SUKABUMIUPDATE.com - Sejumlah rencana besar di Sukabumi, mulai dari pengembangan kawasan industri hingga pembangunan bandara, kini terhambat di tengah jalan. Bukan karena kekurangan investor atau lahan, melainkan ketidakjelasan regulasi, lambatnya proses tata ruang, dan minimnya komunikasi antar pihak.
Proyek yang digadang-gadang membuka lapangan kerja dan mendorong ekonomi lokal itu kini terancam mangkrak, memicu kekecewaan para pengusaha yang sudah lebih dulu berinvestasi.
General Affair Manager PT Bogorindo Cemerlang, Berlin Sumadi, menyampaikan bahwa kondisi ketidakpastian regulasi dan koordinasi antar-instansi membuat perusahaan dalam posisi sulit dan merugi secara waktu maupun materi.
“Kami ini sebenarnya datang dengan niat baik untuk berinvestasi, membuka lapangan kerja, ikut membangun daerah. Tapi saat proses tidak ada kepastian, kami jadi tertatih-tatih,” ujar Berlin kepada sukabumiupdate.com, Kamis, (19/6/2025).
Baca Juga: Polemik Proyek Camping Ground Bukit Panenjoan Cibadak Sukabumi, Antara Investasi dan Legalitas
Berlin menyoroti salah satu keputusan pemerintah yang menurutnya sangat berdampak terhadap perencanaan jangka panjang perusahaan, yakni soal perubahan status lahan yang semula sudah difloting sebagai kawasan industri menjadi kawasan bandara, tanpa koordinasi dan dialog yang melibatkan pihaknya.
“Untuk kawasan bandara, kita sudah sediakan lahan, izinnya sudah diajukan, master plannya sudah jadi. Tapi tiba-tiba ada keputusan yang memaksa kami menyetujui, padahal kami tidak pernah diajak bicara. Peraturannya keluar begitu saja,” tegasnya.
PT Bogorindo, menurut Berlin, bahkan sudah mengosongkan sekitar 70 hektar lahan untuk mendukung rencana pembangunan bandara. Lahan itu sebelumnya telah diplot untuk pengembangan industri, namun mereka relakan demi mendukung program strategis tersebut.
“Kita keluarkan dari rencana kawasan industri demi bandara, tapi malah jadi lahan kosong yang statusnya menggantung. Tidak bisa dibangun, dijual pun tidak laku. Investor jadi bingung,” ujarnya.
Baca Juga: 442 Jemaah Haji Kabupaten Sukabumi Tiba di Pusbangdai, Tersisa 2 Kloter Lagi
Berlin menyebut bahwa tiga investor yang telah membeli lahan dari PT Bogorindo saat ini mengalami keraguan karena terganjal perizinan. Bahkan, ia khawatir para investor tersebut bisa saja meninggalkan Sukabumi akibat ketidakjelasan arah dan komitmen dari pemerintah.
“Bandara ini kabarnya ditunggu dari tata ruang, katanya akan diputuskan sebulan sejak awal puasa kemarin. Tapi sampai sekarang tidak ada kabar. Sementara investor sudah menunggu terlalu lama,” kata Berlin.
Berlin berharap pemerintah daerah tidak hanya menjadi regulator, tetapi juga mitra strategis dunia usaha. Menurutnya, cita-cita pemerintah untuk membuka lapangan kerja hanya bisa terwujud melalui kerja sama nyata dengan sektor swasta.
“Pemerintah selalu bilang mau buka lapangan kerja, tapi kenyataannya rekrutmen ASN saja dibatasi. Yang bisa membuka lapangan kerja itu ya dunia usaha, swasta seperti kami,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa investasi seperti yang dilakukan PT Bogorindo bukan hanya padat modal, tapi juga padat karya, yang berarti dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
Baca Juga: Laba Bersih Naik 129 Persen, Arkadia Digital Media Genjot Beragam Sumber Revenue Baru
“Tapi untuk bisa jalan, butuh kepastian hukum dan perizinan yang tidak berlarut-larut. Kita punya target bisnis, punya jadwal kerja. Kalau proses terus mengambang, kita yang rugi, masyarakat juga ikut terdampak,” ucapnya.