SUKABUMIUPDATE.com - Suasana rumah duka di Desa Bojong, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, masih diselimuti kesedihan. Kepergian AK (14), siswi MTsN 3 Sukabumi yang baru menginjak usia remaja, meninggalkan luka mendalam bagi keluarganya. Di mata mereka, AK bukan hanya seorang pelajar berprestasi, melainkan anak yang penuh kasih, rajin beribadah, dan menjadi kebanggaan keluarga.
Paman korban, Topik Walhidayat (35), mengingat AK sebagai sosok yang tidak banyak bicara namun selalu menunjukkan keteladanan melalui perilaku. “Dia itu anak yang baik, rajin shalat juga nggak usah disuruh. Kalau sudah waktunya dia langsung shalat sendiri. Bagi kami, dia anak yang rajin dan sholeh, bukan karena keluarga kami, tapi memang buktinya begitu,” ujar Topik saat ditemui Sukabumiupdate.com di rumah duka, Kamis (30/10/2025).
Sejak kecil, AK dikenal tekun belajar. Prestasinya di sekolah pun membanggakan keluarga. “Alhamdulillah aktif malah berprestasi juga, malah kemarin dari kelas 1 kelas 2 dia dapat juara kedua,” kenangnya lirih.
Baca Juga: Bedah Surat Wasiat Kematian Siswi MTs di Sukabumi, Psikolog: Korban Terpuruk Akibat Bullying
Namun di balik semangat dan keceriaan AK, tak ada yang menyangka ia menyimpan beban yang tak terlihat. Kepergiannya yang mendadak disertai dengan surat tulisan tangan.
“Kalau untuk korban kebetulan karena dia itu dekatnya dengan mamahnya dia itu (korban) sempat mengeluh kepada ibu nya, mengeluh sudah tidak nyaman di sekolah sudah tidak nyaman sama rekan-rekannya dan akhirnya ibunya pun mengadu kepada wali kelasnya, dan tanggapan wali kelasnya katanya dia itu tidak mau mendengar dari sepihak dan akhirnya kata wali kelas harus korban lah yang ngomong ke wali kelas Akhirnya sudah,” Topik menjelaskan dengan serius.
Kendati demikian, setelah Ibunda AK melapor kepada wali kelas, hal yang diterima AK justru berupa sindiran yang tidak diinginkan dan menjatuhkan mentalnya.
Baca Juga: Siapa I? Nama yang Ditulis Siswi Korban Dugaan Bullying di Sukabumi Sebelum Akhiri Hidup
“Wali kelasnya pun menyampaikan kepada orang yang diduga perundung, disampaikanlah kepada orang itu dan orang itu si terduga pelaku itu jadi balik marah, sampai mengeluarkan bahasa anak mamah gitu, itupun sudah salah satu perundungan yang masuk ke psikis, makanya korban itu sudah merasa nggak nyaman, mengeluhnya itu dua minggu ke belakang sebelum kejadian,” tambah Topik.
Kini, keluarga telah melapor ke Polres Sukabumi agar kasus ini bisa diselidiki lebih lanjut. “Alhamdulillah kemarin jam 12.00 WIB saya dengan kakaknya yang membuat laporan sudah ke Polres Sukabumi. Karena ini menyangkut anak di bawah umur, jadi yang menanganinya harus Polres unit PPA,” jelasnya.
Pihak keluarga berharap proses hukum berjalan transparan dan tuntas. “Kalau ini pembulian terbukti, kami meminta pihak terkait secepatnya menyelesaikan kasus ini,” ucap Topik. Ia juga menegaskan bahwa keluarga menolak upaya damai. “Kalau mau damai ini, itu kasus bukan menyangkut nyawa ikan, ini manusia. Jadi jangan sampai sekarang damai, kita nggak tahu hari esok yang akan datang ada pembulian lagi. Jadi ini harus diproses hukum karena kami minta keadilan.” tegasnya.
Baca Juga: Kepsek MTsN 3 Sukabumi Akui Ada Keluhan dari Ibu Korban Sebelum Anaknya Akhiri Hidup
Bagi keluarga, AK akan selalu dikenang sebagai gadis muda yang penuh kebaikan dan cita-cita. Kepergiannya bukan hanya kehilangan bagi orang tua dan sanak saudara, tetapi juga menjadi pengingat bahwa perhatian terhadap kondisi psikologis anak di sekolah adalah hal yang tak boleh diabaikan. “Kami hanya ingin keadilan ditegakkan dan tidak ada lagi korban berikutnya,” pungkas Topik.






