SUKABUMIUPDATE.com – Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat, Ning Wahyu Astutik, menyatakan optimismenya para pelaku usaha di tengah tantangan berat industri yang dipicu oleh kebijakan global, melemahnya daya beli, hingga ketidakpastian tarif.
Dalam wawancara khusus dengan suara.com, Ning menegaskan bahwa pengusaha Jawa Barat tetap solid menghadapi dinamika ini dengan sinergi bersama pemerintah daerah dan peran aktif media.
“Sekarang memang masih banyak pelaku usaha yang wait and see terkait regulasi dan tarif, tapi kami tetap optimis. Dunia usaha Jabar masih sangat menarik bagi para calon investor,” ujar Ning dalam video yang diunggah suara.com, seperti dikutip sukabumiupdate.com, Selasa (8/7/2025).
Menurut Ning, kondisi global yang kurang kondusif dan isu pemutusan hubungan kerja (PHK) menjadi perhatian utama. Namun pemerintah di semua tingkat telah menunjukkan respons cepat agar iklim usaha tetap terjaga. Di Jawa Barat, lanjutnya, pemerintah daerah turut aktif menciptakan iklim investasi yang kondusif.
Baca Juga: Rp 13,7 T Anggaran Kementan Dinilai Tak Seimbang, Slamet: Jangan Kesampingkan Swasembada Protein
“Banyak investor yang menghubungi kami untuk berkonsultasi soal lokasi investasi terbaik. Mereka tidak hanya mencari lahan, tapi juga mempertimbangkan infrastruktur dan regulasi daerah,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa Apindo aktif menjembatani komunikasi antara pengusaha dan pemerintah daerah, terutama dalam menghindari kesalahan umum seperti membeli lahan yang tidak diperuntukkan bagi industri.
Infrastruktur dan Upah Jadi Pertimbangan Investor
Ning menjelaskan bahwa isu upah minimum dan infrastruktur menjadi faktor penentu lokasi industri. Untuk sektor padat karya, investor cenderung memilih daerah dengan upah lebih kompetitif. Sementara industri ekspor membutuhkan wilayah yang terhubung baik dengan akses logistik seperti jalan tol menuju pelabuhan.
“Jabar punya keunggulan karena terdiri dari 27 kota/kabupaten dengan karakteristik beragam. Ini membuka peluang investasi yang disesuaikan dengan jenis industri,” katanya.
Dorong UMKM Terkoneksi dengan Industri Besar
Apindo Jabar juga fokus mendorong pemberdayaan UMKM agar dapat bermitra dengan industri besar. “Kita memiliki sekitar 300 UMKM binaan, termasuk calon UMKM dari mahasiswa dan pelajar. Kita siapkan mereka agar punya kapabilitas yang dibutuhkan pasar industri,” ungkapnya.
Selain UMKM, Apindo juga melakukan pelatihan bagi mereka yang terkena PHK maupun pensiun, agar tetap produktif secara ekonomi.
Baca Juga: Bukan Sopir, Perusahaan dan Karoseri akan Jadi Tersangka Pelanggaran Truk ODOL
Kolaborasi Positif dengan Media
Dalam kesempatan tersebut, Ning menggarisbawahi pentingnya peran media dalam menciptakan citra positif iklim investasi di Indonesia. Menurutnya, informasi yang disajikan media memiliki dampak besar dalam membentuk persepsi calon investor.
“Kami berharap media juga bisa menjadi mitra strategis untuk menyuarakan potensi dan peluang positif. Karena calon investor akan mencari informasi melalui pemberitaan media,” ujar Ning.
Meski tantangan masih banyak, Ning memastikan bahwa pengusaha di Jawa Barat tidak kehilangan semangat. “Kami sudah melalui berbagai masa sulit, termasuk pandemi Covid-19 dan krisis ekonomi sebelumnya. Optimisme itu harus terus dijaga. Kita kuat karena kolaborasi dan kesatuan antara dunia usaha, pemerintah, dan media,” pungkasnya.
Disclaimer: artikel ini mendapat asistensi dari Artificial intelligence (AI)