Ketika Gamelan Sari Oneng Parakansalak Sukabumi Tampil di Peresmian Menara Eiffel

Senin 20 Maret 2023, 12:23 WIB
Menara Eiffel di Paris, Prancis. Artikel ini membahas Gamelan Sari Oneng Parakansalak dari Kabupaten Sukabumi dalam peresmian menara Eiffel pada 31 Maret 1889. | Foto: Unsplash/Sam Williams

Menara Eiffel di Paris, Prancis. Artikel ini membahas Gamelan Sari Oneng Parakansalak dari Kabupaten Sukabumi dalam peresmian menara Eiffel pada 31 Maret 1889. | Foto: Unsplash/Sam Williams

SUKABUMIUPDATE.com - Mungkin ada yang belum mengetahui bahwa di balik peresmian menara Eiffel, 31 Maret 1889 di Paris, Prancis, terdapat musik tradisional Sunda yang ikut ditampilkan. Dia adalah Gamelan Sari Oneng Parakansalak dari Kabupaten Sukabumi.

Pengamat sejarah Sukabumi Irman Firmansyah beberapa waktu lalu sudah menjelaskan terkait kisah Gamelan Sari Oneng Parakansalak. Termasuk saat dirinya bertemu Philippe Grange, atase budaya Prancis yang mengunjungi Sukabumi pada 26-27 Februari 2021.

Irman mengungkapkan tampilnya Gamelan Sari Oneng di pentas dunia dimulai pada 1883. Saat itu, Gustaf CFW Mundt dipilih untuk menggantikan Adriaan Walfaare Holle sebagai administratur perkebunan teh Parakansalak dan membawa rombongan gamelan tersebut ke sebuah pameran di Amsterdam, Belanda.

Gamelan Sari Oneng membuat perkebunan Parakansalak menjadi sangat terkenal. Bahkan keterkenalannya melebihi Hindia Belanda. Sari Oneng yang sukses menjelajahi dunia untuk mempromosikan teh dan budaya nusantara telah mengubah semuanya. Sari Oneng sendiri istilah umum yang bermakna kasih sayang.

Baca Juga: Claude Debussy dan Sari Oneng Sukabumi dalam Impresionis Musik Barat

Irman yang kini Ketua Yayasan Dapuran Kipahare mengatakan sebenarnya gamelan tersebut merupakan proyek bersama antara perkebunan Parakansalak dan Sinagar. Namun tak sedikit yang menganggap gamelan ini sebagai Sari Oneng Parakansalak. Meski anggota dan penyandang dana proyek berasal dari kedua perkebunan itu.

Sebelum membahas pentas pada 1883, Irman lebih dulu menjelaskan kiprah Gamelan Sari Oneng Parakansalak yang dimulai pada 1857, saat Adriaan Walfaare Holle menjadi administratur perkebunan Parakansalak. Dia menyukai permainan gamelan Sunda, bahkan Holle dapat memainkan rebab dengan baik.

Keindahan perkebunan Parakansalak dan Sinagar juga dikenal Eropa. Maka tidak mengherankan jika pada abad 18 sudah dibuat program Visit Parakansalak and Sinagar, semacam tur wisata ke dua wilayah tersebut.

"Holle pun sering menyambut turis elite yang datang ke Parakansalak dan Sinagar, mengajaknya tur pegunungan, berkuda, keramahan desa, tur perkebunan, wayang golek, dan gamelan," kata Irman yang juga penulis buku "Soekaboemi the Untold Story" kepada sukabumiupdate.com.

Beberapa turis seperti etnolog Belanda bernama Pieter Johannes Veth (1882) menyatakan Parakansalak adalah replikanya surga. Ini berkaitan dengan kampung Jawa yang sebenarnya dibangun berdasarkan tradisi keramahtamahan Parakansalak yang autentik.

Dari Sukabumi Menuju Dunia

Pada 1883, Gustaf CFW Mundt dipilih menggantikan Holle sebagai administratur Parakansalak. Dia kemudian membawa rombongan Gamelan Sari Oneng Parakansalak ke sebuah pameran di Amsterdam, Belanda. Uniknya, panitia pameran meminta Mundt untuk meminjamkan gamelan yang diatur sedemikian rupa sehingga bisa memainkan lagu-lagu langgam diatonik berdasarkan tujuh nada.

Dalam teori musik, skala diatonik merupakan komponen dasar teori musik dunia Barat. Skala diatonik memiliki tujuh not yang berbeda dalam satu oktaf. Not-not ini adalah not-not putih pada piano. Dalam notasi solmisasi, not-not tersebut adalah "Do-Re-Mi-Fa-Sol-La-Si".

