SUKABUMIUPDATE.com - Lagu "Pileuleuyan", lagu daerah berbahasa Sunda ciptaan Mus K. Wirya, kembali menjadi perbincangan hangat di media sosial. Lagu yang selama ini identik dengan momen perpisahan sekolah, khususnya di Jawa Barat, kembali viral menyusul kebijakan baru dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi atau yang akrab disapa KDM.
Diketahui, melalui surat edaran yang diterbitkan tahun ini, KDM resmi melarang penyelenggaraan perpisahan sekolah secara mewah dan pelibatan pungutan biaya dari orang tua siswa. Kebijakan ini berlaku di seluruh wilayah Jawa Barat, termasuk di Kabupaten Sukabumi.
Kini, tradisi perpisahan sekolah yang meriah dengan pentas seni, kreasi siswa, hingga lantunan lagu "Pileuleuyan" dan hymne guru sudah tidak lagi terdengar. Suasana tersebut turut dirasakan oleh Nina Herlina (40), warga Ciracap, Sukabumi.
"Biasanya anak-anak kelas 6 nyanyi lagu Pileuleuyan di panggung, ada yang nangis juga karena haru. Sekarang mah nyepi, nggak ada seremoni seperti dulu," ungkap Nina kepada sukabumiupdate.com, Minggu (15/6/2025).
Baca Juga: Disdikbud Ungkap Sanksi Bagi Kepsek di Sukabumi Jika Melanggar Aturan Perpisahan Sekolah
Menurut Nina, momen perpisahan yang dulu menjadi ajang berkumpul dan mengungkapkan rasa haru kini hanya berupa pembagian raport di dalam kelas. Tidak ada pengumuman juara kelas, tidak ada perlombaan atau pertunjukan seni yang menjadi kenangan khas masa sekolah.
Hal senada disampaikan Jujun J (35), warga Kecamatan Ciemas. Ia menyebut suasana perpisahan sekolah kini sangat sunyi, berbeda jauh dengan tahun-tahun sebelumnya.
"Sekarang mah paling cuma serah terima raport. Nggak ada acara pentas atau seni-seni gitu. Makanya banyak yang posting lagu Pileuleuyan di medsos, buat mengenang masa-masa itu," ujarnya.
Lagu "Pileuleuyan", yang berarti “berpisah untuk bertemu kembali”, memang kerap dibawakan saat perpisahan sekolah, menggambarkan nuansa haru antara siswa, guru, dan teman-teman. Lirik lagu ini menyentuh hati, dengan penggambaran tentang perpisahan sementara untuk kembali bertemu di masa depan.
Baca Juga: Perpisahan Mewah Dilarang, Damkar Sukabumi Jadi Primadona di Perayaan Kelulusan Siswa
Berikut penggalan lirik lagu "Pileuleuyan":
Hayu batur, hayu batur
Urang kumpul saréréa
Hayu batur, hayu batur
Urang sosonoan heula
Pileuleuyan, pileuleuyan
Sapu nyéré pegat simpay
Pileuleuyan, pileuleuyan
Paturay, patepang deui
Amit mundur, amit mundur
Amit ka jalma nu réa
Amit mundur, amit mundur
Da kuring arék ngumbara
Pileuleuyan, pileuleuyan
Sapu nyéré pegat simpay
Pileuleuyan, pileuleuyan
Paturay, patepang deui
Hayu batur, hayu batur
Urang kumpul saréréa
Hayu batur, hayu batur
Urang sosonoan heula
Pileuleuyan, pileuleuyan
Sapu nyéré pegat simpay
Pileuleuyan, pileuleuyan
Paturay, patepang deui
Amit mundur, amit mundur
Amit ka jalma nu réa
Amit mundur, amit mundur
Da kuring arék ngumbara
Pileuleuyan, pileuleuyan
Sapu nyéré pegat simpay
Pileuleuyan, pileuleuyan
Paturay, patepang deui.
Baca Juga: Pengangguran Sukabumi Meningkat: 75 Ribu Lulusan SMA dan 6 Ribu Sarjana Belum Kerja
Dengan viralnya lagu ini, warga seolah menumpahkan kerinduan terhadap tradisi kelulusan yang dulu begitu hangat dan penuh makna. Meskipun kebijakan KDM bertujuan untuk meringankan beban orang tua dan menghindari euforia berlebihan, tak bisa dimungkiri ada kerinduan terhadap nilai-nilai emosional dalam perpisahan sekolah.