SUKABUMIUPDATE.com - Fakta kelam pendidikan di Indonesia terungkap dari sebuah penelitian yang dilakukan dua ahli pendidikan dari Republik Ceko. Penelitian itu menyebut Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai negara tidak jujur secara akademi atau ketidakjujuran akademik
Potret ini dikupas tuntas oleh dibahas Rocky Gerung. Akademisi ini menyoroti penelitian yang menyebut Indonesia menjadi negara peringkat kedua yang paling tidak jujur dalam hal akademik.
Dimana penelitian tersebut dilakukan oleh dua orang bernama Vit Machacek dan Martin Srholec yang menemukan bahwa tingkat ketidakjujuran akademik di Indonesia cukup tinggi, yaitu 16,73 persen. Para peneliti menyoroti banyaknya kasus kuliah abal-abal dan praktik wisuda palsu yang tercatat.
Baca Juga: 3.480 Guru Swasta Terancam PHK, FKK SMK Sukabumi Desak KDM Cabut Kebijakan Rombel
Bahasan ini dikupas dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official dengan judul "Memalukan! Indonesia Peringkat Dua Negara Paling Tidak Jujur Masalah Akademis Gegara Jokowi dan Bahlil".
"Sekarang dunia justru memeringkatkan kita di dalam kondisi yang betul-betul memalukan bahwa kejujuran intelektual Indonesia itu nomor dua. Jadi unggul di bidang ketidakjujuran intelektual, itu maksudnya tuh. Berbohong di dalam riset, memalsukan ijazah, menyogok supaya lulus skripsi, membayar supaya bisa masuk artikel internasional. Kan semua itu bisa dibaca sebagai kondisi pariah di dalam lingkungan intelektual kita," ucap Rocky Gerung.
Melansir suara.com, Rocky Gerung pun menyinggung para tokoh pahlawan yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. la menilai bahwa Tanah Air lahir dari buah pemikiran para tokoh tersebut. Namun sayangnya, kini ia melihat banyak orang yang tak suka dengan pemikiran orang lain jika dianggap terlalu kritis terhadap negara.
Baca Juga: Tak Bisa Beli BBM Pakai Jerigen, Viral Nelayan Sukabumi Geruduk SPBU di Palabuhanratu
"Jadi mulailah kita berupaya untuk melihat kembali bahwa Indonesia didirikan melalui pertengkaran pikiran. Artinya ada sesuatu yang otentik pada pendiri-pendiri negeri ini, tapi kenapa kita sekarang seolah-olah tidak suka pada pikiran kritis," sambung Rocky Gerung.
la menyayangkan bahwa setiap orang yang mengkritik pemerintah akan dianggap sebagai musuh negara. "Setiap kali ada orang yang berpikir kritis, dianggap sebagai memusuhi pemerintah. Setiap kali ada orang yang berpikir radikal, dianggap hendak menjual bangsa. Setiap kali ada orang yang menginginkan ada duel argumen dianggap sebagai memecah belah negeri ini," imbuhnya lagi.
Oleh karena itu, Rocky Gerung menilai jika kejujuran di masyarakat Indonesia semakin terkikis saat berargumentasi. "Jadi ini menunjukkan bahwa kita sudah kehilangan tradisi kejujuran di dalam berargumen. Kekurangan ini yang kemudian dibaca oleh dunia, sehingga satu lembaga dunia merumuskan bahwa Indonesia nomor dua di bidang ketidakjujuran intelektual," tambah Rocky Gerung.
Baca Juga: Efek Rumah Kaca : Ketika Musik Menjadi Alat Perlawanan dan Ketidakadilan
Rocky Gerung pun mengomentari publik yang mengaitkan peringkat tersebut dengan kasus yang belakangan ini tengah ramai, yaitu dugaan ijazah palsu miliki Presiden Republik Indonesia ke-7 Jokowi serta polemik disertasi Bahlil Lahadalia.
"Netizen akhirnya mengaitkan ketidakjujuran itu dengan perilaku dari pemimpin-pemimpin kita. Ul dipermalukan dengan skandal Bahlil, sampai sekarang itu nggak ada kejelasan. Yang salah di situ bukan sekadar Bahlil berupaya untuk berbohong dalam metodologi, tetapi peneliti-peneliti atau mereka yang menguji Bahlil di UI juga bersalah secara moral karena asal-asalan menguji," beber Rocky Gerung.
Instansi akademis seperti Universitas Gadjah Mada (UGM) juga menjadi sorotan. Dengan beredarnya isu ijazah palsu milik Jokowi, Rocky Gerung menilai jika pendapat masyarakat tentang UGM perlahan mulai runtuh.
Baca Juga: Isu Subsidi LPG Dipangkas, Disdagin: Belum Ada Informasi Resmi, HET di Sukabumi Stabil
"Demikian juga UGM, yang statusnya sebagai salah satu universitas terbaik itu akhirnya runtuh karena dicurigai kuat bahwa Presiden Jokowi dibantu oleh elit politiknya untuk memalsukan ijazah. UGM tidak bisa membuktikan bahwa ijazah itu betul-betul sudah di screening dengan cermat sehingga bisa dijadikan sebagai tanda kelulusan Jokowi," jelasnya lagi.
Lebih lanjut, Rocky Gerung menyarankan kepada Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto untuk mulai memberantas kebohongan agar bangsa Indonesia tak lagi diolok-olok.
"Pak Prabowo harus memulai upaya untuk memberantas korupsi dan juga upaya untuk memberantas kebohongan. Itu dasarnya, itu berat sekali, tapi kita tahu bahwa kita mesti mulai dari situ supaya kita tidak diolok-olok dari negeri lain," ucap Rocky Gerung.
Sumber: suara.com