Atas permintaan itu, Mundt mengkonstruksikan gamelan Sunda yang berlaras pelog (tangga nada pokok yang dipakai dalam musik gamelan asli dari masyarakat di Pulau Bali dan Jawa) dengan ukiran yang lebih bergaya Eropa ketimbang bergaya Sunda.

Ketenaran gamelan Sari Oneng memuncak ketika acara peresmian menara Eiffel di Paris dan peringatan 100 tahun revolusi Perancis yang digelar pada 31 Maret 1889.

Sebelum peresmian ini berlangsung, Belanda memang berniat memperlihatkan kejayaannya melalui tanah koloni yang mereka kuasai. Belanda pun merencanakan untuk membuat stan pameran di peresmian menara Eiffel.

Baca Juga: Sari Oneng, Gamelan Sukabumi yang Tampil di Peresmian Menara Eiffel Paris

Segendang sepenarian dengan rencana Belanda, pihak Javaasche Bank yang diketuai Van den Berg akhirnya bekerja sama dengan keluarga Eduard Julius Kerkhoven (dari perkebunan Sinagar) dan Mundt. Dia ditemani ahli filantropis dan sekretaris Englisch Indische Company (semacam VOC-nya Inggris), HP Cowan.

Mereka terpesona dengan perkebunan Parakansalak dan Sinagar. Sehingga selain membawa budayanya ke Paris, mereka juga setuju untuk membawa wayang dan gamelan Sari Oneng yang sebelumnya pernah tampil di Amsterdam. Tak hanya itu, Parakansalak dan Sinagar juga ternyata memiliki kios atau warung teh yang bagus untuk diduplikasi.

Pembuatan duplikasi kios selanjutnya dilakukan di Tanjung Priok bersama rumah dan sarana lainnya untuk membuat kampung Jawa yang akan ditampilkan di pameran Paris. Mundt dan Kerkhoven menyiapkan 40 orang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan untuk dibawa ke peresmian menara Eiffel.

Irman mengatakan dari delegasi kampung Jawa dan Sari Oneng yang dikirim ke Paris pada 1889 selama enam bulan, ada 22 laki-laki asal Parakansalak serta Sinagar dan lima penari wanita Parakansalak. Jumlah ini menjadi bagian dari total 75 orang yang diberangkatkan.

"Pemimpinnya adalah pekerja sekaligus pemain rebab bernama Suminta Mein. Anaknya Pak Suminta adalah istrinya Willem Theodore Boreel (administratur Parakansalak) yang bernama Nyi Endah. Kemudian keturunannya menjadi pengguna nama Boreel di Sukabumi karena diakui pemerintah saat itu," ujar Irman.

Penyandang dana untuk kampung Jawa dan Sari Oneng, termasuk Wayang Golek ini bukanlah pemerintah Hindia Belanda, namun Kerkhoven dari Sinagar dan Mundt dari Parakansalak. Mundt menyuplai gamelan, wayang golek, dan para musisinya. Sementara Kerkhoven sebagai penyandang dana, mengirim sebagian orang, dan juga menyiapkan minuman teh terbaik yang diberikan secara gratis di Paris.

Sari Oneng di Tanah Prancis

Pameran yang memadukan rumah-rumah nusantara dengan iringan gamelan dan penari tersebut berjalan sukses dengan pengunjung membludak. Bertajuk "Exposition Universelle", pameran ini sukses mendatangkan dua gamelan Sunda.

Satu perangkat gamelan diberikan pemerintah Belanda kepada Conservatoire Muse de I'Homme-Paris sebagai hadiah. Sementara seperangkat lainnya yang berasal dari Parakansalak, dikirim oleh Gustaf Mundt untuk promosi teh dan beberapa produk lainnya.

Irman menuturkan komponis Prancis Achille-Claude Debussy sangat mengagumi langgam Gamelan Sari Oneng Parakansalak sehingga memengaruhi beberapa hasil karyanya.

Debussy berjam-jam memperhatikan musik gamelan itu dan menulis, "berguru pada irama abadi ombak lautan, desik daun terhembus angin, dan banyak bunyi-bunyian lain, musik Jawa memiliki kontrapun yang menyebabkan kontrapun Palestina seperti mainan anak kecil. Harus diakui instrumen perkusi orkestra Barat hanya memperdengarkan bunyi-bunyian primitif seperti yang terdengar di pasar malam."

Melihat nadanya yang memadukan unsur Sunda, ada kemungkinan beberapa lagu gubahan Debussy dipengaruhi gamelan ini, seperti Danses Pour Harpa, Danses Sacree et Danse Profane, Pagodes, dan Preludeal'apres Midi d'un Faune.

Keberhasilan pameran Parakansalak dan Sinagar di Paris sebenarnya tidak terlepas dari lobi Belanda. Sebab, Belanda merupakan negara kecil dan tak diperhitungkan, sehingga mereka ingin memperlihatkan koloninya yang unik dan ternyata itu berhasil karena pengunjung pameran kampung Jawa mencapai 1.000 orang.

