Anak Korban Gempa Takut dengan Rumah, Respon dan Cara Atasi Trauma Pasca Bencana

Selasa 29 November 2022, 15:47 WIB
Anak anak di pengungsian gempa Cianjur. | Foto: Yayasan Kipahare Peduli

Anak anak di pengungsian gempa Cianjur. | Foto: Yayasan Kipahare Peduli

SUKABUMIUPDATE.com - Media sosial kembali dikejutkan dengan cerita di pengungsian korban gempa Cianjur. Seorang netizen membagikan pengalaman sedih keponakannya yang masih menangis dan tak mau saat diajak pulang ke rumah, anak itu lebih memilih di pengungsian.

Trauma adalah hal yang sulit dihindari bagi penyintas bencana, termasuk warga terdampak gempa Cianjur, pada Senin 21 November 2022. Mereka tak hanya kehilangan harta benda dan rumah, tapi juga keluar, kerabat, teman dan tetangga yang meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan bangunan dan longsor dampak gempa M 5.6 tersebut.

Tak heran jika, trauma pasca bencana mendapat perhatian khusus dari seluruh pihak, selama masa penanganan tanggap darurat. Banyak lembaga, institusi dan relawan yang fokus coba mengembalikan kegembiraan para penyintas gempa cianjur, khususnya anak-anak.

Trauma merupakan bentuk dampak emosional yang terekam secara historis sebagai pengalaman tidak baik. Melansir arttohealing.org menyebut gempa bumi adalah bencana alam dengan tingkat kerusakan dan cedera paling tinggi dibandingkan bencana alam lain.

Data menyebutkan setelah gempa bumi, kondisi yang terjadi pada penyintas diantaranya:

• Sekitar 12 bulan pasca gempa, distres umum seseorang biasanya normal kembali.
• Reaksi stres pasca-trauma atau Post-traumatic stress disorder (PTSD) tidak hilang hingga 18 bulan pasca gempa bumi.
• PTSD mencapai 92% orang dewasa dan 95% pada anak-anak.
• Setelah gempa bumi, 4,5% anak ditemukan menderita PTSD.

Adapun faktor yang dapat mempengaruhi seseorang terkena trauma bencana gempa bumi misalnya jarak lokasi gempa, kecukupan ekonomi untuk pindah ke wilayah aman, cara memahami kesehatan mental serta dukungan teman, keluarga, dan komunitas.

Dilansir dari Halodoc, Trauma yang dialami manusia untuk merespon bencana, terjadi dalam beberapa bentuk reaksi umum, diantaranya:

1. Perasaan Intens atau Tak Terduga

Trauma pada korban bencana gempa bumi bisa berupa pribadi yang merasa lebih cemas, gugup, kewalahan, atau sedih yang mendalam pasca kejadian.

Korban bencana gempa misalnya juga biasanya mungkin lebih mudah tersinggung atau murung dibandingkan sebelumnya.

2. Pola Pikir dan Perilaku Berubah

Trauma sulit hilang! Imajinasi korban gempa bumi cenderung selalu membayangkan detik-detik peristiwa bencana terjadi.

Ingatan mendalam terkait bencana terjadi tanpa alasan yang jelas, menimbulkan reaksi fisik seperti detak jantung cepat dan berkeringat, sulit berkonsentrasi, sulit membuat keputusan, gangguan pola tidur dan makan.

Bahkan beberapa orang bereaksi berbeda seperti disaat yang lain kurang tidur dan kehilangan nafsu makan, sementara sisanya justru makan berlebihan dan terlalu banyak tidur.

3. Sensitif terhadap Lingkungan

Trauma lingkungan yang dimaksud tidak selalu berbentuk kondisi alam sekitar.
Korban gempa bumi dapat lebih sensitif terhadap suara sirine, lantai yang bergoyang, suara keras atau kondisi lingkungan lain yang merangsang ingatan bencana.

Baca Juga: Kemensos Klarifikasi Mengenai Narasi Adopsi Bayi Korban Gempa Cianjur

Pemicu faktor lingkungan juga tak jarang meningkatkan rasa ketakutan, cemas dan stress berlebihan pada korban bencana.

4. Tegang pada Hubungan Interpersonal

Trauma biasanya tetap menghantui para korban sekalipun bencana telah usai.
Misalnya merasakan ketegangan pada hubungan interpersonal. Ketegangan hubungan interpersonal menyebabkan konflik meningkat, seperti perselisihan dengan keluarga dan rekan kerja.

