SUKABUMIUPDATE.com – Bupati Sukabumi Asep Japar menyampaikan rasa duka cita mendalam atas meninggalnya Raya, balita berusia tiga tahun asal Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, yang meninggal akibat penyakit cacingan pada Juli 2025.
Ucapan duka disampaikan langsung oleh Bupati kepada keluarga almarhumah. Pada Selasa (19/8/2025), sekitar pukul 21.00 WIB Bupati bertemu keluarga di Cianjur dalam perjalanan pulang dari Bandung menuju Sukabumi, sementara rombongan keluarga didampingi Pemerintah Desa Cianaga dan Pemcam Kabandungan hendak menuju Bandung untuk bertemu Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Dalam pertemuan itu, Bupati menyampaikan belasungkawa sekaligus memberikan dukungan moral kepada keluarga yang ditinggalkan. “Ini menjadi duka kita semua. Kami turut berbelasungkawa atas musibah yang menimpa ananda Raya. Semoga keluarga diberikan kekuatan dan ketabahan,” ucap Bupati.
Selain menyampaikan duka, Bupati Sukabumi juga menekankan agar pemerintah desa (Pemdes) Cianaga lebih memperhatikan kondisi kesehatan serta kesejahteraan warganya. Menurutnya, peran pemerintah desa sangat penting sebagai garda terdepan dalam mendeteksi dan menindaklanjuti persoalan kesehatan masyarakat.
“Pemdes harus lebih sigap dan responsif terhadap keluhan warganya. Jangan sampai ada kasus serupa yang terulang. Kesehatan masyarakat adalah tanggung jawab bersama,” tegasnya.
Baca Juga: BPBD Sukabumi Edukasi Warga Cikidang Soal Bencana, Tanam Pohon Cegah Longsor
Sebelumnya, kasus meninggalnya Raya menjadi sorotan publik karena diduga adanya kelalaian pelayanan di tingkat fasilitas kesehatan. Bupati menegaskan, Pemkab Sukabumi akan melakukan evaluasi menyeluruh, termasuk meminta laporan detail dari perangkat desa hingga pihak puskesmas terkait penanganan kasus ini.
“Pemerintah daerah akan melakukan langkah tegas agar kejadian serupa tidak terulang. Setiap unsur pemerintahan, dari desa hingga kabupaten, harus bekerja lebih serius melindungi masyarakat,” tambah Asep.
Sebelumnya, kabar soal Raya viral setelah diunggah akun Instagram lembaga sosial Rumah Teduh pada pertengahan Agustus 2025. Berdasarkan keterangan narator dan video yang ditampilkan, tubuh mungil Raya dipenuhi cacing gelang. Rekaman CT scan juga memperlihatkan serangan parasit yang menjalar di dalam dirinya sehingga lemas.
Raya lahir dari keluarga dengan pengasuhan penuh catatan. Ibu dan ayahnya mengalami gangguan mental, membuat perhatian terhadap tumbuh kembangnya terabaikan sejak dini. Di kolong rumah panggung dengan tanah bercampur ayam dan kotoran, ia bermain tanpa perlindungan. Pada 13 Juli 2025, Raya dievakuasi Rumah Teduh ke rumah sakit.
Namun saat itu dokumen kependudukan Raya belum jelas dan tidak memiliki jaminan kesehatan. Rumah sakit memberi waktu tiga kali dua puluh empat jam untuk pengurusan dokumen. Tetapi hingga batas akhir, dokumen tak kunjung selesai. Perawatan pun berubah menjadi beban keuangan. Pada 22 Juli, Raya meninggal dunia.
Baca Juga: Warga Ciracap Sukabumi Keluhkan 3,5 Km Jalan Ciawet–Cibenda Rusak, Ini Respons PU
Terpisah, pelaksana tugas (Plt Camat Kabandungan Budi Andriana mengungkapkan keluarga Raya mendapatkan perhatian pemerintah seperti program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) melalui posyandu. “Malah ada dokumentasi saat pemberian PMT. Jadi tidak benar kalau tidak pernah ke posyandu,” kata dia
Budi kemudian menyinggung soal rumah keluarga Raya yang disebut tidak layak huni. Menurutnya, rumah itu telah direnovasi dengan swadaya masyarakat. “Dulu memang biliknya sudah bolong, tapi sudah direnovasi bersama warga,” tuturnya.
Budi menegaskan pemerintah kecamatan bersama pihak desa sudah melakukan berbagai upaya, baik dari sisi administrasi kependudukan, perlindungan sosial, maupun pendampingan keluarga. “Intinya pemerintah hadir, tapi kondisi keluarga yang memang serba terbatas membuat pola pengasuhan anak kurang maksimal,” kata dia.