Harga Beras Premium Tembus Rp 18 Ribu per Kg, Termahal Sepanjang Sejarah

Selasa 27 Februari 2024, 09:45 WIB
Ilustrasi - Harga beras premium di beberapa wilayah di Indonesia saat ini telah menembus Rp 18.000 per kg, yang merupakan harga termahal sepanjang sejarah. (Sumber : SU/Ibnu)

Ilustrasi - Harga beras premium di beberapa wilayah di Indonesia saat ini telah menembus Rp 18.000 per kg, yang merupakan harga termahal sepanjang sejarah. (Sumber : SU/Ibnu)

SUKABUMIUPDATE.com - Harga beras premium di beberapa wilayah di Indonesia saat ini memang telah menembus Rp 18.000 per kilogram, yang merupakan harga termahal sepanjang sejarah. Hal ini tentu menjadi kabar yang kurang menyenangkan bagi masyarakat, khususnya bagi mereka yang berpenghasilan rendah.

Faktanya, kenaikan harga beras pasca Pemilu 2024 atau pemilu kali ini disebut-sebut sebagai kenaikan terbesar sepanjang sejarah di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Kenaikan harga beras mencetak sejarah baru yakni satu kilogram beras premium Rp 18 ribu. Harga tersebut melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yakni sebesar Rp 14.800 per kilonya. Selain mahal, persediaan beras berkualitas tinggi jarang ditemukan di toko retail saat ini.

Baca Juga: Harga Beras Mahal, Diskumindag Kota Sukabumi Ajak Masyarakat Beralih ke SPHP

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku was-was dengan kenaikan harga beras belakangan ini. Musababnya, harga beras yang melonjak drastis bisa mengerek inflasi. Padahal inflasi di Indonesia relatif rendah dibandingkan negara-negara maju maupun inflasi global.

"Meskipun kita juga waspada terhadap kenaikan harga beras bulanan yang mencapai 7,7 persen year to date," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita pada Kamis sore, 22 Februari 2024, sebagaimana dikutip dari Tempo.co.

Selain beras premium, beras medium juga mengalami kenaikan harga. Berdasarkan laporan Koran Tempo, harga beras medium di Pasar Induk Beras Cipinang menembus harga Rp 14.700 per kilogram lima hari setelah Pemilu. Harga tersebut naik Rp 2.700 dibanding periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: Cerita Emak-emak Sukabumi Antri Demi Beras Murah, Pulang Dengan Tangan Kosong

Menanggapi mahalnya harga beras serta stok yang makin menipis, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan akan membahasnya dengan presiden. “Ini akan menjadi bahan rapat saya dengan presiden,” tuturnya saat berkunjung di Pasar Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Senin, 19 Februari 2024 lalu.

Kenaikan Harga Beras Tertinggi dalam Sejarah

Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang, Zulkifli Rasyid mengatakan bahwa naiknya harga beras kali ini merupakan kenaikan tertinggi. Selama lebih dari 45 tahun berdagang beras, ia mengaku baru merasakan hal seperti saat ini. “Ini tertinggi,” katanya kepada Majalah Tempo, Rabu, 21 Februari 2024.

Zulkifli menyatakan bahwa kenaikan harga beras sebenarnya bukan sesuatu yang mengejutkan. Menurut dia, hal ini disebabkan oleh keterlambatan pasokan beras dari daerah produsen. Apalagi, sebagian besar wilayah produsen beras belum memulai panen karena musim tanam yang tertunda dari November menjadi Desember dan Januari. “Kalaupun ada yang masuk, tidak mencukupi permintaan,” tuturnya.

Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bulog yang diselenggarakan pemerintah juga tidak mampu membantu menekan harga beras. Pasalnya, beras SPHP yang dijual sesuai harga eceran tertinggi beras medium, yakni Rp 10.900 per kilogram itu juga langka. Padahal, beras kemasan 5 kilogram yang digelontorkan dalam operasi pasar ini menjadi andalan pemerintah untuk menekan harga pangan.

Direktur Supply Chain dan dan Pelayanan Publik Bulog Mokhamad Suyamto mengatakan saat ini Bulog sedang mendistribusikan beras SPHP kepada lebih dari 20 ribu pengecer di pasar tradisional. Bulog juga memenuhi pesanan dari gerai retail modern. Namun, dalam melayani pesanan tersebut terdapat antrean. “karena itu, ada antrean dalam pelayanannya,” ungkapnya.

