SUKABUMIUPDATE.com - Seringkali, ketika energi kita menurun drastis dan semangat terasa luntur, orang di sekitar bilang kita malas. Padahal bisa jadi itu bukan malas, tapi exhaustion mental kelelahan yang mempengaruhi pikiran, emosional, dan fisik akibat stres berkepanjangan. Menurut berbagai studi dan ahli kesehatan mental, mengenali tanda-tanda kelelahan mental adalah langkah pertama agar kita bisa pulih dengan tepat.
Apa Itu Exhaustion Mental?
Exhaustion mental adalah kondisi kelelahan non-fisik yang muncul saat kita terus-menerus dibombardir stres, tugas, harapan, dan tekanan tanpa jeda yang cukup. Ia sering dianggap sebagai bagian dari burnout atau stress disorder, tapi bisa muncul juga secara lebih ringan atau tahap awal. Dikutip dari berbagai sumber Penelitian menunjukkan bahwa kelelahan mental mencakup gejala seperti kemampuan konsentrasi menurun, emosi yang mudah meledak, dan rasa letih yang tidak hilang meskipun sudah tidur atau istirahat.
Baca Juga: Dari Stres hingga Lelah: Dampak Mood Buruk terhadap Kesehatan Fisik dan Mental
Tanda-Tanda Exhaustion Mental yang Harus Diwaspadai
Berikut beberapa tanda bahwa kelelahan mental sudah mulai memengaruhi kehidupan sehari-hari:
- Rasa lelah yang berat dan terus-menerus: Tidak hanya setelah aktivitas berat kelelahan muncul di pagi hari, bahkan sebelum mulai bekerja. Tidur dan istirahat singkat pun tidak cukup.
- Kesulitan berkonsentrasi dan mengambil keputusan: Otak seperti kabur (brain fog), susah fokus, pelupa. Tugas-tugas yang sebelumnya mudah kini terasa berat.
- Gangguan tidur: Bisa susah tidur, tidur tidak nyenyak, atau merasa tidak segar walau sudah tidur lama. Tidur tak membawa pemulihan.
- Penurunan toleransi terhadap stres / reaksi negatif terhadap tuntutan: Semakin mudah merasa jengkel, frustrasi, atau emosi negatif terhadap hal kecil. Perasaan bahwa segala sesuatu terlalu berat.
- Menarik diri sosial dan kehilangan motivasi: Berkurangnya minat pada hal-hal yang dulu menyenangkan, isolasi sosial, merasa tidak ingin bersosialisasi. Motivasi kerja atau kegiatan hobi menurun.
- Gejala fisik yang menyertai: Seperti sakit kepala, masalah pencernaan (seperti mual atau gangguan usus), nyeri otot, atau gangguan kesehatan ringan yang sering kambuh.
Baca Juga: Simple tapi Bermakna, Ini 7 Manfaat Tersenyum bagi Kesehatan Fisik dan Mental
Mengapa Beda dari Malas?
- Malas biasanya berubah setelah istirahat atau motivasi muncul kembali. Sedangkan exhaustion mental tetap ada walau kita sudah mencoba istirahat atau menunda tugas.
- Malas lebih identik dengan kurangnya keinginan bergerak atau melakukan sesuatu secara sukarela. Tapi exhaustion adalah respons tubuh dan pikiran terhadap tekanan yang terus menerus dan tidak diatasi.
Apa yang Bisa Dilakukan Agar Pulih?
- Istirahat cukup dan tidur yang berkualitas: jangan diabaikan.
- Batasi stres dan tugas berlebihan: belajar mengatakan tidak atau delegasi bila memungkinkan.
- Jaga pola hidup sehat: termasuk makan bergizi, olahraga ringan, dan aktivitas santai seperti meditasi.
- Selingi aktivitas menyenangkan: hobi, bertemu sahabat, atau hanya melakukan hal kecil yang memberi kebahagiaan.
- Cari bantuan profesional: bila kelelahan sudah sangat berat dan berdampak pada kehidupan sehari-hari seperti kerja, hubungan, atau fungsi tidur.
Lelah mental bukanlah tanda kamu gagal atau kurang semangat itu sinyal tubuh dan pikiran bahwa batas sudah terlampaui. Mengenali cirinya sedini mungkin bisa membantu kamu mengambil langkah agar tidak jatuh ke exhaustion yang lebih berat (seperti burnout atau gangguan stres).
Jika kamu mulai merasakan beberapa tanda di atas secara intens dan bertahan lama, mungkin bukan waktunya memaksakan diri melainkan memprioritaskan pemulihan. Karena istirahat dan merawat diri bukan kemewahan, tapi kebutuhan agar bisa terus berjalan dengan hati dan pikiran yang sehat.
Baca Juga: Dampak Psikologis Perceraian Orang Tua terhadap Mental Anak