SUKABUMIUPDATE.com - Kasus dugaan perundungan di salah satu sekolah di Kabupaten Sukabumi kembali menjadi sorotan publik. Seorang siswi Madrasah Tsanawiyah (MTs) berinisial AK (14) ditemukan meninggal dunia diduga akibat tekanan psikologis setelah mengalami perselisihan dengan temannya disekolah.
Tragedi tersebut menggugah kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan mental di kalangan remaja. Masa remaja merupakan periode krusial dalam membentuk generasi yang sehat, tangguh, dan produktif. Namun, kesehatan fisik saja tidak cukup, dimana kondisi mental yang stabil juga menjadi penentu utama kualitas hidup dan kesejahteraan seseorang.
Dikutip dari laman UGM, Hasil Survei Kesehatan Mental Remaja Nasional Indonesia (I-NAMHS) yang dilakukan pada tahun 2021 mengungkapkan bahwa satu dari tiga remaja di Indonesia mengalami masalah kesehatan mental dalam 12 bulan terakhir, dan satu dari dua puluh remaja menderita gangguan mental.
Baca Juga: Gak Asal Upload! China Wajibkan Influencer Punya Sertifikat Resmi untuk Bikin Konten
Angka ini setara dengan sekitar 15,5 juta remaja yang mengalami masalah mental dan 2,45 juta yang mengalami gangguan mental terdiagnosis.
Survei tersebut mengukur enam jenis gangguan mental pada remaja, yaitu fobia sosial, gangguan kecemasan umum, depresi mayor, gangguan perilaku, stres pascatrauma (PTSD), dan ADHD.
Faktor risiko yang memengaruhi kesehatan mental remaja meliputi perundungan (bullying), tekanan di lingkungan sekolah, hubungan dengan keluarga dan teman sebaya, hingga pengalaman masa kecil yang buruk.
Baca Juga: Cerita Haru dari Rumah Duka: Kenang Sosok AK, Anak yang Rajin dan Berprestasi
Data WHO turut memperkuat temuan ini dengan mencatat bahwa satu dari tujuh anak berusia 10–19 tahun di dunia mengalami gangguan mental.
Oleh karena itu, kesadaran akan pentingnya kesehatan mental tidak bisa dibebankan hanya kepada keluarga atau orang tua.
Masyarakat, sekolah, dan pemerintah harus berperan aktif menciptakan lingkungan yang aman, suportif, dan bebas dari kekerasan psikologis agar remaja dapat tumbuh dengan baik — baik secara fisik maupun mental.
Peran Kesehatan Mental dalam Perkembangan Remaja
Mengutip laman Kementerian Kesehatan, kesehatan mental yang baik berperan penting dalam membantu remaja tumbuh dan berkembang secara optimal, baik secara emosional, fisik, maupun sosial. Kondisi mental yang sehat memungkinkan remaja menjalani kehidupan dengan lebih seimbang dan tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan.
Berikut beberapa alasan mengapa kesehatan mental sangat penting bagi remaja:
1. Membangun Hubungan yang Sehat
Remaja dengan kondisi mental yang baik mampu menjalin hubungan positif dengan keluarga, teman, dan lingkungan sekitar, serta berperan aktif dalam komunitasnya.
2. Meningkatkan Kemampuan Beradaptasi
Kesehatan mental yang stabil membantu remaja menghadapi perubahan dan tekanan hidup dengan lebih tenang. Mereka dapat bangkit dari kekecewaan dan mengelola emosi dengan lebih baik.
3. Menumbuhkan Rasa Percaya Diri
Remaja yang sehat secara mental cenderung lebih bahagia, memiliki pandangan positif terhadap diri sendiri, serta mampu menikmati hidup dan menghargai pencapaian mereka.
4. Mendukung Kesehatan Fisik dan Akademik
Kesehatan mental yang baik juga berdampak pada kebugaran tubuh. Remaja akan lebih aktif, cukup beristirahat, dan mampu fokus belajar, yang pada akhirnya meningkatkan prestasi pendidikan mereka.
Tanda-Tanda Masalah Kesehatan Mental pada Remaja
Banyak gejala gangguan kesehatan mental sering diabaikan karena dianggap bagian dari perubahan alami di masa pubertas. Padahal, jika tidak ditangani sejak dini, gejala tersebut dapat berkembang menjadi gangguan yang lebih serius, bahkan berisiko memicu perilaku menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.
Beberapa tanda yang perlu diwaspadai antara lain: kesulitan mengendalikan emosi, perubahan perilaku yang drastis, menarik diri dari lingkungan sosial, kehilangan kepercayaan diri, penurunan prestasi belajar, gangguan makan atau tidur, hingga munculnya keluhan fisik tanpa sebab yang jelas.
Penting bagi orang tua, guru, dan orang-orang terdekat untuk lebih peka terhadap perubahan-perubahan ini agar remaja mendapatkan dukungan dan pertolongan sedini mungkin.





