SUKABUMIUPDATE.com - Di tengah deru mesin industri di Kabupaten Sukabumi, terselip praktik kelam yang mencederai harapan pencari kerja. Bagi banyak warga, PT Glostar Indonesia (GSI) di Kecamatan Cikembar, menjadi simbol peluang ekonomi. Namun untuk sebagian lainnya, impian itu berubah menjadi jerat utang hingga penipuan.
Laporan mendalam sukabumiupdate.com dan teras.id mengungkap denyut praktik jual-beli posisi kerja yang terus berlanjut di balik proses rekrutmen yang buram. Mereka yang terjepit ekonomi nekat mempertaruhkan harta terakhir—seperti keluarga pedagang tahu bulat yang rela menjual sepeda motor satu-satunya demi dapat bekerja di pabrik.
Kisahnya berulang dari tahun ke tahun. Terdapat pemuda dimintai bayaran Rp 17 juta, ada pula yang diwawancarai hanya di warung kopi. Polanya selalu konsisten: uang diminta dengan janji jaminan diterima bekerja. Di baliknya, beroperasi jaringan perantara yang memanfaatkan keputusasaan warga dan lemahnya pengawasan.
Seorang calo bahkan mengaku telah enam tahun menyalurkan calon pekerja. Ia menyebut adanya kerja sama tidak resmi dengan oknum satpam, tokoh setempat, hingga orang dalam perusahaan. Aliran uang pelicin disebut mengalir secara sistematis.
Upaya penindakan kerap kandas karena minim bukti. Rekrutmen yang berlangsung tanpa dokumentasi rinci membuka ruang gelap bagi percaloan terus bertumbuh. Fenomena ini bukan sekadar pelanggaran hukum, tetapi juga potret buram pasar tenaga kerja di Sukabumi yang membuat masyarakat terpaksa memilih jalan belakang.
Laporan lengkapnya dapat dibaca dalam artikel berjudul "Bau Amis Rekrutmen Pekerja Pabrik Sukabumi”
Catatan redaksi: Manajemen PT GSI Cikembar belum merespons sejumlah pertanyaan yang dikirim ke bagian hubungan masyarakat maupun ke kantornya. Jurnalis sukabumiupdate.com berupaya menemui langsung dengan mendatangi perusahaan dan mengirimkan surat pengajuan wawancara pada 6 November 2025. Namun manajemen tak menjawabnya hingga 10 November 2025.





