SUKABUMIUPDATE.com - Depresi bisa dialami siapapun tanpa mengenal batasan usia, jenis kelamin atau suku tertentu.
Alih-alih terapi dan konsultasi, obat antidepresan kerap dijadikan jalan pintas agar segera sembuh dari depresi.
Padahal, obat antidepresan seperti pereda pada umumnya yakni memiliki efek samping tertentu.
Dikutip dari Tempo.co, Obat antidepresan sudah ada sejak lama dan ampuh diresepkan untuk pereda depresi atau kecemasan.
Di sisi lain, menurut para ahli medis, penggunaan jangka panjang obat antidepresan bisa menimbulkan beberapa risiko gangguan otak dan tubuh secara keseluruhan.
Seorang profesor perawatan primer di University of Southampton, Tony Kendrick, mengatakan, mengkonsumsi antidepresan jangka panjang memang memberi manfaat.
Tetapi setelah dua tahun tidak ada bukti bahwa antidepresan membuat pasien tetap sehat. “Efeknya justru bisa permanen,” kata Kendrick dikutip dari News Sky.
Baca Juga: Dipaksa Setubuhi Kucing, Bocah di Jabar Depresi Lalu Meninggal Akibat Bully
Menurut analisis Kendrick, beberapa efek jangka panjang obat antidepresan di antaranya mengalami peningkatan risiko stroke, pendarahan di perut, pendarahan otak, hingga epilepsi. “Jika itu menyebabkan efek stroke hingga gangguan ginjal, akan terungkap seiring bertambahnya usia dan sulit untuk mengobatinya,” ujarnya.
Sementara Joanna Moncrieff, dosen klinis di University College London, percaya bahwa tingkat keparahan dan durasi gejala penarikan antidepresan sebagai indikasi obat tersebut telah mengubah cara kerja tubuh. Dia mencontohkan seperti antipsikotik yang mampu mengubah otak dengan cara yang membuat kecanduan.