SUKABUMIUPDATE.com - Pemerintah Republik Indonesia sudah mengeluarkan banyak uang agar pelaksanaan piala dunia U-20 tahun 2023 berjalan lancar. Salah satunya mengeluarkan anggara revitalisasi banyak stadion sepak bola di Indonesia yang akan digunakan untuk gelaran tersebut, tapi apa mau dikata, FIFA resmi mencabut status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Melansir bisnis.com, salah satu persiapan yang dilakukan pemerintah adalah revitalisasi sejumlah stadion yang akan digunakan untuk Piala Dunia U-20. Persiapan sudah mulai dilakukan sejak 2020, karena Piala Dunia U-20 awalnya akan diselenggarakan pada 2021. Namun, karena pandemi Covid-19, penyelenggaraannya ditunda hingga 2023.
Revitalisasi stadion dilakukan sesuai dengan Keputusan Presiden (Keppres) No.19/2020 dan Instruksi Presiden No.8/2020, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ditugaskan untuk melaksanakan renovasi 2 stadion utama dan 15 lapangan latihan sepakbola yang tersebar di 5 provinsi yakni Jawa Tengah, Bali, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Sumatera Selatan.
Kickoff pekerjaan konstruksi ditandai dengan Penandatanganan Kontrak antara Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya dengan Kontraktor Pelaksana yang diselenggarakan di Gedung Serbaguna, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Jumat (6/11/2020). Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, mengatakan renovasi sarana dan prasarana olahraga, khususnya sepakbola, menjadi bagian dari upaya membangkitkan semangat Skuad Timnas Garuda untuk berprestasi di tingkat internasional.
Terkait renovasi stadion dan lapangan latihan sepakbola, Menteri Basuki menekankan agar pelaksanaannya memperhatikan standar internasional, terutama rumput dan sistem pencahayaan. Pemerintah hanya punya waktu enam bulan, untuk menyelesaikan revitalisasi tersebut, sesuai standar FIFA.
Dua stadion utama yang direnovasi oleh Kementerian PUPR adalah Stadion Kapten I Wayan Dipta di Gianyar, Bali dan Stadion Manahan, Solo. Sementara itu, 15 lapangan latihan yang dipersiapkan di antaranya 3 lapangan di Palembang, Sumatera Selatan yakni Lapangan Atletik, Baseball, dan Panahan di Jakabaring; 3 lapangan di Sumedang dan Bandung, Jawa Barat yakni Lapangan IPDN, UNPAD, Sidolig. Kemudian, 4 lapangan di Solo, Jawa Tengah yakni Lapangan Sriwedari, Banyuanyar, Srivaru, dan Kota Barat; 1 lapangan di Madura, Jawa Timur yakni Stadion Gelora Bangkalan; 4 lapangan di Bali yakni Lapangan Ngurah Rai, Kompyang Sudjana, Gelora Trisakti Legian, dan Gelora Samudra Kuta.
Baca Juga: Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, 53 Jenis Merchandise Sudah Diproduksi!
Berdasarkan laporan Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, pelaksanaan renovasi 2 stadion utama dan 15 lapangan latihan dibagi menjadi 3 paket pekerjaan dengan anggaran APBN keseluruhan sebesar Rp418 miliar.
Dengan rincian Paket 1 (klaster Bali) akan dikerjakan oleh kontraktor PT PP, Tbk dengan nilai kontrak sebesar Rp 152,9 miliar. Kemudian, Paket 2 (klaster Solo) dikerjakan oleh PT Nindya Karya Wilayah II dengan nilai kontrak sebesar Rp78,8 miliar, sedangkan Paket 3 (klaster gabungan Bandung, Bangkalan dan Palembang) dikerjakan PT Nindya Karya Wilayah II dengan nilai kontrak sebesar Rp 83 miliar. Bertindak sebagai konsultan manajemen konstruksi PT Virama Karya.
Sebelum adanya pengumuman FIFA terkait pencabutan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, Presiden Joko Widodo sempat menyampaikan bahwa penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U-20 telah melalui proses bidding dan seleksi panjang hingga akhirnya Indonesia berhasil mengungguli dua kandidat lainnya yaitu Brasil dan Peru.