Gua Gunung Sungging Sukabumi, Pesona Alam dan Cerita Persembunyian Seinendan

Selasa 15 Agustus 2023, 14:41 WIB
Pintu masuk Gua Gunung Sungging di Kampung Cigintung, Desa Gunung Sungging, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, Selasa (15/8/2023). | Foto: SU/Ragil Gilang

Pintu masuk Gua Gunung Sungging di Kampung Cigintung, Desa Gunung Sungging, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, Selasa (15/8/2023). | Foto: SU/Ragil Gilang

SUKABUMIUPDATE.com - Selain memiliki suasana alam yang masih relatif terjaga, Gua Gunung Sungging di Kampung Cigintung, Desa Gunung Sungging, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, menjadi saksi perjuangan warga Surade dalam merebut kemerdekaan.

Gua Gunung Sungging berjarak sekitar empat kilometer dari kantor Kecamatan Surade. Tempat ini banyak dikunjungi wisatawan karena juga memiliki penampilan ukiran batuan alami di dalam gua. Setiap batu di Gua Gunung Sungging memiliki bentuk yang unik dan menakjubkan.

Beberapa batu terlihat berbentuk mirip hewan seperti buaya, kuda, badak, dan gajah. Tak heran. keberadaan Gua Sungging dikaitkan dengan beragam cerita mistis. Selain batuan, di dalam gua juga terdapat aliran sungai. Gua ini memilik area dalam yang panjang dan cukup luas.

Adapun keterkaitan Gua Gunung Sungging dengan perjuangan kemerdekaan diungkapkan tokoh Pajampangan, Ki Kamaludin (72 tahun). Dia mengawali ceritanya dengan menyatakan gua ini berkaitan erat dengan upaya merebut kemerdekaan Indonesia pada masa Jepang.

Baca Juga: Cerita Putri Kembar dan Lantunan Selawat dari Dalam Gua Masigit Sukabumi

"Perjuangan dimulai pada zaman Jepang tahun 1942. Waktu itu Dai Nippon masuk wilayah Surade dan Ciracap melalui Muara Cipasung Desa Cipeundeuy dan Muara Cikaret Desa Sukatani," kata dia kepada sukabumiupdate.com pada Selasa (15/8/2023).

Ki Kamaludin mengungkapkan pada 1942 wilayah Kecamatan Surade dan Ciracap menjadi basis perjuangan organisasi semi militer yang didirikan Jepang seperti Seinendan (Korps Pemuda), Keibodan (Korps Kewaspadaan), Suishintai (Barisan Pelopor), dan Heiho.

Setahun berikutnya atau 1943, Ki Kamaludin menyebut Jepang memerintahkan semua buku-buku berbahasa Belanda dibakar, baik yang disimpan di rumah maupun di tempat lain. Pada tahun yang sama, Sekolah Rakyat (SR) diwajibkan menggunakan bahasa Jepang.

"Anak-anak SR diberi baju santung, baju buatan Jepang. Tahun 1944-1945 anak SR dilatih militer atau Seinendan, Keibodan, dan lainnya. Warga disuruh diwajibkan kerja paksa atau romusha. Pada 1945 sebelum proklamasi, mereka dilatih di lapangan rumah Ki Owar, salah satu warga Kampung Cikujang, Desa Gunung Sungging," ujarnya.

Ki Kamaludin mengungkapkan ketika terjadi pertempuran di Cikarang (sekarang perbatasan Desa Pasiripis, Kecamatan Surade, dengan Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap), siswa SR disuruh oleh Jepang berjuang menyerang Belanda yang bermarkas di Ujunggenteng.

"Saat ada serangan Belanda, pasukan Seinendan mundur dan bermarkas di Cikujang, Desa Gunung Sungging, tepatnya di depan rumah Ki Owar di bawah pohon mangga. Lalu bersembunyi ke Goa Gunung Sungging. Tahun 1945 dipimpin Letnan Saptaji yang bermarkas di Jipun (Cikaso), di kaki Gunung Kancana Cikaso," ungkapnya.

Goa Gunung Sungging disebut Ki Kamaludin sering dijadikan tempat persembunyian gerilyawan, terutama saat mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada 1947. Termasuk saat Agresi Militer I dan II, pimpinan Kapten Saptaji (terakhir Mayjen Purnawirawan Saptaji).

"Gua ini saksi bisu tempatnya sarang markas, persembunyian gerilyawan pejuang 1945, juga saat Agresi Militer Belanda I dan II," katanya.

Berdasarkan catatan Anik Sulistyowati dalam buku ajar Sejarah (2020:12), Seinendan merupakan organisasi yang diisi pemuda Indonesia dengan kisaran umur 14 hingga 22 tahun. Bertujuan untuk melatih anak muda agar bisa mempertahankan wilayahnya masing-masing.

