KKN Kelompok 49 Universitas Nusa Putra Sukabumi: Jejak Inovasi dan Pengabdian di Gunung Tanjung

Sukabumiupdate.com
Rabu 10 Sep 2025, 20:12 WIB
KKN Kelompok 49 Universitas Nusa Putra Sukabumi: Jejak Inovasi dan Pengabdian di Gunung Tanjung

KKN mahasiswa Nusa Putra di Gunung Tanjung Cisolok Kabupaten Sukabumi (Sumber: Kkn nusa putra)

KKN (Kuliah Kerja Nyata) bagi mahasiswa bukan hanya soal kuliah di luar ruangan, tetapi juga tentang membangun jembatan kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat. Bukti nyata sinergi ilmu pengetahuan dan kearifan lokal, menciptakan dampak positif yang berkelanjutan, membawa harapan baru dan mengukir masa depan yang lebih cerah bagi warga di lokasi KKN. 

Mahasiswa KKN 2025 Kelompok 49 Universitas Nusa Putra yang ditugaskan di Desa Gunung Tanjung Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, menapaki jejak pengabdian. Tim yang beranggotakan 19 orang mahasiswa ini meyakini di setiap sudut negeri, ada potensi luar biasa yang menunggu untuk digali dan dikembangkan bersama.

Di tengah hiruk pikuk perkotaan dan aktivitas kampus yang selalu melelahkan, tim ini memilih jalan pengabdian, menorehkan kisah inspiratif di Desa Gunung Tanjung, sebuah permata tersembunyi di Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Dengan semangat inovasi dan kepedulian mendalam, para mahasiswa dari beragam latar belakang keilmuan ini bersatu padu.

Fakultas Bisnis dan Humaniora (Program Studi Hukum dan Manajemen) hingga Fakultas Teknik, Komputer dan Desain (Program Studi Teknik Informatika, Teknik Mesin, dan Desain Komunikasi Visual) berupaya mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kampus untuk kemajuan masyarakat desa.

Perjalanan menuju Desa Gunung Tanjung bukanlah tanpa tantangan. Berada di daerah yang cukup terpencil, akses jalan yang belum memadai dan sulitnya sinyal komunikasi menjadi ujian pertama bagi para peserta KKN. Namun hambatan geografis dan teknis ini justru membakar semangat para mahasiswa. 

“Kami melihatnya sebagai peluang untuk membuktikan bahwa dengan tekad dan kreativitas, batasan apapun dapat diatasi. Selama beberapa minggu, para mahasiswa berinteraksi langsung dengan warga, memahami kebutuhan, dan merancang program-program yang relevan dan berkelanjutan,” ucap Sahrul Harmawan selaku Ketua Kelompok KKN 49.

Berbagai program inisiatif yang dilakukan selama KKN mencakup upaya mitigasi bencana, pengembangan ekonomi lokal melalui inovasi pertanian, penanganan isu kesehatan masyarakat seperti stunting, serta peningkatan kualitas pendidikan yang menjadi fondasi masa depan desa.

Mitigasi Bencana Longsor: Benteng Keselamatan di Jantung Desa

Desa Gunung Tanjung dengan topografi perbukitan dan curah hujan yang tinggi, menyimpan potensi risiko tanah longsor yang signifikan. Kondisi ini menjadi perhatian utama bagi Kelompok KKN 49. 

Para mahasiswa tidak hanya datang dengan teori, melainkan langsung terjun ke lapangan untuk mengidentifikasi titik-titik rawan dan merancang solusi praktis. Salah satu program unggulan mereka adalah pemasangan plang arah dan papan peringatan bahaya longsor di sepanjang jalur masuk dan area strategis desa.

Inisiatif ini bukan sekadar formalitas. Mengingat lokasi desa yang cukup terpencil sekitar 40 menit perjalanan dari jalan utama, minimnya jumlah penduduk di area awal masuk desa, banyak pengunjung atau bahkan warga dari dusun lain yang mungkin belum familiar dengan kontur tanah dan potensi bahaya. 