Pameran Parakansalak juga memunculkan keunikan. Saking lamanya para peserta pameran menjelajah, konon ada yang sempat hamil dan melahirkan di luar negeri. Bahkan ada orang Parakansalak yang meninggal dan dimakamkan di Paris pada 1889, namanya Aneh, lahir di Parakansalak pada 1854.

Aneh adalah pemusik dari Parakansalak yang ikut dalam pameran kampung Jawa untuk memeriahkan peresmian menara Eiffel. Aneh berangkat bersama rombongan lainnya namun dia ditengarai terkena penyakit ruptured aneurysm, sejenis penyakit yang merobek pembuluh darah.

Aneh meninggal dunia pada 4 Juli 1889 di Paris. Kematian dan pemakamannya menjadi perbincangan dan dimuat dalam media-media Perancis seperti Le Figaro pada 5 Juli 1889 dengan artikel berjudul Courrier de l'Exposition.

Le Figaro adalah surat kabar di Prancis yang didirikan tahun 1854 dan sangat berpengaruh di Paris. Surat kabar Le Figaro semula terbit secara mingguan. Namun sejak 1866 terbit sebagai surat kabar harian.

Laporan kematian Aneh juga muncul di beberapa media lain. Bahkan harian Le Rappel edisi 8 Juli 1889 memuatnya secara eksklusif dalam kolom L'exposition. Mungkin Aneh menjadi satu-satunya pekerja Indonesia dan sekaligus pemusik yang pertama kali diberitakan dalam koran Prancis.

Gamelan Sari Oneng Parakansalak kemudian mengikuti pameran internasional di Chicago, Amerika Serikat pada 1893 yang diberi nama The World's Columbian Exposition. Kala itu, dibentuk "Syndicate Jawa Chicago" yang beranggotakan dua orang administratur perkebunan teh yakni Eduard Julius Kerkhoven dari Sinagar yang terletak di barat daya Gunung Gede dan Gustaf Mundt, administratur perkebunan Parakansalak.

Sindikat tersebut membiayai pengangkutan gamelan serta penduduk kampung Sinagar dan Parakansalak dengan hasil pertanian, termasuk teh yang disajikan secara gratis. Kolaborasi saat itu sangat berhasil sebagai ajang promosi perkebunan sekaligus promosi Hindia Belanda di Eropa.

Nasib Gamelan Sari Oneng Parakansalak

Gamelan Sari Oneng Parakansalak saat ini diketahui berada di Museum Prabu Geusan Ulun, Kabupaten Sumedang. Sejumlah seniman dan sejarawan asal Sukabumi memiliki impian gamelan tersebut bisa kembali pulang ke Sukabumi.

Irman mengatakan Gamelan Sari Oneng berada di perkebunan Parakansalak hingga masuknya penjajahan Jepang. Namun, ada juga pendapat yang menyebut gamelan ini berada di Belanda dan dikirim ke Indonesia pada 1942 (untuk pendapat ini Irman mengaku belum menemukan dokumen pengirimannya).

Gamelan Sari Oneng Parakansalak kemudian disembunyikan dari ancaman tentara Jepang oleh Bupati Sukabumi Raden Aria Adipati Soeria Danoeningrat yang berhubungan baik dengan administratur Parakansalak.

Lalu pada 1956, Gamelan Sari Oneng dihibahkan oleh M.O.A Huguenin (administratur Parakansalak pascakemerdekaan Indonesia) kepada Raden Aria Adipati Soeria Danoeningrat seiring nasionalisasi perkebunan di Sukabumi.

Kemudian pada 8 Desember 1975, Raden Aria Adipati Soeria Danoeningrat meninggal dunia. Penerus dan keluarga besar Soeria Danoeningrat kebingungan untuk menyimpan Gamelan Sari Oneng karena saat itu di Sukabumi tidak memiliki tempat untuk menyimpannya (museum).

Dengan latar belakang keturunan keluarga Soeria Danoeningrat yang merupakan trah Sumedang (keturunan Kerajaan Sumedang Larang), maka pihak keluarga membawa gamelan tersebut ke Sumedang lalu menitipkannya di Museum Prabu Geusan Ulun, Kabupaten Sumedang.

Irman mengatakan berbagai upaya telah dilakukan untuk mencoba mengembalikan keharuman sejarah milik Sukabumi khususnya warga Parakansalak. Sempat beberapa kali kesempatan dia dan keturunan Soeria Danoeningrat meminta kepada pihak Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang untuk mengembalikan gamelan tersebut ke Sukabumi, namun belum menemukan titik terang dan kesepakatan.