Sementara Keibodan adalah organisasi yang diisi oleh pemuda-pemuda Indonesia yang usianya mulai 25 sampai 35 tahun. Dengan kriteria usia tersebut, Jepang menganggap bahwa anggota Keibodan nantinya lebih dewasa dan siap dalam menjaga keamanan negara.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkait
Berita Terkini
Life21 Mei 2024, 10:00 WIB

Mengenal 7 Perkembangan Fisik Pada Anak Usia Dini, Yuk Ketahui Bund!

Orang tua mesti mengetahui perkembangan fisik pada anak-anaknya
Ilustrasi. Orang tua mesti mengetahui perkembangan fisik pada anak-anaknya. Sumber foto : Pexels/Jonathan Borba
Nasional21 Mei 2024, 09:56 WIB

MK Putuskan Gugatan Pileg PPP di Jawa Barat Tidak Dapat Diterima

Hakim konstitusi Guntur Hamzah mengatakan pemohon mempermasalahkan perbedaan perhitungan perolehan suara PPP dengan Partai Garuda.
(Foto Ilustrasi) MK menyatakan permohonan PPP dalam sengketa pileg DPR RI di sejumlah dapil di Jawa Barat tidak dapat diterima. | Foto: PPP
Sukabumi21 Mei 2024, 09:40 WIB

Kusmana Bahas Dua Raperda Penting di Paripurna DPRD Kota Sukabumi

Kedua Raperda ini adalah tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Daerah dan Raperda Bantuan Hukum untuk Masyarakat Miskin.
Pj Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji menyampaikan penjelasan terkait dua Raperda dalam Rapat Paripurna DPRD Kota Sukabumi pada Senin, 20 Mei 2024. | Foto: Dokpim Kota Sukabumi
Inspirasi21 Mei 2024, 09:30 WIB

Loker S1 Semua Jurusan di Jakarta, Syarat: Mampu Berkomunikasi Bahasa Inggris

Loker S1 Semua Jurusan di Jakarta ini ini dibuka hingga 22 Juli 2024 mendatang.
Ilustrasi. Loker S1 Semua Jurusan di Jakarta, Syarat: Mampu Berkomunikasi Bahasa Inggris | Foto: Pixabay/styles66
Sukabumi21 Mei 2024, 09:15 WIB

Edi Jabrig: Preman Pensiun Versi Ciracap Sukabumi, Kini Jualan Gorengan

Edi menghabiskan uang hasil kerjanya untuk berfoya-foya.
Edi Sutedi atau Edi Jabrig (67 tahun), warga Kampung Pananggapan, Desa Cikangkung, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi. | Foto: SU/Ragil Gilang
Sehat21 Mei 2024, 09:00 WIB

4 Tanda Asam Urat Anda Semakin Parah, Jangan Dibiarkan Bisa Bahaya!

Asam urat bisa berbahaya apabila dibiarkan dan tidak diobati.
Ilustrasi - Asam urat bisa berbahaya apabila dibiarkan dan tidak diobati. (Sumber : Freepik.com)
Life21 Mei 2024, 08:30 WIB

10 Cara Bersikap Bodo Amat Agar Beban Hidup Tidak Mempengaruhi Pikiran

Mengembangkan sikap bodo amat bukan berarti menjadi tidak peduli sepenuhnya terhadap segala sesuatu, melainkan belajar untuk melepaskan hal-hal yang tidak penting dan fokus pada apa yang benar-benar berarti dalam hidup Anda.
Ilustrasi. Cara Bersikap Bodo Amat Agar Beban Hidup Tidak Mempengaruhi Pikiran. Sumber foto : Pexels/Vera Arsic
Sukabumi21 Mei 2024, 08:27 WIB

Puluhan Warga Datangi Kantor Desa Sukajadi Sukabumi, Pertanyakan Penyaluran BLT DD

Puluhan warga mempertanyakan penyaluran BLT DD tahun anggaran 2024 kepada Kepala Desa Sukajadi Cimanggu Sukabumi.
Puluhan warga penerima manfaat BLT DD saat audiensi di Kantor Desa Sukajadi Cimanggu Sukabumi. (Sumber : SU/Ragil Gilang)
Sehat21 Mei 2024, 08:00 WIB

8 Manfaat Minum Teh Hijau Setiap Pagi untuk Penderita Asam Urat

Dengan memasukkan teh hijau ke dalam rutinitas pagi, penderita asam urat dapat merasakan berbagai manfaat kesehatan yang membantu mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup.
Ilustrasi. Green Tea. Manfaat Minum Teh Hijau Setiap Pagi untuk Penderita Asam Urat (Sumber : Twitter/@SweetRotation)
Life21 Mei 2024, 07:00 WIB

8 Tips Hidup Sehat Dengan Asam Urat, Boleh Konsumsi Obat Herbal dan Tradisional

Tips Hidup Sehat Dengan Asam Urat: Lakukan pemeriksaan rutin untuk memantau kadar asam urat dalam darah dan konsultasikan dengan dokter untuk penanganan yang tepat.
Ilustrasi - Tips Hidup Sehat yang Membantu Menyembuhkan Asam Urat.  (Sumber : Freepik.com/@Lifestylememory)