SUKABUMIUPDATE.com - Badan Meteorologi Jepang (JMA) telah mencabut peringatan tsunami untuk wilayah pesisir Pasifik bagian utara Jepang pada Selasa, 09 Desember 2025 pukul 06.20 waktu setempat.
Peringatan tersebut sebelumnya diberlakukan setelah terjadinya gempa berkekuatan magnitudo 7,5 yang mengguncang Jepang utara.
Peristiwa gempa tersebut terjadi pada Senin, 08 Desember 2025 pukul 23.15, berpusat di lepas pantai timur Prefektur Aomori. Laporan JMA menyebutkan bahwa pusat gempa (episenter) berada pada kedalaman 54 kilometer, sebuah kedalaman yang cukup umum untuk gempa kuat di wilayah tersebut.
Guncangan terasa luas di berbagai prefektur di wilayah utara Jepang, terutama yang berhadapan langsung dengan Samudra Pasifik.
Peringatan Tsunami Diberlakukan Lebih dari Tiga Jam
Segera setelah gempa terjadi, pihak berwenang Jepang mengeluarkan peringatan tsunami untuk wilayah Iwate, sebagian Hokkaido, dan Aomori. Peringatan tersebut berlangsung selama lebih dari tiga jam, sebelum akhirnya dicabut pada pagi hari.
Baca Juga: Kaleidoskop 2025: 13 Perceraian Selebritis yang Paling Menyita Perhatian Publik Sepanjang Tahun
Meskipun tidak dilaporkan adanya kerusakan besar atau tsunami destruktif, pemerintah menegaskan bahwa langkah peringatan tersebut adalah prosedur standar mengingat kekuatan gempa yang terjadi.
Jepang dikenal sebagai negara dengan sistem mitigasi bencana yang sangat ketat dan responsif, terutama untuk potensi tsunami yang bisa dipicu oleh gempa kuat di wilayah pesisir.
Pemerintah Jepang Ingatkan Potensi Gempa Susulan Besar
Dalam konferensi pers yang digelar setelah kejadian, Morikubo Tsukasa, perwakilan dari Kantor Kabinet Jepang, memberikan peringatan penting terkait potensi gempa susulan.
Baca Juga: Batalnya Hari Bahagia: Dugaan Penipuan WO Ayu Puspita Sejahtera Rugikan Puluhan Pengantin
Ia menyampaikan bahwa berdasarkan data global mengenai pola gempa bumi, terdapat kemungkinan munculnya gempa susulan bermagnitudo 8 atau lebih tinggi dalam sepekan ke depan, khususnya di sepanjang Palung Jepang dan Palung Chishima yang berada di lepas pantai Hokkaido.
“Belum dapat dipastikan apakah gempa besar itu benar-benar akan terjadi. Namun masyarakat diharapkan mengambil langkah penanganan bencana yang tepat dengan tujuan melindungi diri masing-masing,” tegas Morikubo.
Pernyataan ini menegaskan bahwa meskipun peringatan tsunami telah dicabut, periode pasca gempa tetap merupakan waktu paling kritis karena risiko gempa susulan signifikan.
Pesisir Pasifik dari Hokkaido hingga Chiba Diminta Tetap Siaga
Wilayah pesisir Hokkaido hingga Chiba merupakan area yang paling rentan bila terjadi aktivitas tektonik kuat di sepanjang palung. Karena itu, pihak berwenang kembali mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada, meskipun tidak ada rekomendasi evakuasi lanjutan.
Warga diimbau untuk:
- Mengikuti informasi resmi dari pemerintah dan JMA.
- Menjauhi pantai jika terjadi gempa susulan.
- Memastikan kesiapan tas darurat dan jalur evakuasi.
- Tetap siaga selama minimal satu minggu setelah gempa besar.
Gempa Sebagai Pengingat Akan Aktivitas Seismik Jepang
Sebagai negara yang terletak di cincin api Pasifik, Jepang sangat terbiasa menghadapi gempa bumi. Sistem peringatan dini mereka adalah salah satu yang terbaik di dunia, namun kekuatan alam kadang tetap tidak bisa diprediksi.
Gempa magnitudo 7,5 ini kembali menjadi pengingat bahwa aktivitas seismik di wilayah Jepang utara berada pada tingkat yang sangat tinggi.
Meskipun tidak ada laporan awal mengenai korban jiwa atau kerusakan besar, pemerintah tetap mendorong masyarakat untuk menjaga kewaspadaan menyusul potensi gempa susulan besar seperti yang disampaikan otoritas.
Sumber: NHK WORLD JAPAN





