SUKABUMIUPDATE.com – Warga Kampung Tugu, Desa Cikahuripan, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, kini hidup dalam ancaman banjir setiap kali hujan turun. Penyebabnya, tanggul Sungai Cisolok yang jebol sejak banjir besar akhir Oktober lalu hingga kini belum juga diperbaiki.
Akibatnya, pada Minggu sore (2/11/2025), air sungai dilaporkan kembali meluap dan menggenangi permukiman setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut sekitar pukul 17.00 WIB. Peristiwa ini terjadi hanya dua hari setelah Pemerintah Kabupaten Sukabumi mencabut status tanggap darurat bencana di wilayah Cisolok dan Cikakak.
Camat Cisolok Okih Fajri mengatakan, material bronjong untuk penanganan sementara sebenarnya sudah dikirim ke Desa Cikahuripan. Namun, pemasangannya belum dilakukan karena masih menunggu tindak lanjut dari Dinas Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Barat.
“Bronjong sudah didistribusikan, tapi pelaksanaannya menunggu PSDA Provinsi karena kewenangannya ada di mereka,” ujar Okih, Senin (3/11/2025).
Baca Juga: Butuh Alat Tidur dan Perabotan Dapur, Curhat Penyintas Banjir Bandang Cisolok Sukabumi
Ia menjelaskan, tanggul jebol tersebut nantinya akan dibangun secara permanen, sementara pemasangan bronjong menjadi langkah awal untuk mencegah banjir susulan.
“Informasi terakhir dari Kepala Desa Cikahuripan, belum ada jadwal pasti pemasangannya. Tapi sudah diprioritaskan untuk dibangun bronjong terlebih dahulu sebelum tanggul permanen,” jelasnya.
Okih membenarkan bahwa pascahujan deras kemarin air sempat meluap ke jalan dan rumah warga di Kampung Tugu, namun cepat surut.
"Betul kemarin, menjelang sore ada hujan dengan intensitas lumayan cukup deras. Sempat air setara dengan tanggul yang jebol tapi tidak lama kembali surut, adapun air yang masuk itu yang ke arah jalan masuk kampung tugu itu aliran air cileuncang dari jalan yang dari arah gunungtanjung," jelasnya.
Baca Juga: Warga Cisolok Sukabumi Masih Berjuang Bersihkan Lumpur: Minta Status Tanggap Darurat Diperpanjang
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Eki Radiana Rizki, menuturkan bahwa banjir di Kampung Tugu kemarin tidak sebesar peristiwa 27 Oktober lalu.
“Air masuk ke permukiman melalui tanggul yang belum diperbaiki dan aliran dari arah jalan raya,” kata Eki.
Eki menegaskan, perbaikan tanggul di aliran Sungai Cisolok merupakan kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan PSDA Provinsi Jawa Barat, sehingga BPBD tidak bisa melakukan perbaikan langsung.
“Koordinasi sudah dilakukan. Saat tanggap darurat kemarin, Pemprov Jabar juga sudah bantu 800 bronjong. Tapi untuk pelaksanaan perbaikannya, masih menunggu keputusan dari provinsi,” terangnya.
Ia menambahkan, rencana perbaikan sudah masuk prioritas, namun belum ada kepastian waktu pengerjaannya.
“Rencana dan waktu pasti ada, karena ini penyebab utama banjir. Tapi kepastian waktunya harus ditanyakan ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat,” pungkasnya.