Selain konflik, korban bencana juga mungkin berubah menjadi seorang yang penyendiri hingga meninggalkan aktivitas sosial yang biasa dilakukan.

5. Gejala Fisik Terkait Stres

Trauma korban bencana meninggalkan luka tak hanya psikis tetapi juga fisik. Beberapa gejala fisik pada korban bencana yang mengalami trauma memerlukan perawatan medis seperti sakit kepala, mual, dan nyeri dada (baca: sesak).

Riwayat kesehatan atau kondisi medis sebelumnya juga tidak menutup kemungkinan akan mempengaruhi stres terkait bencana.

Trauma Healing: Mengatasi Trauma Pasca Bencana

Kabar baiknya, mayoritas korban bencana dapat kembali pulih seiring berjalannya waktu dari peristiwa traumatis yang menimpa dalam beberapa bulan.

Trauma Healing atau pemulihan terhadap trauma, dilakukan guna mengatasi dampak emosional pasca bencana diantaranya:

1. Waktu Penyesuaian Diri

Meskipun usai bencana momen hidup terasa sangat sulit, tetapi biarkan diri meratapi kehilangan hingga kerugian yang dialami. Selepas itu, coba bersabar terhadap perubahan kondisi psikis dengan pengelolaan emosional.

2. Dukungan

Support system tak hanya berbentuk manusia tetapi juga kalimat lisan yang dilontarkan orang sekitar. Dukungan jelas diperlukan oleh seluruh orang tak terkecuali korban traumatis gempa bumi Cianjur.

Dukungan bisa berbentuk motivasi, ruang hingga pelukan dari keluarga dan kerabat dekat.
Ruang pendengar biasanya lebih dominan diperlukan dalam dukungan sosial sebagai komponen kunci pemulihan pasca bencana.

Selain keluarga dan kerabat dekat, dukungan saling menguatkan juga dapat terjalin antar korban bencana yang selamat.

3. Komunikasi

Setiap makhluk sosial butuh yang namanya ruang ekspresi. Komunikasi pengalaman pasca bencana adalah salah satu ekspresi diri untuk terlepas dari peristiwa traumatis.

Komunikasi bisa tertuang dalam bentuk lisan maupun tulisan yang terekam dalam buku harian atau private journal virtual. Ekspresi komunikasi juga dapat dilakukan dengan aktif terlibat dalam kegiatan yang meningkatkan kualitas diri.

4. Pola Hidup Sehat

Trauma stress salah satunya dapat diatasi dengan pola hidup sehat dan teratur. Asupan makanan gizi seimbang, terukur dan teratur serta istirahat yang cukup membuat diri lebih segar.

Apabila pasca gempa bumi, tetap merasa sulit tidur maka bantuan teknik relaksasi dapat membantu mengatasinya, tarik napas dan hembuskan perlahan. Pola hidup sehat juga menuntun dan menuntut diri untuk jauh dari konsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan terlarang.

5. Kembali Rutin Beraktivitas

Aktivitas rutin yang teratur tak hanya menjadi solusi trauma pasca bencana, tetapi juga membuat tubuh lebih bugar karena ritme sirkadian membaik. Aktivitas harian dapat dilakukan dengan siklus pengaturan jam bangun tidur hingga tidur kembali yang teratur.

Kegiatan dapat diselingi dengan olahraga sehingga pertumbuhan melaju ke arah yang sehat dan positif. Aktivitas yang disukai cenderung meningkatkan mood, misalnya melakukan hobi tertentu, berenang, berjalan-jalan di taman, membaca buku hingga meditasi di alam terbuka.

Writer: Nisa Salma M

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Sehat19 Maret 2024, 09:00 WIB

Nasi Merah: Nutrisi dan Manfaatnya untuk Mengontrol Gula Darah

Saat mengonsumsi nasi merah, penting untuk memperhatikan ukuran porsi Anda dan memadukannya dengan lemak sehat dan protein tanpa lemak untuk meminimalkan lonjakan gula darah.
Ilustrasi - Meski beras merah tinggi karbohidrat, namun mengandung serat dan nutrisi penting lainnya untuk mengontrol gula darah. (Sumber : Freepik.com/@topntp26).
Nasional19 Maret 2024, 08:11 WIB

