SUKABUMIUPDATE.com - Kehamilan muda adalah masa yang sangat penting bagi tumbuh kembang janin. Pada trimester pertama, organ-organ vital mulai terbentuk sehingga kondisi ibu harus benar-benar dijaga.
Sayangnya, masih banyak calon ibu yang belum memahami bahwa beberapa kebiasaan sehari-hari bisa berdampak buruk bagi kehamilan.
Agar kehamilan berjalan optimal, ibu hamil muda perlu mengetahui larangan apa saja yang sebaiknya dihindari. Tujuannya bukan untuk mengekang, melainkan untuk melindungi kesehatan ibu dan janin yang masih berada pada fase sangat rentan.
Berikut penjelasan lengkap mengenai berbagai larangan tersebut beserta alasannya, sehingga ibu dapat lebih berhati-hati menjalani kehamilan muda.
Hal yang Harus Dihindari Ibu Hamil Muda
1. Mengkonsumsi Makanan Berlebih
Banyak ibu hamil mengira bahwa mereka harus makan “untuk dua orang”. Padahal, makan berlebih justru dapat menyebabkan peningkatan berat badan yang tidak sehat, bahkan memicu bayi berisiko obesitas sejak dalam kandungan.
Baca Juga: Gempa M7,5 Mengguncang Jepang Utara, Warga Diimbau Waspada Gempa Susulan
2. Sauna, Berendam Air Panas, atau Aktivitas Berat
Paparan suhu panas ekstrem dapat meningkatkan suhu tubuh ibu hamil sehingga berpotensi mengganggu perkembangan janin. Risiko keguguran, cacat lahir, dan dehidrasi juga meningkat jika tubuh terlalu lama terpapar panas. Aktivitas berat pun sebaiknya dihindari karena dapat memicu pingsan dan kontraksi dini.
3. Pijat dan Akupunktur
Meskipun aman pada trimester kedua dan ketiga, pijat serta akupunktur adalah aktivitas yang perlu dihindari di awal kehamilan. Kedua terapi ini dikhawatirkan menstimulasi titik tertentu yang dapat memicu kontraksi, pusing, mual, hingga risiko keguguran.
4. Membersihkan Kotoran Kucing
Ibu hamil muda boleh memelihara kucing, tetapi tidak dianjurkan membersihkan kotorannya. Kotoran hewan ini bisa mengandung parasit penyebab toksoplasmosis yang berbahaya bagi janin. Infeksi toksoplasma dapat menyebabkan keguguran, cacat lahir, atau gangguan perkembangan saraf bayi.
5. Melakukan Tindik atau Tato
Tindik dan tato tidak dianjurkan karena berisiko menularkan infeksi seperti hepatitis B atau HIV melalui jarum yang tidak steril. Infeksi yang masuk ke tubuh ibu dapat membahayakan kesehatan janin serta mengganggu tumbuh kembangnya.
Baca Juga: Telur Rp 35 Ribu per Kg, Emak-emak dan Pedagang Kue di Pajampangan Sukabumi Menjerit
6. Mengkonsumsi Makanan Mentah atau Setengah Matang
Daging, telur, tauge, dan ikan mentah rentan mengandung bakteri seperti salmonella, listeria, dan parasit toksoplasma. Infeksi yang ditimbulkan dapat menyebabkan diare parah, demam tinggi, hingga risiko keguguran dan bayi lahir cacat. Begitu juga susu yang tidak dipasteurisasi.
7. Makanan Laut Tinggi Merkuri
Ikan hiu, tenggiri besar, kerapu, dan beberapa jenis lainnya mengandung kadar merkuri tinggi. Paparan merkuri berlebihan dapat mengganggu perkembangan otak janin sehingga berdampak pada kemampuan bicara, bergerak, hingga kesehatan mental anak kelak.
8. Konsumsi Daging Olahan
Sosis, daging asap, dan nugget mengandung nitrat serta nitrit. Kandungan ini berisiko menyebabkan bayi lahir prematur dan mengalami berbagai gangguan kesehatan jika dikonsumsi berlebihan selama kehamilan.
9. Terlalu Banyak Kafein
Kafein dalam jumlah besar dapat mempersempit pembuluh darah di sekitar rahim sehingga aliran darah ke janin berkurang. Dampaknya dapat berupa risiko IUGR (hambatan pertumbuhan janin), keguguran, lahir prematur, serta berat badan lahir rendah. Pada ibu, kafein berlebihan memicu insomnia, gelisah, dan sering buang air kecil.
10. Rokok dan Alkohol
Rokok adalah salah satu larangan paling utama pada ibu hamil muda. Nikotin dapat menghambat aliran oksigen ke janin dan menyebabkan cacat lahir serta gangguan paru-paru. Alkohol pun berbahaya karena dapat memicu keguguran, bayi lahir mati, hingga fetal alcohol syndrome yang menyebabkan gangguan perilaku dan kecerdasan anak.
Baca Juga: Wali Kota Sukabumi Sebut Kasus Korupsi Yang Seret Mantan Kadisporapar Terjadi di Masa Lalu
Menjaga kehamilan muda membutuhkan kesadaran dan kedisiplinan. Mulailah menerapkan pola hidup sehat dengan makan bergizi seimbang, mencukupi kebutuhan cairan, beristirahat cukup, dan rutin berkonsultasi dengan dokter kandungan.
Sumber: alodokter