Plang-plang ini berfungsi sebagai 'mata' dan 'suara' peringatan dini, memberikan informasi krusial tentang arah yang aman dan area yang perlu diwaspadai. Dengan demikian, risiko kecelakaan akibat longsor dapat diminimalisir, dan keselamatan warga serta pendatang menjadi prioritas utama. 

Program ini menunjukkan betapa pentingnya pemahaman akan kondisi lokal dan respons cepat dalam menghadapi potensi bencana, sebuah pelajaran berharga yang ditanamkan oleh para mahasiswa kepada masyarakat Desa Gunung Tanjung.

“Ini ide yang sangat bagus ya ada plang peringatan termasuk plang petunjuk arah karena selama ini plang tersebut memang belum terpasang secara maksimal, teima kasih kepada tim KKN 49 sudah membuatkan dua plang itu karena gunung tanjung merupakan daerah dataran tinggi yang memang rawan longsor apalagi bila diiringi cuaca dengan hujan dengan curah yang sangat besar, kami mengucapkan terima kasih yang sangat besar kepada tim KKN 49 yang telah memasang plang tersebut agar nanti orang luar gunung tanjung tidak kebingungan saat memasuki desa,” ungkap jajaran BPD Desa Gunung Tanjung. 

Hidroponik: Menghijaukan Lahan Sempit, Memanen Kesejahteraan

Keterbatasan lahan pertanian konvensional seringkali menjadi hambatan utama bagi peningkatan kesejahteraan di banyak desa, tak terkecuali Gunung Tanjung. Kelompok KKN 49 melihat ini sebagai peluang untuk memperkenalkan solusi inovatif yaitu: pertanian hidroponik. 

Program ini dirancang untuk mengatasi masalah kurangnya lahan warga sekaligus membuka peluang ekonomi baru. Para mahasiswa tidak hanya memberikan penyuluhan teoritis tentang apa itu hidroponik dan manfaatnya, tetapi juga membimbing warga melalui serangkaian lokakarya praktis. 

Dimulai dari pemilihan jenis tanaman yang cocok, perakitan instalasi hidroponik sederhana menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat, hingga teknik perawatan dan panen. Warga diajarkan bagaimana mengelola nutrisi, mengontrol hama, dan memastikan pertumbuhan tanaman yang optimal. 

Tujuan jangka panjang dari program ini adalah agar warga Desa Gunung Tanjung tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan pangan keluarga secara mandiri, tetapi juga dapat mengembangkan usaha hidroponik skala kecil hingga menengah. Dengan demikian, hasil panen sayuran segar dan berkualitas tinggi dapat dijual ke pasar lokal atau bahkan ke luar desa, menciptakan sumber pendapatan tambahan yang berkelanjutan dan meningkatkan ketahanan pangan di tingkat komunitas. Inovasi ini diharapkan dapat mengubah lanskap pertanian desa, dari keterbatasan menjadi potensi tak terbatas.

Baca Juga: Paripurna HJKS ke-155 Dihadiri Gubernur Jabar, DPRD Sukabumi Siap Wujudkan Program Pro Rakyat

“Kalau sudah paham bercocok tanam sebenarnya sangat suka apalagi kalau lihat hasilnya bagus, itu sangatlah bangga karena kita sendiri bisa membuktikan bisa menanam secara mandiri, Sebenarnya kalau cara menanam hidroponik caranya tidak paham itu pasti agak ribet, tapi kalo sudah paham caranya oke-oke aja malah dianggap simpel” Ujar Emilia, salah seorang ibu rumah tangga yang ikut program Hidroponik.