Penyebab Harga Beras Naik

Program bantuan sosial (bansos) beras yang digelontorkan pemerintahan Jokowi jelang Pemilu disinyalir menjadi penyebab melonjaknya harga beras. Ini terjadi karena stok beras berkurang akibat masifnya program bansos yang dilaksanakan pada awal Februari. Padahal seharusnya bansos beras didistribusikan setiap bulan atau paling lambat tiga bulan.

Lewat bansos beras tersebut, pemerintah berencana memberikan bansos beras sebanyak 10 kilogram per bulan bagi 22 juta keluarga miskin untuk menghadapi dampak musim paceklik. Itu artinya, jika bansos diberikan secara rutin setiap bulan, maka pemerintah akan membutuhkan 220 ribu ton beras.

Akan tetapi, Jokowi memerintahkan agar bansos diberikan sekaligus untuk enam bulan di awal. Akibatnya, Bulog terpaksa menggunakan cadangan berasnya sebanyak 1,32 juta ton. Pemindahan besar-besaran beras dari gudang menyebabkan stoknya menjadi kosong, yang kemudian berdampak pada lonjakan harga beras.

Kendati begitu, bansos bukan satu-satunya penyebab harga beras naik. Koordinator Koalisi Rakyat Kedaulatan Pangan Said Abdullah mengatakan pangkal permasalahan kenaikan harga beras terjadi sejak tahun 2022, ketika harga pupuk meningkat akibat konflik antara Rusia dan Ukraina. Situasi semakin kompleks dengan adanya fenomena El Nino yang menyebabkan penurunan produksi beras.

Pemerintah lalu memutuskan untuk melakukan impor beras sebagai langkah untuk mengisi cadangan nasional beras. Hingga tanggal 19 Februari 2024, Bulog menguasai stok beras sebanyak 1,48 juta ton. Dari jumlah tersebut, 22 ribu ton merupakan beras komersial, sementara sisanya adalah cadangan beras pemerintah.

Yang menjadi masalah, kata Said, pasokan beras tersedot ke kanan dan kiri, termasuk untuk bansos. Said mengendus adanya sentimen politik di balik kebijakan pemerintah tersebut. “Ketika harga main menjadi, stok beras di pasar tidak ada, ucapnya,

Di sisi lain, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), Mohammad Faisal, mengatakan kenaikan harga beras memang selalu terjadi di awal tahun. Ia mengatakan masa panen akan dimulai pada Maret.

“Karena apa? karena belum masuk masa panen. Masa panen raya itu biasanya mulainya di Februari atau Maret, yang di masa panen gadu di September,” ujar Faisal ketika dihubungi Tempo, Minggu 25 Februari 2024.

Dia menjelaskan, harga beras turun pada masa panen, kemudian akan naik lagi setelah stok menipis. “Kemudian begitu masuk panen raya di Februari itu turun lagi. Nah jadi itu artinya faktor musiman,” tuturnya.

Namun, kata Faisal, yang membedakan pada tahun ini adalah masa panen yang diperkirakan mundur. Tapi mundurnya tidak lebih dari satu bulan. "Mestinya di Maret sudah panen. Jadi artinya kalaupun Februari masih tinggi harganya, diperkirakan Maret sudah mulai turun,” ujar Faisal.

Sumber: Tempo.co (RIZKI DEWI AYU | CAESAR AKBAR | DEFARA DHANYA PARAMITHA)

 

 

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Berita Terkait
Berita Terkini
Science28 April 2024, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 28 April 2024, Pagi Cerah dan Siang Berpotensi Turun Hujan

Prakiraan cuaca wilayah Jawa Barat 28 April 2024 dimana cuaca cerah berawan pada pagi dan siang berpotensi hujan terjadi di berbagai wilayah termasuk Sukabumi dan sekitarnya.
Ilustrasi. Prakiraan cuaca wilayah Jawa Barat 28 April 2024 dimana cuaca cerah berawan pada pagi dan siang berpotensi hujan terjadi di berbagai wilayah termasuk Sukabumi dan sekitarnya. | Foto: Pixabay
Nasional28 April 2024, 01:43 WIB

