Dukung Ketahanan Pangan, Distan Sukabumi Genjot Produksi Kedelai di Surade

Sukabumiupdate.com
Kamis 15 Mei 2025, 11:55 WIB
Pada 9 Mei 2025 lalu, tim dari Direktorat AKABI melakukan kunjungan monitoring dan evaluasi langsung ke lahan kedelai di Surade Sukabumi. (Sumber Foto: Istimewa)

Pada 9 Mei 2025 lalu, tim dari Direktorat AKABI melakukan kunjungan monitoring dan evaluasi langsung ke lahan kedelai di Surade Sukabumi. (Sumber Foto: Istimewa)

SUKABUMIUPDATE.com - Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Sukabumi terus menunjukkan komitmen nyatanya dalam mendukung ketahanan pangan nasional, khususnya lewat pengembangan komoditas kedelai. Salah satu wilayah yang menjadi perhatian serius adalah Kecamatan Surade, yang kini menjadi contoh pemanfaatan lahan marginal dengan ketersediaan air terbatas secara optimal.

Menurut Kepala Bidang Sarana Pertanian, Deni Ruslan, luas tanam kedelai di Kabupaten Sukabumi dalam tiga tahun terakhir rata-rata mencapai 4.857,9 hektare. Wilayah selatan Sukabumi, termasuk Surade, menjadi titik utama pengembangan kedelai.

"Tahun ini saja, sedikitnya 200 hektare lahan telah ditanami kedelai di Surade. Ini bukti bahwa lahan marginal pun masih sangat potensial untuk mendukung produksi kedelai nasional," ungkap Deni, Kamis (15/5/2025).

Baca Juga: Panen Padi hingga Sayur di Pekarangan Kantor, Distan Sukabumi Gaungkan Urban Farming

Komitmen ini pun mendapat apresiasi dan perhatian dari berbagai pihak, termasuk Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat serta Direktorat Aneka Kacang dan Umbi (AKABI) Kementerian Pertanian. Pada 9 Mei 2025 lalu, tim dari Direktorat AKABI melakukan kunjungan monitoring dan evaluasi langsung ke lahan kedelai di Surade.

"Monitoring ini bertujuan memastikan kualitas tanaman agar bisa dimanfaatkan sebagai benih, sekaligus mengidentifikasi potensi lahan di luar Lokasi Bantuan Spesifik (LBS) untuk pengembangan tahap selanjutnya," ujar Deni.

Berdasarkan informasi dari Kelompok Tani Sumur Bandung, tanaman kedelai yang kini tumbuh diperkirakan akan mulai dipanen pada Juni 2025. Estimasi produktivitas mencapai 1,6 ton per hektare dengan harapan menghasilkan benih kering sekitar 1,2 ton per hektare.

Meski demikian, tantangan pascapanen masih membayangi petani. Salah satu kendala utama adalah minimnya fasilitas pengeringan yang memadai. "Kami butuh alat pengering seperti UV dryer untuk menjaga mutu benih. Selain itu, tahun lalu hanya sedikit petani yang menyimpan benih, sehingga tahun ini pasokan sangat terbatas," jelasnya.

Deni menambahkan, kesiapan lahan tahun ini sangat luas, namun ketersediaan benih menjadi kunci keberlanjutan program. Oleh sebab itu, para petani sangat berharap adanya bantuan benih dari pemerintah. "Jangan sampai semangat dan kesiapan petani terhenti hanya karena pasokan benih yang tidak memadai," tandasnya. (adv)

Berita Terkait
Berita Terkini