Arikel lebih lengkap soal Gamelan Sari Oneng Parakansalak dan upaya memulangkannya ke Sukabumi dapat dibaca di sini.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkait
Berita Terkini
Opini26 April 2024, 17:00 WIB

Kebangkitan Timnas U-23: Inspirasi untuk Sukabumi dan Indonesia

Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Sukabumi Ayep Zaki nilai kebangkitan Timnas U-23 inspirasi untuk Sukabumi dan Indonesia.
Ayep Zaki bicara prestasi gemilang Timnas Indonesia U-23 yang lolos semifinal Piala Asia U-23 2024. (Sumber : Istimewa)
Musik26 April 2024, 17:00 WIB

Lirik Lagu Kupu-Kupu Tiara Andini: Wahai Cinta Beri Pertanda

Inilah Full Lirik Lagu Kupu-Kupu Tiara Andini yang Viral: Wahai Cinta Beri Pertanda.
Lirik Lagu Kupu-Kupu Tiara Andini yang Viral di TikTok. Foto : YouTube/TiaraAndini
Life26 April 2024, 16:30 WIB

6 Kebiasaan Penting yang Melatih Diri Jadi Penyabar dalam Hidup, Ini Kuncinya

Kebiasaan tertentu akan melatih diri menjadi pribadi yang penyabar ketimbang emosian, baperan (bawa perasaan) dan marah-marah dalam kehidupan ini.
Ilustrasi. Orang Sabar. Kebiasaan penting yang melatih diri jadi penyabar. Sumber foto : Pixabay/Alena Darmel
Sukabumi26 April 2024, 16:25 WIB

Rumah Tak Layak Huni Popon Guru Honorer di Waluran Sukabumi Dibedah Bupati

Rumah tak layak huni Popon guru honorer asal Waluran Sukabumi dirobohkan untuk dibangun kembali oleh Bupati.
Rumah Popon guru honorer di Waluran Sukabumi dirobohkan untuk dibangun kembali oleh Bupati. (Sumber : Istimewa)
Bola26 April 2024, 16:00 WIB

Prediksi RANS Nusantara vs Persija Jakarta di Liga 1: H2H, Susunan Pemain, dan Skor Akhir

RANS FC akan menjalani laga hidup mati saat melawan Persija, demi menjaga asa tetap di Liga 1.
RANS FC akan menjalani laga hidup mati saat melawan Persija, demi menjaga asa tetap di Liga 1. (Sumber : X/@persija/rans.nusantara).
Life26 April 2024, 15:30 WIB

6 Didikan Orang Tua yang Membuat Pola Pikir Anak Semakin Dewasa, Ini Rahasianya

Anak akan memiliki pola pikir dewasa ketika orang tuanya mengajarkan beberapa hal penting sudah semenjak belia. Ini penting untuk pertumbuhan seorang anak kelak.
Ilustrasi. Didikan yang membuat pola pikir anak dewasa. Sumber Foto : Pexels/RDNE Stock Project
Musik26 April 2024, 15:15 WIB

Konser Dua Hari di Indonesia, Berikut Profil dan Daftar Lagu Milik Penyanyi IU

IU akan menggelar konser bertajuk H.E.R selama dua hari di Indonesia. Penggemar menyambut antusias kedatangan penyanyi tersebut sampai tiketnya langsung sold out dan menambah kursi.
IU yang akan menggelar konser H.E.R selama dua hari pada tanggal 27-28 April 2024 di ICE BSD, Tangerang. (Sumber Foto: Instagram /@ dlwlrma)
Sukabumi26 April 2024, 15:02 WIB

BPJS Ketenagakerjaan Sukabumi Hadiri Podcast Perlindungan Sosial di Radio Swara Perintis

Program BPJS Ketenagakerjaan ini memberikan perlindungan sosial kepada pekerja.
BPJS Ketenagakerjaan Sukabumi di acara podcast Radio Swara Perintis Sukabumi, Kamis, 25 April 2024. | Foto: Istimewa
Inspirasi26 April 2024, 15:00 WIB

Lowongan Kerja Sebagai Mechanic dengan Penempatan di Sukabumi, Cek Kualifikasinya

Apabila kamu tertarik dengan lowongan kerja ini, segera daftarkan diri sekarang juga!
Ilustrasi - Lowongan Kerja Sebagai Mechanic dengan Penempatan di Sukabumi, Cek Kualifikasinya. (Sumber : Freepik.com/@Drazen Zigic).
Life26 April 2024, 14:19 WIB

Jangan Bandingkan Anak, 9 Trik Pengasuhan Umum yang Harus Dihindari Orang Tua

Hanya karena beberapa nasihat dan taktik tertentu telah ada selama beberapa generasi, bukan berarti nasihat tersebut bagus.
Ilustrasi pengasuhan yang harus dihindari. | Foto: Pexels.com/@Sonam Prajapati