola hidup yang merusak tidak hanya berpengaruh pada kesehatan mental, tetapi juga fisik. Makan yang berlebihan, kurang tidur, atau stres yang tak terkelola dapat menyebabkan berbagai penyakit fisik, mulai dari gangguan pencernaan, obesitas, hingga penyakit jantung.

Baca Juga: Rahasia Hidup Sehat: 10 Kebiasaan Pagi yang Dapat Meningkatkan Kesehatan

Menghadapi Kenyataan dengan Sehat

Menghadapi kenyataan bukanlah sesuatu yang mudah, tetapi itu adalah langkah pertama untuk hidup lebih sehat dan bahagia. Berikut beberapa cara untuk mulai mengubah pola hidup yang merusak:

  1. Penerimaan Diri: Belajarlah untuk menerima diri apa adanya, dengan segala kekurangan dan kelebihan yang ada. Tidak ada yang sempurna, dan kita semua berhak merasa bahagia tanpa harus menuntut kesempurnaan.

  2. Membuat Batasan dengan Teknologi: Mengurangi waktu di media sosial dan memberi diri kita kesempatan untuk benar-benar hadir di kehidupan nyata bisa sangat membantu. Fokus pada hubungan yang lebih bermakna dan interaksi sosial yang nyata.

  3. Mengelola Stres Secara Sehat: Alih-alih menghindar dari perasaan stres atau cemas, belajarlah untuk mengelolanya dengan cara yang sehat, seperti meditasi, olahraga, atau berbicara dengan seseorang yang dipercaya.

  4. Menghargai Waktu untuk Diri Sendiri: Istirahat bukanlah hal yang bisa dianggap remeh. Waktu untuk diri sendiri, tidur yang cukup, dan kegiatan yang menyenangkan adalah bagian penting dari menjaga keseimbangan hidup.

Pelarian dari kenyataan mungkin terasa nyaman dalam jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang itu akan merusak. Menyadari pola hidup yang merusak dan mulai menghadapi kenyataan dengan cara yang sehat adalah langkah pertama menuju kehidupan yang lebih memuaskan dan seimbang. Hidup bukan tentang menghindari masalah, tetapi bagaimana kita bisa belajar menghadapinya dengan kepala tegak.

Baca Juga: 4 Langkah Praktis untuk Memulai Hidup Sehat dengan Mudah

Sumber: APA

Berita Terkait
Berita Terkini