Plang evakuasi dan mitigasi bencana di Desa Gunung Tanjung Cisolok Kabupaten SukabumiPlang evakuasi dan mitigasi bencana di Desa Gunung Tanjung Cisolok Kabupaten Sukabumi

Penanganan Stunting: Kolaborasi Lintas Sektor untuk Generasi Sehat

Isu stunting atau masalah gizi kronis yang menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak, menjadi perhatian serius pemerintah. Kelompok KKN 49 Universitas Nusa Putra turut serta dalam upaya penanganan stunting di Desa Gunung Tanjung. 

Program ini berhasil diselesaikan berkat kolaborasi erat dengan pihak Puskesmas Desa Gunung Tanjung, yang memiliki data dan pemahaman mendalam tentang kondisi kesehatan masyarakat setempat. Dalam pelaksanaannya, para mahasiswa menemukan fakta unik yang menjadi tantangan tersendiri, dimana Gunung Tanjung saat ini mengalami kekurangan ibu hamil dan balita. 

Fenomena ini bukan disebabkan oleh masalah kesehatan, melainkan karena tren migrasi. Banyak pasangan muda di desa ini, yang seharusnya menjadi tulang punggung demografi, memilih untuk merantau ke kota-kota besar demi mencari nafkah dan peluang ekonomi yang lebih baik. 

Meskipun demikian, program stunting tetap dijalankan dengan fokus pada edukasi gizi bagi keluarga yang ada, pemantauan tumbuh kembang balita, serta penyuluhan tentang pentingnya asupan nutrisi seimbang sejak dini. Mahasiswa KKN juga membantu Puskesmas dalam mendata dan memetakan kondisi gizi anak-anak di desa, memastikan bahwa setiap kasus stunting dapat teridentifikasi dan tertangani dengan baik. 

Upaya ini menunjukkan komitmen KKN dalam membangun fondasi kesehatan yang kuat bagi generasi penerus Desa Gunung Tanjung, meskipun dihadapkan pada dinamika sosial yang kompleks.

Pendidikan: Menyalakan Lentera Ilmu di Tengah Keterbatasan Fasilitas

Salah satu aspek paling menyentuh hati bagi mahasiswa KKN adalah kondisi pendidikan di Desa Gunung Tanjung. Beberapa sekolah dasar dan menengah di sana masih menghadapi keterbatasan fasilitas, namun semangat belajar anak-anak desa sungguh luar biasa dan patut diacungi jempol. 

Baca Juga: Gubernur Jabar Dedi Mulyadi: Kabupaten Sukabumi Harus Segera Dimekarkan

Mereka tidak pernah kehilangan keceriaan, dan mata mereka memancarkan cita-cita setinggi langit. Antusiasme ini sangat terasa ketika para mahasiswa KKN datang sebagai 'praktisi mengajar'. Sambutan hangat dan penuh rasa ingin tahu dari siswa-siswi menjadi energi positif yang tak ternilai bagi para peserta KKN.

Selama minggu kedua dan ketiga masa KKN, berbagai program edukatif interaktif telah sukses dilaksanakan, disesuaikan dengan jenjang pendidikan dan kebutuhan siswa.

Penyuluhan Komunikasi Gender dan Privasi Tubuh pada Anak

Program ini sangat krusial untuk membekali anak-anak dengan pemahaman dasar tentang hak-hak mereka atas tubuh sendiri, pentingnya komunikasi yang terbuka dengan orang tua atau guru, serta cara melindungi diri dari potensi bahaya. Materi disampaikan dengan bahasa yang mudah dicerna dan metode yang menyenangkan, sehingga pesan-pesan penting dapat tersampaikan secara efektif.

Penyuluhan Kenakalan Remaja (dari Program Studi Hukum) 

Mahasiswa/i dari program studi Hukum mengambil peran dalam memberikan wawasan kepada siswa-siswi SMP mengenai konsekuensi hukum dari kenakalan remaja. Mereka menjelaskan berbagai bentuk kenakalan, dampaknya terhadap masa depan, serta pentingnya mematuhi norma dan aturan sosial. Tujuannya adalah untuk membentuk karakter remaja yang bertanggung jawab dan sadar hukum sejak dini.

