Hal itu merupakan faktor mengapa perayaan Imlek berubah setiap tahunnya, karena mengikuti kalender Lunar yang berdasarkan pergerakan bulan.
Baca Juga: Asa Helper Merajut Mimpi, Lakon Berkeringat Pemuda Cibadak Sukabumi
Para perayaan Tahun Baru Imlek atau Lunar New Year, biasanya orang-orang berkumpul untuk menyambut tahun baru dengan berbagai tradisi sebagai bentuk rasa syukur dan doa untuk selalu dapat membawa keberuntungan, kekayaan, dan kemakmuran dalam satu tahun ke depan.
Dalam merayakan Lunar New Year terdapat adat dan tradisi yang beragam yang biasa dilakukan oleh masyarakat Tionghoa. Pada umumnya akan dilakukan perjamuan makan malam pada malam tahun baru dan menyalakan kembang api.
Namun terdapat beberapa tradisi lain yang identik dengan Tahun Baru Imlek, seperti festival lampion pada perayaan Cap Go Meh, memberikan angpao, menghias dengan ornamen berwarna merah, membersihkan rumah, dan juga melakukan sembahyang.
Baca Juga: Hari Raya Imlek 22 Januari, Simak Asal Usul Istilah Kelenteng yang Jadi Tempat Ibadah
Perayaan Lunar New Year juga bersamaan dengan akhir musim dingin atau mulainya musim semi dan menjadi waktu yang tepat bagi orang-orang untuk kembali bercocok tanam. Ini juga menjadi simbol kemakmuran dan keberkahan bagi masyarakat Tionghoa.
Lebih lanjut, mengutip cnet.com, Lunar New Year, juga dikenal sebagai Chinese New Year atau the Spring Festival, berdasarkan penanggalan China.
Biasanya, perayaan Lunar New Year dimeriahkan dengan reuni keluarga, parade, hingga kembang api. Sesuai kalender China, Lunar New Year bertepatan dengan tahun Kelinci Air.
Sumber : Suara.com/Muhammad Zuhdi Hidayat