SUKABUMIUPDATE.com - Rasa cemas masih menyelimuti para penyintas bencana tanah bergerak di Kampung Cijagung, RT 06 RW 07, Desa Bojonggaling, Kecamatan Bantargadung, Kabupaten Sukabumi. Pasalnya, hingga Selasa (16/12) kondisi tanah di kampungnya disebut masih labil dan menunjukkan retakan di beberapa titik sejak kejadian pada Minggu (14/12/2025).
Total, sebanyak delapan rumah warga disebut mulai mengalami kerusakan secara bertahap. Kondisi itu disebut memaksa para penghuni untuk mengungsi ke rumah kerabat terdekat demi keselamatan.
Kepala Dusun (Kadus) 2 Desa Bojonggaling, Cecep Subrata, mengatakan pergerakan tanah di wilayah tersebut terus dipantau setiap hari karena kondisinya masih sangat aktif, terlebih hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih mengguyur wilayah tersebut.
"Kurang lebih ada delapan rumah. Alhamdulillah saya setiap hari memantau bersama jajaran, juga dengan BPBD dan Pak Sihabudin. Hampir setiap hari kami turun ke lokasi," ujar Cecep, Selasa (16/12/2025).
Baca Juga: Banjir Rendam 10 Hektare Sawah di Bantaragung Jampangtengah, Padi Terancam Gagal Panen
Cecep menjelaskan, pergerakan tanah sebenarnya sudah terjadi sejak 20 November 2025 lalu, namun kondisinya semakin memburuk dalam beberapa hari terakhir akibat hujan deras yang turun selama dua hari berturut-turut.
"Ini kejadiannya bertahap. Yang tanggal 25 November ada tiga rumah, lalu menyusul lagi sekitar tanggal 30-an, kemudian satu rumah lagi di bagian bawah. Total sekarang delapan rumah (rusak)," katanya.
Selain rumah warga, kata dia, dampak pergerakan tanah juga merusak infrastruktur lingkungan, jalan desa sepanjang kurang lebih 30 meter dilaporkan amblas, bahkan retakan tanah meluas hingga ke area persawahan warga.
"Prediksi kami masih bergerak. Tadi pagi waktu saya berangkat ke kantor desa, jalan belum terlalu dalam. Sekarang saya lihat sudah bertambah dalam lagi," ungkapnya.
Dari sisi bantuan, Cecep menyampaikan, Pemerintah Desa Bojonggaling baru menyalurkan enam paket sembako kepada warga terdampak. Cecep juga menyebut dua rumah lainnya baru terdampak sekitar tiga hari lalu, sehingga pendataan masih terus dilakukan.
Baca Juga: Jalan Rusak Parah, Ibu di Bangbayang Ditandu Seberangi Sungai Usai Pendarahan Saat Melahirkan
"Sudah kami konfirmasi ke Kepala Desa untuk menindaklanjuti fasilitasi bantuan bagi warga yang tertimpa bencana ini. Secara administrasi juga sudah diajukan ke kecamatan dan pusat, dibantu Purkesos, tapi memang belum ada tindak lanjut," jelasnya.
Sementara itu, Sujana, salah satu warga Kampung Cijagung yang rumahnya rusak parah, mengaku hidup dalam ketakutan karena tanah masih terus bergerak setiap harinya.
"Kejadiannya kira-kira sejak tanggal 20 November. Rumah sekarang kondisinya parah, keramik-keramik pada patah. Tanahnya turun terus tiap hari," kata Sujana.
Ia menggambarkan pergerakan tanah yang dirasakannya seperti getaran gempa kecil yang terjadi berulang, terutama saat hujan turun.
"Kalau hujan kami ngungsi, takut listrik jatuh. Pergerakan tanah masih kerasa tiap hari, rumah jadi geser. Dulu rumahnya dekat, sekarang sudah jauh karena ketarik tanah," ujarnya.
Dalam satu rumah, Sujana tinggal bersama empat anggota keluarganya. Saat hujan turun, mereka memilih mengungsi, namun kembali ke rumah ketika cuaca cerah karena keterbatasan tempat tinggal.
"Harapan saya dari pemerintah ada bantuan langsung di lokasi. Bagian depan dan belakang rumah rusak, soalnya kalau tanah turun otomatis ketarik. Tetangga-tetangga juga sudah banyak yang ngungsi," pungkasnya.