Pemahaman Teknologi AI (dari Program Studi Teknik Informatika) 

Di era digital ini, pemahaman teknologi menjadi sangat penting. Mahasiswa Teknik Informatika memperkenalkan konsep dasar Kecerdasan Buatan (AI) kepada anak-anak, menjelaskan bagaimana AI bekerja dalam kehidupan sehari-hari, dan potensi AI di masa depan. Meskipun terdengar kompleks, materi disajikan secara sederhana dan interaktif, membuka wawasan baru bagi anak-anak desa tentang dunia teknologi yang terus berkembang pesat. Ini adalah langkah awal untuk menumbuhkan minat mereka pada bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics).

Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya sekedar transfer ilmu, tetapi juga menjadi jembatan inspirasi. Para mahasiswa KKN berharap dapat menumbuhkan rasa percaya diri, memperluas cakrawala berpikir, dan memupuk optimisme di kalangan pelajar Desa Gunung Tanjung, bahwa keterbatasan fasilitas bukanlah penghalang untuk meraih impian dan cita-cita.

Penyuluhan Desain (Dari Program Studi Desain Komunikasi Visual)

Penyuluhan desain untuk anak SDN 02 Cisarua yang diadakan oleh prodi Desain Komunikasi Visual (DKV) bermanfaat untuk mengenalkan dasar-dasar kreativitas dan ekspresi visual sejak dini. Anak-anak dapat belajar menuangkan ide dan imajinasi mereka melalui gambar atau karya sederhana, sehingga melatih daya cipta, keterampilan motorik halus, serta kepercayaan diri dalam berkarya.

Selain itu, kegiatan ini juga membantu anak-anak memahami bahwa desain bukan hanya soal seni, tetapi juga sarana komunikasi untuk menyampaikan pesan. Dengan bimbingan mahasiswa DKV, anak-anak memperoleh inspirasi baru, terbuka wawasannya tentang profesi kreatif, dan termotivasi untuk mengembangkan bakat mereka di bidang seni dan desain di masa depan.

Mengatasi Tantangan, Mengukir Harapan

Keberadaan Kelompok 49 KKN Universitas Nusa Putra Sukabumi di Desa Gunung Tanjung adalah sebuah kisah tentang dedikasi, inovasi, dan semangat pantang menyerah. Meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan yang tidak sedikit, seperti kondisi akses jalan yang sulit dan seringkali menghambat distribusi logistik program kerja, serta minimnya sinyal telekomunikasi yang menyulitkan kebutuhan laporan online dan koordinasi, para mahasiswa berhasil membuktikan bahwa hambatan dapat diubah menjadi peluang.

Setiap program yang dilaksanakan tidak hanya berorientasi pada penyelesaian masalah jangka pendek, tetapi juga pada pembangunan kapasitas dan kemandirian masyarakat Desa Gunung Tanjung dalam jangka panjang. Dari plang peringatan longsor yang sederhana namun vital, hingga pengenalan hidroponik sebagai alternatif pertanian yang menjanjikan ketahanan pangan dan ekonomi, serta program kesehatan dan pendidikan yang membuka wawasan baru bagi anak-anak, seluruhnya menjadi bukti nyata kepedulian dan komitmen para mahasiswa terhadap desa.

Lebih dari sekadar agenda pengabdian, kegiatan ini menunjukkan bahwa ilmu dari bangku kuliah dapat berpadu dengan kearifan lokal untuk menghasilkan perubahan yang berarti. Jejak sederhana yang ditinggalkan di Desa Gunung Tanjung diharapkan terus berkembang, menumbuhkan kemandirian, dan menjadi dorongan bagi generasi berikutnya untuk melanjutkan semangat pengabdian.

Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini