SUKABUMIUPDATE.com – Dalam tiga hari berturut-turut, warga Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, digegerkan oleh penemuan tiga mayat pria di lokasi yang berbeda. Dua penemuan masih menyisakan misteri penyebab kematian, sementara satu kasus lainnya diduga akibat kecelakaan laut.
Hari Pertama: Mayat di Kolong Jembatan Sekarwangi
Penemuan pertama terjadi pada Senin siang (28/7/2025) di bawah kolong Jembatan Sekarwangi, Kelurahan/Kecamatan Cibadak. Jasad pria yang kemudian teridentifikasi sebagai Agis Ristandi (26 tahun), warga Desa Bojongkokosan, Kecamatan Parungkuda, itu pertama kali ditemukan oleh seorang pemulung.
“Korban ditemukan tidak bernyawa di bawah jembatan dalam posisi tertelungkup dan sudah menjadi kerangka,” ujar Kapolsek Cibadak, AKP I. Djubaedi, Senin malam.
Baca Juga: Pasca Banjir Terjang Rambay Sukabumi: Terisolir, Warga di Pengungsian Butuh Bantuan
Identitas Agis diketahui setelah polisi menemukan KTP utuh di saku celananya. Pakaian korban masih menempel, berupa kaus hitam bertulisan kuning, celana jeans, sabuk, dan gelang rantai besi di tangan kanan. Berdasarkan visum luar di RSUD Sekarwangi, sisa jaringan tubuh hanya terlihat di bagian kaki, sementara belatung menempel di jasadnya.
Proses evakuasi mayat di bawah jembatan sekarwangi Cibadak Kabupaten Sukabumi
Pihak kepolisian menduga kematian Agis berkaitan dengan kecelakaan lalu lintas yang dialami bersama tiga rekannya pada Jumat 11 Juli 2025 di lokasi yang sama. Salah satu saksi terakhir melihat Agis berjalan ke arah pinggir jembatan setelah kecelakaan. Namun, korban hilang hingga akhirnya ditemukan dua minggu kemudian.
Keluarga menolak autopsi dan memilih segera memakamkan korban. Meski begitu, Polsek Cibadak tetap berkoordinasi dengan Unit Laka Polres Sukabumi untuk penyelidikan lebih lanjut.
Hari Kedua: Mayat di Palabuhanratu
Sehari kemudian, Selasa sore (29/7/2025), jasad Apud (60 tahun) ditemukan di dekat bangunan bekas sarang burung walet di Kampung Babakan Gumelar, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu. Tubuh korban yang kesehariannya merupakan seorang nelayan itu ditemukan warga dalam posisi tengkurap seperti bersujud dan tanpa celana.
"Sebelum waktu salat asar, kami enggak tahu ada keramaian apa. Ternyata setelah dicek, warga nemuin mayat di situ. Posisi tubuh tengkurap, seperti orang bersujud, dan tanpa celana," kata Maulana (37), warga setempat.
Polisi segera melakukan olah TKP dan memasang garis polisi. Kasat Reskrim Polres Sukabumi, Iptu Hartono, menyatakan pihaknya masih menyelidiki penyebab kematian korban. Namun, keluarga menolak autopsi karena riwayat penyakit yang diderita korban.
Baca Juga: Misteri Kematian Agis di Jembatan Sekarwangi Sukabumi, Baru Fakta Ini yang Terungkap
Hari Ketiga: Mayat Nelayan di Pantai Cimandala Surade
Penemuan ketiga terjadi Rabu pagi (30/7/2025) di Pantai Kalaju Cimandala, Desa Cipeundeuy, Kecamatan Surade. Korban diketahui bernama Suheriq Kristopan alias Topan (38 tahun), seorang nelayan asal Indramayu yang berdomisili di Tegalbuleud.
Kapolsek Surade, Iptu Ade Hendra, mengatakan korban ditemukan warga sekitar pukul 06.15 WIB dalam kondisi telungkup tanpa busana di tepi pantai.
“Petugas gabungan dari Polri-TNI, Rapi, Satpol PP, dan warga segera mengevakuasi jasad korban pada pukul 08.30 WIB. Jenazah dibawa ke RSUD Jampangkulon untuk visum et repertum,” ujar Ade.
Petugas saat mengevakuasi jasad pria bertato yang belakangan diketahui seorang nelayan yang hilang karena menjadi korban laka laut. Mayat ditemukan di pesisir Pantai Cimandala Sukabumi.
Hasil penelusuran menunjukkan, korban terakhir melaut sendirian pada Minggu 27 Juli 2025 menggunakan kapal KM Hasil Elektro. Dugaan sementara, korban mengalami kecelakaan laut akibat cuaca buruk. Hingga kini, kapal yang digunakan belum ditemukan.
Setelah visum dan identifikasi selesai, jenazah diserahkan kepada pemilik kapal dan keluarga untuk dimakamkan. Ade mengimbau para nelayan agar selalu memperhatikan kondisi cuaca sebelum melaut demi keselamatan.