Tempat Transit Keluarga Bukan Tempat Ibadah, Rumah Singgah Cidahu Awalnya Pabrik Jagung

Sukabumiupdate.com
Senin 30 Jun 2025, 23:26 WIB
Tempat Transit Keluarga Bukan Tempat Ibadah, Rumah Singgah Cidahu Awalnya Pabrik Jagung

Rumah singgah di Cidahu Sukabumi dulunya merupakan pabrik pengepilan jagung | Foto : Ibnu Sanubari

SUKABUMIUPDATE.com - Rumah singgah di Kampung Tangkil RT 04/01, Desa Tangkil, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, yang sempat menjadi sorotan publik pasca insiden pembubaran retret pelajar Kristen, ternyata menyimpan cerita panjang sejak awal dibangun.

Penunggu rumah, Jongky Dien (56 tahun), kepada sukabumiupdate.com menceritakan bahwa rumah tersebut awalnya merupakan bekas pabrik jagung skala rumahan.

“Saya mulai datang ke sini tanggal 22 Januari 2022. Sejak itu, rumah ini direhab menjadi rumah tinggal. Dulunya ini bekas pabrik jagung, yang kerja juga ibu-ibu dari warga sekitar. Usaha rumahan saja,” ujar Jongky saat ditemui di lokasi, Senin (30/6/2025).

Rumah tersebut, lanjut Jongky, kini difungsikan murni sebagai tempat tinggal keluarga. Tidak ada kegiatan usaha, kecuali kandang ayam kecil yang dibuat hanya untuk hobi.

Baca Juga: Pemkab Sukabumi dan Polisi Pastikan Tak Ada Rumah Ibadah Dirusak dalam Insiden di Cidahu

Tempat Transit Keluarga Besar

Bangunan rumah memiliki luas kurang lebih 10 x 100 meter, terdiri dari 11 kamar tidur dan beberapa ruang santai. Rumah ini sering digunakan oleh keluarga pemilik, Maria Veronica Nina, yang berdomisili di Jakarta, sebagai tempat transit saat hendak bepergian ke Sukabumi atau Cianjur.

“Biasanya kalau ada keluarga dari Jakarta mau ke Sukabumi atau Cianjur, karena capek, mereka menginap dulu semalam di sini, baru besoknya jalan. Jadi memang bukan rumah sewa, hanya rumah tinggal keluarga,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa rumah singgah tersebut tidak pernah disewakan kepada umum dan tidak digunakan untuk kegiatan komersial. Beberapa kali memang digunakan untuk kegiatan kekeluargaan seperti arisan, acara makan bersama, hingga retret pelajar yang disebut lebih kepada pembinaan karakter.

Baca Juga: Fakta Dibalik Kesalahpahaman Warga Soal Rumah Singgah di Cidahu Sukabumi

Fasilitas dan Kondisi Bangunan

Secara struktur, bangunan ini terbilang luas dan cukup lengkap untuk menampung keluarga besar. Terdapat kamar tidur dalam jumlah banyak dan area santai yang kerap digunakan untuk istirahat bersama. Dengan lokasinya yang cukup jauh dari keramaian dan suasana yang sejuk khas Cidahu, rumah ini dinilai cocok sebagai tempat persinggahan sementara.

Meski begitu, rumah ini sempat disalahpahami oleh masyarakat sebagai tempat ibadah non-muslim karena adanya kegiatan anak-anak dan komunitas tertentu di akhir pekan. Namun pengelola rumah, termasuk Jongky, menyatakan bahwa tidak ada kegiatan ibadah rutin dan semua aktivitas sebelumnya sudah dikoordinasikan dengan lingkungan setempat.

Kini, setelah insiden yang terjadi pada 27 Juni 2025, rumah singgah tersebut mendapat perhatian luas termasuk dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Pemerintah daerah pun telah memediasi penyelesaian persoalan, dan masyarakat berkomitmen menjaga kondusifitas wilayah.

“Ini rumah tinggal biasa, kami di sini hanya jaga dan bersih-bersih. Kalau keluarga pemilik datang, ya kami bantu menyambut,” pungkasnya.

Berita Terkait
Berita Terkini