Hati-hati! Perusahaan Telat Bayar THR akan Didenda 5 Persen

Meski telah didenda 5 persen, tak menghapus kewajiban untuk membayarkan THR.
(Foto Ilustrasi) Kemnaker akan memberikan denda bagi perusahaan yang tak mematuhi kewajiban THR Idul Fitri 2024. | Foto: Istimewa
Kecantikan19 Maret 2024, 08:00 WIB

7 Rahasia Kecantikan Wanita Jepang yang Memiliki Kulit Mulus dan Bersinar

Ada sejumlah rahasia dibalik kecantikan wanita jepang yang memiliki kulit mulus.
Ilustrasi - Ada sejumlah rahasia dibalik kecantikan wanita jepang yang memiliki kulit mulus. (Sumber : Unsplash.com/@Lau keith).
Sehat19 Maret 2024, 07:00 WIB

Banyak Minum Air Putih, Simak 9 Cara Mencegah Serangan Asam Urat yang Sering Kambuh

Berikut ini beberapa cara mencegah serangan asam urat yang sering kambuh salah satunya dengan memulai gaya hidup sehat
Ilustrasi - Banyak Minum Air Putih, Simak 9 Cara Mencegah Serangan Asam Urat yang Sering Kambuh Sumber: Freepik/@freepik
Sehat19 Maret 2024, 06:00 WIB

Apakah Anda Punya Salah Satunya? Ini 9 Ciri Orang yang Mudah Terserang Asam Urat

Berikut ini beberapa ciri-ciri orang yang mudah terserang asam urat, waspada jika anda memiliki salah satunya
Ilustrasi - Apakah Anda Punya Salah Satunya? Ini 9 Ciri  Orang yang Mudah Terserang Asam Urat (Sumber : Freepik.com/@stefamerpik)
Science19 Maret 2024, 05:30 WIB

Prakiraan Cuaca Jabar 19 Maret 2024, Banyak Daerah Cerah Berawan Saat Pagi

Prakiraan cuaca hari ini wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya 19 Maret 2024
Prakiraan cuaca hari ini wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya 19 Maret 2024 (Sumber : Freepik/timolina)
Life19 Maret 2024, 05:00 WIB

Jangan Sia-siakan! Bulan Ramadan Waktunya Berdoa Karena Doa-doa Sangat Mustajab

Bulan Ramadan adalah waktu terbaik untuk berdoa memohon keinginan kepada Allah SWT.
Ilustrasi - Bulan Ramadan adalah waktu terbaik untuk berdoa memohon keinginan kepada Allah SWT. (Sumber : pexels.com/@Monstera Production).
Jawa Barat19 Maret 2024, 02:48 WIB

KPU Tetapkan 4 Calon Anggota DPD RI Jawa Barat Raih Suara Terbanyak, Komeng Tembus 5,4 Juta

Rapat pleno terbuka perhitungan suara hasil Pemilu DPD RI oleh Komisi Pemilihan Umum atau KPU Jawa Barat telah mengesahkan hasil rekapitulasi calon anggota DPD. Senin, (18/3/2024).
4 calon anggota DPD RI dari Jawa Barat dengan perolehan suara terbanyak (Alfiansyah Komeng, Aanya Rina Casmayanti, Jihan Fahira, dan Agita Nurfianti) | Foto : Sukabumi Update
Nasional19 Maret 2024, 01:09 WIB

Mirip Jusuf Kalla, Pengamat Sebut Gibran Berpeluang Jadi Ketua Umum Golkar

Gibran Rakabuming Raka disebut bisa menjadi Ketua Umum Golkar seperti Jusuf Kalla. Hal itu disampaikan pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari
Gibran Rakabumi Raka saat bersama Ketua Umum Airlangga Hartanto dan Abu Rizal Bakrie | Foto : Faktualnews.co
Sukabumi19 Maret 2024, 00:48 WIB

Jadwal Imsak dan Buka Puasa Selasa 19 Maret di Sukabumi, Jangan Lupa Doa Hari ke 8 Ramadhan

Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sukabumi bersama Dewan Hisab Rukyat (DHR) telah merilis jadwal imsakiyah dan buka puasa untuk seluruh wilayah Sukabumi dan sekitarnya.
Jadwal Imsak dan Buka Puasa Selasa 19 Maret di Sukabumi, Jangan Lupa Doa Hari ke 8 Ramadhan | Foto : Pixabay