SUKABUMIUPDATE.com - Bahasa Sunda bukan hanya dikenal karena kelembutannya, tetapi juga karena kekayaan budayanya yang luar biasa termasuk dalam bidang musik. Sejak masa kerajaan hingga era modern, masyarakat Sunda telah mengembangkan berbagai bentuk kesenian musik yang tak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga media pendidikan, spiritual, dan ekspresi jiwa. Nada-nada lembut, ritme khas gamelan, serta lirik yang sarat makna menjadi ciri kuat dalam setiap jenis musik Sunda.
Musik Sunda berkembang dari bentuk yang sederhana hingga kompleks, dari lantunan vokal hingga ensambel gamelan. Masing-masing jenisnya memiliki fungsi, suasana, dan konteks budaya tersendiri. Berikut delapan jenis kesenian musik Sunda:
1. Pupuh
Pupuh adalah bentuk puisi lama dalam bahasa Sunda yang dinyanyikan sesuai aturan irama tertentu. Setiap pupuh memiliki guru wilangan (jumlah suku kata), guru lagu (bunyi akhir), dan watek (watak lagu). Contohnya Pupuh Kinanti, Dangdanggula, Sinom, dan Maskumambang. Pupuh biasa digunakan untuk menasihati, mendidik, atau mengekspresikan nilai moral.
Baca Juga: Kontribusi Spiritual Sunda Wiwitan dalam Kepercayaan Leluhur Masyarakat Sunda
2. Kidung
Kidung merupakan nyanyian bernuansa religius atau spiritual yang biasanya digunakan dalam upacara keagamaan Sunda. Liriknya mengandung doa, pujian, serta ajaran kebaikan. Nada-nadanya lembut, menggugah, dan sering dipadukan dengan alat musik tradisional seperti kecapi atau suling.
3. Tembang Sunda
Dikenal juga sebagai Mamaos Cianjuran, tembang Sunda adalah seni vokal klasik yang berasal dari Priangan. Biasanya dinyanyikan oleh sinden dengan iringan kecapi, rebab, dan suling. Tembang ini bersifat halus dan reflektif, sering mengangkat tema cinta, kehidupan, dan renungan.
4. Karawitan Sunda
Karawitan adalah musik gamelan Sunda yang bisa bersifat instrumental maupun vokal. Dalam karawitan, digunakan alat musik tradisional seperti saron, kendang, gong, bonang, dan rebab. Karawitan sering dimainkan untuk mengiringi tari tradisional, wayang golek, atau upacara adat.
5. Kacapian
Kacapian berasal dari kata kacapi, alat musik petik khas Sunda. Musik kacapian biasanya dimainkan secara improvisatif dan dinamis, baik untuk hiburan maupun pengiring pertunjukan seni. Nada-nadanya ringan dan menggambarkan suasana alam serta kehidupan masyarakat.
Baca Juga: Coba Jawab! 45 Wawangsalan Sunda: Teka-Teki Absurd tentang Hewan dan Benda
6. Degung
Degung adalah ensambel gamelan khas Sunda yang berbeda dengan gamelan Jawa. Musiknya memiliki pola ritmis khas dengan kendang sebagai pengatur tempo. Degung sering dimainkan dalam acara resmi, penyambutan tamu, maupun pertunjukan seni tradisional.
7. Jaipongan
Jaipongan merupakan bentuk lagu dan tari modern Sunda yang dikembangkan pada 1970-an oleh Gugum Gumbira. Musiknya enerjik dan penuh semangat, memadukan unsur gamelan, ketuk tilu, dan ritme kontemporer. Lagu-lagu Jaipongan sering menggambarkan keceriaan dan semangat rakyat.
8. Kawih
Kawih adalah lagu rakyat Sunda yang mudah dinyanyikan dan memiliki pesan moral atau nasihat. Umumnya, kawih digunakan dalam kegiatan sehari-hari, acara adat, atau pertunjukan anak-anak. Contohnya Bubuy Bulan, Tokecang, dan Es Lilin.
Delapan jenis kesenian musik Sunda di atas menunjukkan betapa kayanya warisan budaya tanah Pasundan. Dari pupuh yang penuh nilai moral hingga jaipongan yang enerjik, semuanya mencerminkan karakter masyarakat Sunda yang halus, kreatif, dan berjiwa seni. Di tengah perkembangan zaman, menjaga dan mempelajari musik tradisional ini bukan sekadar nostalgia, melainkan bentuk nyata pelestarian identitas budaya.
Dengan memahami ragam kesenian musik Sunda, kita tak hanya menikmati keindahan bunyi dan liriknya, tetapi juga menghargai perjalanan panjang sebuah budaya yang terus hidup dalam harmoni nada dan makna.
Sumber: Berbagai Sumber