Gempa Laut Garut Merusak, Sejumlah Rumah di Sukabumi Dilaporkan Ambruk

Sejumlah bangunan dilaporkan rusak, termasuk di Sukabumi.
Rumah rusak dampak gempa laut garut di Kampung Cigaru Rt 014 / 002 Desa Cidahu Kecamatan Cibitung, Kabupaten Sukabumi (Sumber : Koramil surade)
Nasional28 April 2024, 01:13 WIB

Intra Slab Earthquake, Simak Rekomendasi BMKG pasca Gempa Kuat di Laut Garut

Gempa dipicu oleh aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jawa barat.
Parameter gempa di laut garut (Sumber: Bmkg)
Sukabumi27 April 2024, 21:59 WIB

Janda Asal Kompa, Identitas Mayat Setengah Telanjang di Sungai Cicatih Sukabumi

Menurut Yulianti, korban mengalami keterbelakangan mental.
Mayat EKS (25 tahun) di Sungai Cicatih, Kampung Jamu Diva RT 05/03 Desa Langensari, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (27/4/2024). | Foto: Istimewa
Science27 April 2024, 21:20 WIB

Warga Sukabumi Ngerasa? BMKG Catat Gempa Darat M3.1 Akibat Sesar Cugenang

Gempa yang terjadi merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Cugenang.
Peta gempa bumi berkekuatan 3.1 magnitudo pada Sabtu (27/4/2024) pukul 20.22.59 WIB di wilayah Sukabumi dan Cianjur. | Foto: BMKG
Life27 April 2024, 21:00 WIB

Mau Tahu Rahasianya? 6 Langkah Menjadi Orang yang Berkelas dan Elegan

Menjadi orang berkelas di mata orang lain bukanlah tentang kemewahan atau kekayaan, tetapi lebih kepada cara Anda bersikap, berperilaku, dan membawa diri.
Ilustrasi - Menjadi orang berkelas di mata orang lain bukanlah tentang kemewahan atau kekayaan, tetapi lebih kepada cara Anda bersikap, berperilaku, dan membawa diri. (Sumber : Pexels/ Andrea Piacquadio).
Life27 April 2024, 20:42 WIB

Tanggapi dengan Serius, 7 Cara Ini Bisa Dilakukan saat Anak Tidak Mau Pergi Sekolah

Apakah anak prasekolah Anda kesulitan meninggalkan Anda? Bagaimana dengan anak Anda yang berusia 5 tahun? Apakah mereka tidak mau sekolah? Inilah yang harus dilakukan.
Ilustrasi anak ke sekolah. | Foto: Pexels.com/@RDNEStockproject
Life27 April 2024, 20:33 WIB

Dapat Memupuk Keterampilan Kognitif, Ini 6 Aktivitas yang Sangat Baik untuk Anak

Membesarkan anak yang baik hati, bersemangat, dan mandiri mungkin lebih mudah dari yang Anda kira. Berikut beberapa aktivitas yang sering diabaikan yang memupuk keterampilan kognitif, sosial, dan emosional.
Ilustrasi aktivitas anak. | Foto: Freepik/jcomp
Life27 April 2024, 20:00 WIB

7 Penyakit Hati yang Haram Dipelihara agar Selamat Dunia Akhirat, Apa Kamu Memilikinya?

Orang yang memiliki penyakit hati menandakan hatinya belum bersih dan masih kotor dengan persoalan-persoalan keduniawian yang bersifat semua semata.
Ilustrasi. Orang yang memiliki penyakit hati menandakan hatinya belum bersih dan masih kotor dengan persoalan-persoalan keduniawian yang bersifat semua semata. (Sumber : Freepik/@freepik)
Sukabumi27 April 2024, 19:52 WIB

Polres Sukabumi Kota Gelar Nobar Timnas Indonesia vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

Polres Sukabumi Kota mengajak kepada warga Kota Sukabumi untuk ikut nobar Timnas Indonesia vs Uzbekistan.
Ilustrasi - Polres Sukabumi Kota mengajak kepada warga Kota Sukabumi untuk ikut nobar Timnas Indonesia vs Uzbekistan. (Sumber : X/@@kabarmojokerto_).