SUKABUMIUPDATE.com - Situs Batu Kujang di Kampung Tenjolaya Girang, Desa Cisaat, Kecamatan Cicurug, merupakan sebuah peninggalan tradisi atau kebudayaan megalitik. Diperkirakan situs di kaki Gunung Salak itu merupakan sebuah kawasan yang dulunya dipakai untuk tempat ritual/pemujaan terhadap arwah leluhur pada masa lalu.
Dalam hal ini megalitik berkembang awalnya pada masa Pra-Sejarah, akhir Masa Neolitik. Akan tetapi, untuk tradisi megalitik di Situs Batu Kujang masih perlu penelitian lagi apakah ada di masa pra sejarah atau bukan.
Hal itu diungkapkan Staf Bidang Kebudayaan Disbudpora Eldi Khairul Akbar. Eldi menyatakan, penelitian perlu dilakukan sebab tradisi megalitik di tatar Sunda, termasuk di Kabupaten Sukabumi bisa dibangun juga pada masa klasik Hindu Buddha atau pada masa kerajaan-kerjaan sudah berkembang (Kerajaan Sunda Kuna).
Baca Juga: Miliki 2060 Butir Tramadol, Pemuda Cibeureum Kota Sukabumi Terancam 15 Tahun Penjara
"Karena di dalam kitab suci keagamaan dari Masa Sunda Kuna seperti Sanghyang Siksa Kanda ng Karesian, Serat Dewa Buddha, Jatiraga, Carita parahyangan, Carita Pantun Bogor, kitab-kitab sunda lainnya yang dibuat pada Masa Sunda Kuna disebutkan bahwa bentuk bangunan suci dari Kerajaan Sunda Kuna berbentuk balai pamujan nu ngundak atau balai pemujaan yang berundak," ungkap Eldi kepada sukabumiupdate.com.
"orang-orang sunda itu salah satu bentuk bangunan sucinya seperti punden berundak, sedangkan konsepsi punden berundak sudah ditemukan atau dibuat pada masa Pra Sejarah, sebelum kerajaan itu ada," imbuhnya.
Sehingga menentukan bahwa sebuah situs itu dari masa Pra Sejarah atau Klasik Hindu Buddha (Sunda Kuna) di Sukabumi mesti ada dating atau penanggalan. Yang pasti kata Eldi, situs Batu Kujang merupakan peninggalan berciri tradisi megalitik.
Lebih lanjut Eldi mengungkapkan kemungkinan besar situs Batu Kujang lebih muda dibandingkan Situs Tugu Cengkuk yang ada di Kecamatan Cikakak.
Menurut dia, berdasarkan dating yang telah dilakukan, Situs Tugu Cengkuk berasal dari awal abad ke-2 dan 3 Masehi. Selain itu, bentuk menhir yang ditemukan di Situs Batu Kujang lebih halus dibandingkan yang di Situs Tugu Gede Cengkuk.
Baca Juga: Kijang Terekam di Gunung Gede Pangrango, Pertanda Macan Tutul Masih Ada?