SUKABUMIUPDATE.com - Di tengah era digital, scrolling media sosial telah menjadi kebiasaan harian sebagian besar remaja. Namun, saat aktivitas ini dilakukan tanpa kendali, dampaknya terhadap kesehatan mental bisa serius. Penelitian menunjukkan bahwa bukan hanya lamanya waktu yang dihabiskan di depan layar yang bermasalah, melainkan bagaimana perangkat digital digunakan.
Bukan Soal Waktu, Tapi Pola Penggunaan
Menurut American Psychological Association (APA), penggunaan gawai yang tidak sehat ditandai dengan pola kompulsif seperti doom scrolling, terus-menerus mengecek notifikasi, atau kesulitan berhenti melihat konten berkorelasi erat dengan peningkatan gejala gangguan kecemasan, depresi, dan gangguan tidur pada remaja.
Selain itu, remaja yang menggunakan media sosial lebih dari 3 jam sehari berisiko dua kali lipat mengalami gangguan kesehatan mental dibandingkan dengan mereka yang menggunakannya secara bijak.
Baca Juga: Waspadai Sejak Dini: Bukan Hanya Gadget, Ini Faktor Penyebab Mata Minus pada Anak
Dampak Bagi Kesehatan Mental Remaja
1. Paparan Konten Negatif dan Sosial yang Berlebihan
Media sosial memperlihatkan kehidupan yang tampak sempurna. Hal ini menciptakan tekanan sosial dan perasaan tidak aman, khususnya bagi remaja yang sedang membentuk identitas diri.
2. Kecanduan dan Overstimulasi Otak
Otak remaja sangat responsif terhadap dopamin zat kimia pemicu rasa senang yang dilepaskan saat menerima like, notifikasi, atau melihat konten menarik. Overstimulasi ini bisa membuat remaja kesulitan fokus, tidur, atau merasa hampa ketika tidak mengakses gawai.
Baca Juga: Kecanduan Gadget pada Anak: Dampak Nyata dan Cara Mengatasinya
3. Gangguan Tidur dan Ritme Sirkadian
Cahaya biru dari layar gawai menghambat produksi melatonin hormon tidur. Menurut WHO dan Sleep Foundation, penggunaan ponsel di malam hari menyebabkan penurunan kualitas dan durasi tidur, yang berkontribusi pada masalah emosional dan kognitif keesokan harinya.
4. Menurunnya Interaksi Sosial Nyata
Banyak remaja merasa lebih nyaman berkomunikasi secara daring daripada tatap muka. Akibatnya, keterampilan sosial bisa menurun, dan perasaan kesepian meningkat ironis di tengah koneksi digital.
Baca Juga: Mayat di Bawah Jembatan Sekarwangi Cibadak Sukabumi, Celana Jeans Bergelang Rantai
Apa yang Bisa Dilakukan?
Untuk Remaja:
- Batasi waktu layar harian (WHO merekomendasikan maksimal 2 jam/hari untuk remaja).
- Gunakan aplikasi pemantau screen time.
- Prioritaskan aktivitas nyata, seperti olahraga, membaca, berkesenian, atau ngobrol langsung.
- Jangan pakai gadget 1 jam sebelum tidur.
Untuk Orang Tua:
- Jadilah contoh penggunaan teknologi yang sehat.
- Ajarkan literasi digital dan mindful scrolling.
- Fasilitasi komunikasi terbuka dan dukungan emosional.
Kesehatan mental remaja adalah fondasi penting bagi masa depan. Dengan literasi digital dan kebiasaan yang sehat, penggunaan media sosial bisa menjadi sarana positif, bukan beban. Mari bantu remaja berhenti scroll tanpa kontrol.
Baca Juga: LKC Dompet Dhuafa Salurkan Paket Nutrisi bagi Pasien TBC di Sukabumi
Sumber: APA, WHO, Sleep Foundation