SUKABUMIUPDATE.com - Manusia dapat menghasilkan ribuan ekspresi wajah yang berbeda, termasuk 19 jenis senyum yang berbeda, menurut penelitian psikolog Amerika Paul Ekman. Namun, hanya satu dari ini yang merupakan senyum "asli" atau Senyum Duchenne atau Duchenne Smile.
Duchenne Smile adalah istilah dalam psikologi dan ilmu saraf yang merujuk pada senyuman yang dianggap paling tulus dan otentik.
Duchenne Smile bukan hanya sebuah ekspresi wajah, tetapi juga cerminan dari emosi yang tulus dan mendalam. Senyuman Duchenne mengajarkan kita pentingnya kejujuran dalam menunjukkan perasaan, yang dapat memperkuat hubungan dan membawa kebahagiaan baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
Baca Juga: Larangan Perpisahan Mewah: Seniman Sukabumi Teriak Gegara 25 Panggung Batal, Covid Era Baru
Wajah yang ditunjukkan ke dunia terus berubah karena berbagai kombinasi dari 42 ototnya berkontraksi dan berubah bentuk.
Melansir newscientist.com, Duchenne smile ditemukan oleh ahli anatomi Prancis Duchenne de Boulogne pada tahun 1862. Menurutnya, perbedaan utama antara senyum bahagia "asli" dan senyum bahagia "palsu" terletak pada orbicularis oculi – otot yang membungkus mata.
Semua senyuman melibatkan kontraksi otot zygomatik mayor, yang mengangkat sudut mulut. Namun, Senyum Duchenne ditandai dengan kontraksi tambahan orbicularis oculi, yang meremas kulit di sekitar mata hingga menyerupai kerutan.
Temuan Duchenne sebagian besar diabaikan pada saat itu, tetapi Ekman menunjukkan bahwa dia benar, dan menamai senyum kesenangan murni untuk menghormatinya. Sejak saat itu, reputasi Senyum Duchenne berkembang seiring zaman.
Satu studi yang dilansir dari newscientist.com, melihat foto-foto pemain bisbol profesional dari tahun 1950-an. Hasilnya menemukan bahwa orang yang tersenyum dengan Duchenne Smile memiliki peluang 70 persen untuk hidup hingga usia 80 tahun dibandingkan dengan 50 persen untuk yang tidak tersenyum.
Para peneliti mengaitkannya dengan manfaat kesehatan yang terkait dengan kebahagiaan. Sementara itu, Ekman menemukan bahwa Duchenne Smile disertai dengan aktivitas di korteks frontal kiri otak, suatu wilayah yang terlibat dalam mengalami kenikmatan.
Baca Juga: Info Lowongan Kerja di Jakarta Timur, Posisi Pegawai Tetap
Beberapa psikolog percaya bahwa ekspresi wajah sama sekali bukan panduan yang dapat diandalkan untuk mengetahui emosi seseorang, tetapi alat yang digunakan untuk memanipulasi orang lain.
Dalam pandangan ini, senyum sama sekali tidak asli atau palsu. Sebaliknya, senyum merupakan sinyal yang menunjukkan bahwa kita ingin bekerja sama atau menjalin ikatan dengan seseorang.
Sumber: newscientist.com